Saat Itu Aku Masih Santri

in #esteem6 years ago

FB_IMG_1534091445834.jpg

Mulai selamat dari kontak senjata yang berulang2 hingga selamat dalam dahsyatnya gelombang tsunami

Sepengal nasehat penting dari orang tua

Air mataku menetes pelan, saat aku harus meninggalkan kedua orang tua yang sangat kucintai, tepatnya tanggal 2 juli tahun 2000 aku melihat tatapannya, penuh harapan tak terpacar sedikit pun rasa sedih di bola matnya, saat itu seperti terpatri semangatnya yang tertular otomatis dalam diriku, dari mata aku melihat seakan abi pengen katakan sesuatu, namun tak ada satu kata pun yang keluar, dan aku mencium tangannya pamit, saat aku mencium tangannya aku mendengar pesannya "menjadi laki yang hebat itu tidak ada cela" lama aku mencium tangannya berharap abi menyampaikan sesuatu yg lain, karena abi emang sudah diketahui banyak orang sangat sedikit ia bicara, nasehat lain pun tak ia tambahkan

Aku mendekati ibu kupandang wajahnya dengan air mata yang penuh namun tak tumpah, seiring tangan ibu dan aku bergerak bersamaan bersalaman dan aku mencium kuat kuat sambil kututupi rasa malu air mataku tak bisa tertahan lagi, aku mendengar pesan " anak laki ngak boleh cengen bukan untuk hari ini tapi selamnya" kata itu seakan menghentiakan air mata ku yang menetes hingga aku dengan kuat berjalan salaman dengan sanak kelurga yang sudah berkumpul datang rame rame kerumah pelepasan saya akan nyantri ke BUDI Lamno

Sebuah ransel kecil hitam tas sekolah itu telah aku sunlap jadi tas baju, tak banyak barang bawaan hanya satu dus yang sudah terisi barang tutipan sanak keluarga akupun tidak tau isi, ditambah sutu guni kecil yang setengahnya terisi barang barang entah apa apa yang aku tidak tau saat itu

Aku sudah jadi anak rantau aku mandiri

17 belas tahun yang lalu belum ada mobil angkutan lintas woyla banda aceh karena itu beberapa keluarga mengatarkan kami hingga ke simpang pribu aku menunģgu mobil angkutan L300 buraq masa itu bersama cek em yang akan sama sama ke dayah lamno

Lebih kurang dua jam setengah kami menggu mobil mini bus putih pun nongol, aku membaca ada tulisan dikaca bagian depan "buraq" oow ini maksud orang kampung nanti kamu akan naik buraq, karena aku hanya kenal dari dengar cerita kalau di bilang buràq kenderaan isra' mi'ratj nabi, ah namanya orang kampung ada ada aja

4 jam perjalanan saya tiba di suatu komplek yang di penuhi remaja dan pemuda yang berkain sarung dan di kepalanya semua berpeci aku melihat mereka ramah ramah semua tersenyum saat kami melangkah turun dari mobil didepan komplek itu, ternyata setiap setiap mobil yang berhenti pasti jadi perhatian para santri berharap ada kirimannya yang datang hehhehe

Sambutan hangat dari berapa santri membuat aku sangat nyaman salah satu santri itu yang masih membekas dalam ingatan tgk pari orang panga, aku betul betul nyaman di buat mereka, baru beberapa hari kemudian baru aku menyadari ternyata cek em atau teungku abdullah arif kini pengasuh dayah miftahul jannah woyla adalah orang yang juga punya pengaruh di dayah budi pantas sangat hangat sambutan dari orang yang belum aku kenal begitu lintasan pikiranku

Aku sudah mulai menikmati suasana pondok mulai dari kena siram air jelang subuh akibat mengabaikan pemberitauan "areh" hingga "angkot tanoh mirah* karena telat jamaah, aku benar benar telah mengubah kebiasaan malas dan manjaku, yang selama ini nyuci masak tak perlu di pikirkan namun semua itu telah bisa kujalani dengan baik sendiri, aku udah mandirilah ecek2 hehehe

Aku adalah santri dan pelajar di tengah situasi perang

Namun ada banyak hal yang aku sama sekali tidak aku nyangka kalau lamno adalah wilayah basis pengerakan aceh merdeka paling kuat di pantai barat selatan saat itu di bawah pimpinan abu arafah sebagai panglima GAM wilayah mereuhom daya

