Lebaran dan Fenomena Bakar Mercon

in #esteem6 years ago (edited)

image

5 Ramadan terakhir suasana Hari Raya Idul Fitri semakin terasa. Satu sisi kita merasakan kesedihan sebab bulan berkah akan meninggalkan kita. Satu sisi lagi kita akan merasakan kebersamaan lebaran.

Menjelang lebaran, ada satu fenomena menarik, yaitu kesenangan anak-anak membakar mercon. Mercon merupakan bubuk yang dikemas dalam kertas. Biasanya mercon digunakan untuk memeriahkan suatu kegiatan. Ya, memang tak dapat dipungkiri bahwa tradisi ini tidak terlepas pro-kontra.

Saya pribadi merasakan bahwa suasana malam semakin hidup dengan membakar mercon. Semakin dekat lebaran, anak-anak di kampung mulai berkumpul di beberapa titik. Biasanya mereka keluar dengan membawa sepeda masing-masing. Tidak lupa mereka membawa mercon di kantong celananya.

Mercon terdiri dari beragam jenis seperti mercon gasing, terbang, bintang, kupu-kupu, dan sebagainya. Cara membakarnya beragam yaitu dengan menyalakan sumbu atau kepala mercon. Kalau kami dulu membawa obat nyamuk bakar. Kami bakar ujungnya sehingga apinya bertahan lama. Mercon dibakar menggunakan api itu.

image

Malam ini saya membakar mercon bersama adik saya sebabyak 40 batang. Kami membakar sebelum isya agar tidak menganggu ibadah salat isya maupun tarawih. Suaranya menggelar hingga terdengar sampai jarak 100 meter lebih. Salah satu keunikan membakar mercon adalah disambut oleh pihak lain.

Mereka menganggap suara mercon sebagai kode pancingan ikut membalas suara mercon. Saling membalas pun terjadi yang hanya dianggap sebagai kesenangan. Tidak ada yang kalah di sini meskipun menganggap pembakar mercon satu lagi sebagai "lawan".

Tradisi membakar mercon sendiri membawa keuntungan bagi para pedagang musiman. Kita bisa melihat di berbagai kios dan lapak kaki lima di pasar menjual mercon. Dominan peminatnya anak kecil. Mereka yang memiliki uang banyak akan membelinya hingga satu kotak. Yang terpenting ialah pengawasan orang tua terhadap anak-anaknya saat membakar mercon.

Kita bisa melihat anak-anak tertawa ketika membakar mercon. Kehadiran anak-anak membuat suasana kampung semakin meriah. Kebahagiaan anak di perkampungan juga menjadi kebahagiaan kalangan tua meskipun tidak semuanya.

image
Menjadi kebahagiaan tersendiri bagi anak-anak saat menikmati momen lebaran.

Berbeda dengan Hari Raya Idul Adha atau Hari Raja Haji. Suasana membakar mercon tidak begitu meriah. Kata orang tua, tidak bolehnya membakar mercon sebagai bentuk penghormatan kepada umat Islam yang melaksanakan ibadah haji. Katanya, kalau membakar mercon di waktu itu akan membuat umat yang beribadah haji kepanasan. Saya tidak mempercayainya di usia sekarang ini. Akan tetapi tetap saja lebih baik tidak membakar mercon saat lebaran haji.

Jemaah steemian seluruhnya, Anda boleh saja setuju dengan tulisan saya ini. Bila berkenan, silahkan berikan komentar Anda! Terima kasih udah berkunjung dan membaca postingan saya.

Gambar: 1, 2, 3

Sort:  

Bek tuwoe malam kedua uroe raya neu meulangkah jalan u garot.

Peu na acara inan, Bang? Teut mercon nyeuh? Hehe.

Garot merupakan sebuah daerah yang sangat kompak dalam berbagai hal termasuk bagian tetp bude trieng atau bude karbet.

Asal jangan bakar diri aja alias pelipisnya

Haha. Baik, Kak.

Terimakasih telah menggunakan #ramadan-tkf, ditunggu artikel berikutnya, segala yang berkaitan dengan Ramadhan

Salam hangat dari Kanada,

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 64400.33
ETH 3140.71
USDT 1.00
SBD 3.93