Nenekku pahlawanku

in #esteem5 years ago

imageNenekku pahlawanku; ketika kasih sayang seorang nenek mampu menyaingi kasih sayang seorang ibu.

Mawardi namanya, seorang anak remaja yang hidup di pedalaman desa Kota Subulussalam Provinsi Aceh. Ia seorang santri di salah satu lembaga pendidikan kami, remaja yg mudah bergaul, cekatan dan mampu bersaing dengan teman sekelasnya, dalam hidupnya ia hanya mengenal kasih seorang nenek, ya kasih seorang nenek, hanya kasih seorang nenek yg hanya ia kenal. Namun, ketika itu lidah mawardi tidak bisa berdusta, ia ingin merasakan potongan-potongan buah mangga yg mulai ranum milik pesantren, walaupun neneknya di kampung mampu mengirim mawardi beberapa buah mangga tapi ia enggan merepotkan neneknya. Nahas, setelah sebelumnya meminta izin kepada kami utk mengambil buah mangga Allah berkehendak lain, ia terjatuh, dadanya terbentur, paru-parunya bocor, ia kritis, ia harus dioperasi.

Selaku penanggung jawab, kami hanya mengetahui kalau mawardi hanya memiliki seorang nenek, namun kami tidak pernah bertemu dengan sang nenek sebelumnya. Ketika mawardi dititipkan ke lembaga pendidikan kami, mawardi hanya diantar oleh pak aab sekaligus pencari donatur utk biaya sekolah mawardi. Namun, sehari setelah mawardi melewati masa kritis kami kaget, kami kaget dengan kedatangan seorang nenek yang mencari cucunya yang tengah kritis, nek khatimah namanya.

Nenek yang berusia 82 tahun yang jauh-jauh seorang diri datang dari pelosok kota Subulussalam-Banda Aceh (12 jam perjalanan) hanya utk melihat cucunya. hanya membawa payung, memakai kain sarung, bersendal jepit, kalau boleh kita katakan perawakan nek khatimah persis seperti nenek-nenek yang berjualan di emperan kaki lima, dan membawa satu tas yang berisi mukena, 2 lembar pakaian dan jamu utk cucunya dan tanpa membawa handphone.

Nek khatimah hanya berharap pada mawardi cucunya agar bisa menjadi insan yang berguna bagi orang lain dan bertanggung jawab pada dirinya sendiri.

Walaupun mawardi telah ditinggalkan oleh ayahnya ketika ia berumur 3 bulan dalam kandungan yg meninggal akibat ditembak pada masa konflik di Aceh belasan tahun silam dan ditinggalkan oleh ibu kandungnya ketika ia berusia 5 bulan, nek khatimah tetap yakin bisa membesarkan cucunya sampai saat ini.

Terbukti, selama mawardi belajar di lembaga pendidikan kami, nek khatimah lah yg selalu mengirimkan keperluan harian mawardi, mulai dari makanan, pakaian, hingga ketika nek khatimah memiliki sedikit penghasilan ia tak lupa akan cucunya.

Sampai detik ini, kami pun tidak berhasil mencari informasi dan menghubungi ibunda mawardi. Saya hanya bisa mendengar dari mulut seorang nenek yang berusia 82 tahun kalau ia pun tidak mengetahui pasti kondisi anaknya (ibunda mawardi) sekarang, nenek hanya bercerita kalau anaknya telah memiliki keluarga baru namun tidak tau persis bagaimana kehidupannya sekarang. Nek khatimah bercerita kalau mawardi telah dirawatnya dari umur 5 bulan hingga sekarang, saya mendengar tiap potongan cerita nek khatimah dan tanpa rasa keluh dan kesal terucap dari mulutnya. Ketika saya bertanya "bagaimana bisa nenek membesarkan mawardi? " nek khatimah hanya berujar "anak kandung nenek saja mampu nenek besarkan sampai ia menikah, masak nenek tidak bisa membesarkan cucu nenek? Rezeki udh Allah yg atur".

Logika saya hampir tidak bisa menerima, bagaimana bisa seorang nenek merintih menangis dan kebingungan seperti tangisan seorang ibu yang khawatir akan anaknya, ketika cucunya akan dipindahkan dari ruang HCU ke ruang perawatan sambil berteriak "kemana cucu saya.. Kemana cucu saya!?" yang membuat seluruh perawat rumah sakit kebingungan, bagaimana bisa seorang nenek yg telah berusia 82 tahun harus menanggung beban hidup yg berat yang harus ia lewati dimasa akhir hidupnya? bagaimana mungkin seorang nenek yg sdh mesti istirahat dari beban kehidupan namun masih memiliki rasa tanggung jawab dan rasa kemanusiaan pada orang lain? Hanya rasa kesetiaan, Cinta, kerelaan, pengorbanan, dan kasih sayang yg bisa menjawab itu semua. Dan kali ini saya melihat semua rasa itu ada pada seorang nenek 82 tahun, nek khatimah.

Sosok nenek yg memiliki rasa itu semua, sosok nenek yg enggan dikhidmah ketika saya mencoba menuangkan beberapa sendok nasi ke dalam piring utk nenek dan nenek cuma menjawab "tidak usah nak, nenek bisa ambil sendiri".. Sosok seorang nenek yang masih mau mencucikan baju kotor cucunya tanpa perlu bantuan sedikitpun, sosok seorang nenek yang memiliki prinsip pantang menyusahkan orang lain termasuk anak sendiri selama ia masih mampu, dan sosok seorang nenek yg masih tetap berdoa dan menjaga shalat 5 waktunya.
.....................
Diluar sana mungkin masih ada nek khatimah lainnya tapi kali ini Allah memberikan pelajaran kpd saya melalui nek khatimah bahwa Cinta yg tulus, kerelaan dan pengorbanan yang hakiki bisa mengalahkan suatu keadaan yg mungkin belum bisa diterima oleh logika. Ketika hari ini mawardi mulai bisa berkomunikasi, dada saya terasa sesak ketika melihat seorang cucu memanggil "mak.. mak.. " ia memanggil emak utk seorang nenek 82 tahun yg bukan ibu kandungnya.
----------------------------------------------- image
Ya Allah jadikanlah kami orang tua yg shalih yg bisa bertanggung jawab atas amanah (anak) yg engkau titipkan pada kami.. Jadikanlah pula kami anak-anak yg shalih yg mampu merawat orang tua kami tanpa merasa terbebani dan kumpulkanlah kami semua ke dalam surga-Mu bersama orang-orang yang kami kasihi.

Sort:  

Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/8eHupPq

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 71297.37
ETH 3698.84
USDT 1.00
SBD 3.75