Melihat tentara aceh merdeka dalam jumlah banyak yang di lengkapi dengan senjata lengkap berbagai jenis tidak lah asing atau menakutkan lagi bagi kami remaja saat itu, karena itu sudah menjadi pandangan hari harian bahkan fase tahun 2000 hingga tahun 2003 sangat dominan kekuasaan wilayah perkampungan di kuasai oleh GAM, sampai 17 agustus 2001 dan 2002 pada momen hari kemerdekaan RI sudah bisa pastikan suara ledakan "napoh" sejenis bom rakitan dan suara tembakan ak47 menghiasi langit2 malam 17an sebagai pusshow dan menakuti2 masyarakat dan siapapun yang merayakan hari kemerdekaan RI

Pase 2002 - 2003 kontak senjata sudah sangat sering hampir tak bisa dihindari akibat dominannya TNI BKO yang ditempatkan di wilayah lamno untuk meminimalisir gerakan aceh merdeka

Saat itu aku masih santri kami bertahan belajar dalam situasi perang ancaman tekanan menjadi makanan mental kami juga ada yang seusia kami harus duluan menghadap ilahi baik karena peluru nyasar, salah paham dari kedua yang bertikai tidak sedikit juga yang terlibat ikut latihan perang dan kini ngak tau entah kemana mereka yang pernah belajar gunakan senjata

Aku merasa sangat sulit dan benar benar menderita dengan kondisi situasi itu lebih parah lagi aku harus keluar komplek pondok tempat aku nyantri karena aku juga terdaftar sebagai siswa SMU N 1 jaya lamno hinggga tiap pagi aku harus menembus situasi sulit itu 5 sampai 6 km, tidak jarang bagi aku, tidak bisa pulang dari sekolah karena harus tunggu selesai kontak senjata gunung tvri, tutue ulee dong, dan belokan gunong tanoh mirah, hampir bisa di pastikan jika lewat pasukan TNI yang mengantar logistik kepantai barat atau ada penukaran pasukan sampai wilayah lamno pasti di jamu dengan rentetan senjata serbu ak47 meskipun tiada korban

FB_IMG_1533839675652.jpg

Selamat dari peluru kematian saat perang kami saksikan dengan nyata

Aku tidak tau persis tanggal apa hari itu yang yang aku ingat di mobil reo pasukan TNI itu bertuliskan linut hasanuddin makasar, jam 10 kami di mintakan pulang sekolah oleh guru karena ada kontak tembak di jembatan babah dua pasukan TNI diserang GAM dari seberang sungai, pasukan TNI yang berjumlah sangat banyak itu sekitar puluhan reo itu ternyata tidak cuma diserang di babah dua tapi juga di rentet oleh GAM pada jembatan atau tutue ulee dong dan juga dihadang di gunung tanoh mirah sepertinya pasukan GAM pimpinan abu arafah II, sudah merencanakan dengan matang penghadangan besar besar ini

Lebih kurang Jam 12 suara kontak tembak di jembatan babah dua menghilang sepertinya para pasukan GAM hanya melakukan shot and run, kami kerumunan para pelajar di arahkan oleh pasukan TNI sudah boleh lewat dan didampingi oleh pasukan TNI berjalan barengan salah seorang dari prajurit TNI meyakin kan kami sudah aman katanya, dan kami hanya bisa jalan kaki lebih kurang 1km dari matara ke babah dua sampai babah dua kami di arah kesalah satu halaman rumah, kebetulan rumah itu punya kawan seangkatan fadliyah seorang anak cewek beda ruang dengan aku

Kami lama menunggu di rumah itu dengan posisi duduk semua, dengan pandangan pasukan TNI siap siaga yang ada di sekeliling kami saat itu kami benar benar tak paham apa yang akan terjadi mati atau selamat, jantungku berdetak kencang dalam pikiranku jika TNI di samping kami itu di serang pasti kami mati semua karena kami tanpa jaket anti peluru, Alhamdulillah detik detik itu teourlewati hingga kami diapat kabar kawan ulee dong sudah aman dan bisa di lewat, kami dapat arahan bergerak

Saat kami sudah bergerak dan berkumpul di jalan rencana pulang jalan keaki beberapa pasukan TNI berjalan duluan di arah depanyir kami belum bergerak tapi sudah ngumpul di jalan mau pulang tiba tiba pasukan TNI yang di depan kami di serang oleh pasukan GAM dari arah Gunung pemancar tvri kami dengar teriyakan kuat dari prajirit TNI mengarahkan kami... tiaaaaraaaab..... begitu terikan beberapa pasulakan sambil melotot kearah kami, karena gerakan kami tidak secepat meraka

Aku saksikan kaya kayu patah2 direntet rkeyrpeluru dan hamburan air sawah alue mei terpencar akibat benturan peluru GAM dari gunung tvri suara ak47 dan F16 saling sambut menyambut beberapa pasukan TNI memastikan kami aman dari arah serbuan lawannya

