dahsyatnya kekuatan cinta

Di hari-hari ini kita membaca anak-anak muda yang sukses, di dalam maupun luar negeri. Banyak anak muda yang mampu mencatatkan pencapaian dalam usia yang sangat dini. Ada penemuan, kepeloporan dan keberhasilan-keberhasilan, yang kalau kita lihat hanya sepintas saja sungguh-sungguh menakjubkan.

Islam mengajarkan kepada kita bahwa segala sesuatu pasti melalui proses. Cerita kesuksesan selalu di baliknya ada perjuangan. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman di dalam Surah Al-‘Ankabuut “walladziina jaahaduu fiinaa lanahdiyannahum subulanaa, wa innalloha lama'al-muhsiniin” - Orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, maka kami akan berikan petunjuk kepada mereka. Dan Allah senantiasa bersama orang-orang yang berbuat baik.

Kita bisa menurunkan makna ayat ini dalam konteks yang relevan dengan kehidupan kita. Bahwa apa yang kita lakukan pada hari ini adalah fondasi untuk masa depan kita. Sering orang dulu mengatakan, keraslah pada dirimu saat muda agar dunia lunak pada dirimu saat dewasa. Ini mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada yang instan. Orang arif pada masa yang lalu mengatakan “Man saara ‘ala darbi washala” – Siapa saja menjalani atau menempuh jalannya, maka akan sampai (pada tujuannya). Oleh karenanya, penting bagi kita semua, anak-anak dan generasi muda kita untuk kita letakkan mereka dalam kompetisi-kompetisi yang positif.

Manusia selalu berada dalam kompetisi. Tumbuhnya kompetisi yang positif di kalangan anak-anak bangsa, adalah fondasi yang kuat untuk kemajuan Indonesia di masa yang akan datang. Maka jika ada kecurangan, misalnya di dalam Ujian Nasional, sesungguhnya yang menyedihkan kita bukan kasus itu sendiri, tetapi menunjukkan ada bagian dari anak-anak muda kita yang tidak mampu berkompetisi secara positif.

Mari kita bangun keteladanan kompetisi yang positif ini, termasuk dalam kompetisi apapun yang akan dihadapi bangsa kita ke depannya.