Menjadi Penulis Yang Bersahabat

in #esteem6 years ago


Source

Oleh: @amriadits*
Penulis harus membaca, mendengarkan dan memperhatikan atau bisa juga apa dengan apa yang di imajinasikan. Penulis yang tidak membaca tentunya, apa yang ia ditulisnya tidak utuh dan bahkan bisa menjadi kesesatkan untuk pembaca. Karena itu tidak mungkin seorang penulis handal malas membaca.

Saya sendiri bukanlah penulis handal, saya juga malas membaca secara detail. Karena itu ketika saya menulis harus membaca sepaham saya terlebih dahulu, atau paling tidak apa yang saya tulis bisa dimengerti sendiri.

Ada banyak alasan orang menulis dan ada banyak cara untuk menjadi penulis. Namun jika kita tidak memulai, maka sampai kapan pun kita tidak akan ada karya tulis. Karena itu action adalah langkah pertama sebelum cara menulis yang baik dan benar.

Teman saya sering menanyakan kapan kita memulai menulis? Apa yang akan saya tulis? Bagaimana cara saya menulis? Saya tidak mau menulis, karena saya belum tentu bisa menjalankan apa yang saya tulis.

Masih banyak pertanyaan lainnya, dimana pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah alasan untuk memulai menulis. Untuk memulai menulis, seperti yang saya katakan diatas "tulis saja dulu" baik atau tidaknya tulisan itu urusan belakangan.

Kapan kita menulis? Sekarang, bukan nanti atau besok. Karena nanti, besok atau lusa adalah kata lain untuk tidak memulai menulis. Apa yang kita tulis sekarang? Tulis saja apa yang ada dipikiran anda, berdasarkan apa yang anda ketahui selama ini, atau paling tidak anda bisa menulis biografi sendiri.

Bagaimana menulis? Menulislah dengan membaca setelah menulis, kalau ada kata yang tidak sesuai bisa di ganti. Kalau anda sendiri sudah enak membacanya dan anda paham dengan apa yang anda tulis, maka silahkan tunjukan kepada orang lain.

Waktu SMA saya pernah menulis di sebuah tabloid. Dimana tulisan saya adalah tulisan yang ke 30-sekian yang saya kirim ke redaksi. Karena mungkin redaksi melihat saya lagi dan lagi. Maka redaksi memberikan kesempatan untuk tayang di Tabloid.

Pertama masuk tabloid senang sekali. Tetapi ketika saya baca apa yang saya tulis sudah diedit 99%, tidak ada satu paragraf pun yang tidak diedit. Artinya tulisan saya itu sangat berantakan. Padahal menurut saya sudah sangat bagus.

Setelah itu saya belajar dari tulisan yang diedit tersebut. Saya menyesuaikan setiap kata dengan yang diedit tersebut. Kemudian saya kirim lagi ke redaksi tulisan baru tersebut. Ternyata tulisan saya kembali dimuat redaksi, namun masih banyak sekali yang diedit. Walaupun sudah mulai diterima oleh redaksi.


Source
Saya terus menulis dan mengirim tulisan saya ke tabloid, walaupun saya tidak diberikan apa-apa. Tapi tulisan saya diterbitkan sudah sangat senang. Bisa pamer ke teman-teman. Itu dulu. Sekarang tidak demikian, karena saya terus belajar untuk bisa menulis. Mulai dari menulis di blogger sampai menjadi pendiri media dan sekarang menjadi redaksi majalah Anak.

Waktu menjadi redaksi majalah anak, saya harus belajar tata bahasa anak-anak. Belajar dari awal lagi. Alhamdulillah sekarang sudah bisa menyesuaikan. Mana tulisan yang bisa dipahami anak-anak dan mana tulisan yang mereka tidak bisa mengerti.

Namun sekali lagi, saya bukanlah penulis handal. Karena satu tulisan yang seperti ini saja, saya tulis dalam waktu 3,5 jam. Bayangkan saja satu hari saya hanya mampu memproduksi satu tulisan.

Karena itu orang mengira saya di depan laptop hanya duduk main media sosial atau nonton saja. Padahal saya sendiri tidak suka yang namanya nonton dan saya juga jarang aktif di media sosial sekarang.

Kembali lagi kepada penulisan. Kita belum bisa lebih baik dengan apa yang kita tulis atau mungkin tulisan kita tidak baik untuk di baca orang banyak.

Tulislah yang menurut anda bisa dibaca orang banyak atau anda sudah melakukannya dan baik menurut anda. Bisa juga memberikan warning, bahwa ini belum tentu baik jika di praktekkan.

Karena itu saya sering mengatakan kepada teman-teman, tulislah apa yang anda baca, yang anda lihat atau anda bayangkan (imajiner). Mulailah dengan apa yang ada di sekeliling anda atau yang lebih dekat dengan anda.

Ketika anda melihat Monyet, anda bisa menulis tentang monyet tersebut. Bisa menceritakan apa itu monyet, dia termasuk kelompok binatang apa? Bagaimana dia mencari makan? Bahaya atau tidak untuk manusia? Bagaimana ciri-cirinya? Dimana dia sering menetap dan aneka pertanyaan lain tentang monyet tersebut. Termasuk bagaimana anda memotret monyet tersebut? Menggunakan kamera apa? Bagaimana pengaturan kamera dan seterusnya.


Source
Semakin anda penasaran dengan monyet itu, semakin banyak pertanyaan dan semakin banyak hal yang akan anda tulis tentang monyet itu. Posisikan diri anda sebagai pembaca bukan sebagai penulis cerita, agar anda benar-benar bisa menulis sesuai dengan selera pembaca.

Anda juga bisa memulai menulis lewat hobby anda atau profesi anda. Jika anda seorang guru tulislah tentang pendidikan. Kalau anda seorang petani menulislah cara bercocok tanam. Walaupun anda ibu rumah tangga, anda juga bisa menulis tentang resep memasak.

Akhirnya saya mengucapkan selamat menulis dan berkarya. Demikian, sampai jumpa di edisi selanjutnya.

*) Penulis merupakan Pemimpin Redaksi Majalah Anak Sahabat.

Bekasi, 04 Agustus 2018
Jam: 10:00

Sort:  

Menulis sesuai hobi masing-masing tentu lebih menyenangkan

Hello @amriadits, thank you for sharing this creative work! We just stopped by to say that you've been upvoted by the @creativecrypto magazine. The Creative Crypto is all about art on the blockchain and learning from creatives like you. Looking forward to crossing paths again soon. Steem on!

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 62559.43
ETH 3092.10
USDT 1.00
SBD 3.86