Aku tidak merasakan perasaan apa apa lagi hanya mengikuti arahan trus merayap hingga ke posisi aman

Tidak lama hanya 10 sampai 20 menit suara ak47 terdiam dan tidak lagi bersuara satu persatu pasukan TNI mulai keluar dari paret samping jalan sesekali juga masih mengarahkan pelurunya ke arah GAM naman sampai setengah jam kemudian benar benar tidak ada lagi balasan oleh GAM, mungkin mereka sudah lari

Kami pun dapat arahan lagi untuk boleh pulang suasana sudah aman, saat itu sambil jalan kami dengan lugunya etah bidoh..... kami berlomba lomba siapa paling banyak dapat kelongsongan peluru memungut sambil pulang aku juara 3 terbanyak waktu itu hehhehehe
Namanya aja masa sekolah antara bodoh dan lugu......

Tiba di dayah budi jelang ashar

Aku terheran2 dan bingung gelisah takut dan kaget mengapa di komplek yang begitu banyak santri namun senyab dan sepi tak terdengar suara apa apa, karena rasa lapar sangat bergejolak di perutku hampir menyaingi suasana perang tadi aku langsung menuju dapur aceh barat, alhamdulilah masih ada nasi lengkap dengan ikan goreng sambal lado, aku makan dengan lahap karena aku dari pagi belum makan jajan pun tak sempat apa lagi makan siang, yang ada bau miciu peluru yang menyengat saat jadwal makan siang itu

Setelah makan dengan baju sekolah tas masih di bahu aku menuju sungai rencana mau wudhu' shalat dhuhur belum sekalian ashar jika semua saudara ku telah hilang aku akan doakan dalam shalat ku nanti begitu bigitu lintasan jiwa ku

Namun Sesampai dekat kabilah aceh barat baru aku menyaksikan banyak mata santri guru sudah berkumpul di dalam masjid dan bale seng semua terdiam dan memandang ku entah apa di pikirannya tak ada bahasa tak ada basa basi semua diam dan cuma memandang, langkah ku hampir tertahan, namun hatiku berkata aku belum shalat shalatlah dulu, hingga langkah ku makin ringan,

Aku terkaget saat sapaan itu dari salah satu prajurit TNI yang sudah ada didepan ku, mau kemana ? Tanyanya, wudhu' kesungai, aku belum shalat 2 waktu dzuhur dan ashar boleh tanyaku... ia hanya menganguk aja, aku pun mencoba melangkah dengan langkah yang berat

3 Orang GAM meninggal

Ternyata kontak tembak paling lama itu di tanoh mirah yang sangat dekat dengan dayah budi hingga ada yang korban, terbenar lah firasat ku seperti ada kematian teryata dari pihak orang GAM bukan dari santri, dari arah sungai aku melihat di seberang sungai ada banyak warga temarem bersama TNI mengambil jenazah tentara GAM yang tewas 3 orang

Selesai aku shalat di bilek gang kantoh ateh ternyata teman santri dan guru sudah dipersilakan sholat dan bubar tidak perlu kumpul lagi di dalam mesjid

Situasi mencekam seperti itu sudah menjadi kebiasaan hingga mental kami pelajar dan santri terbentuk bahwa kontak tembak tidak lagi menakut kan bahkan banyak yang sudah meramu dengan cerita ulok2

Gempa dan Tsunami

Pagi itu 24 desember 2004, aku juga masih santri, mentari pagi itu tak seterang pagi biasa aku berlari lari pagi betsama 2 kawan lainnya ke arah matara karena subuh minggu kami libur ngaji, tidak sedikit juga yang memilih main bola, sesampai aku kematara di sebuah warung kami pesan susu panas 3 sambil membaca koran serambi indonesia pengen tau dimana ada korban lagi hari ini,

Tiba tiba gempa dengan kekuatan sangat dahsyat terjadi kami tidak bisa duduk diatas kursi, berdiri pun susah, lalu kami tiarap semua yang ada di warung itu sambil mengucapkan lakhalla walakhawata illabilla hil'adhim, di hatiku terbesit apakah ini kiamat? tapi kenapa hari minggu bukankah gempa kiamat itu hari jumat begitu guman dalam hati dengan penuh kegundahan

Setelah gempa berhenti kami berlekas pulang mau, sesampai di jalan kebetulan ada seorang kawan sekolah namanya fahmi kami panggil siblack di sekolah, ia emang setiap minggu dan hari libur narik becak, segera ia hentikan becaknya di depan kami, mate tanyo ek bagah ju, itu lah kata terakhirnya... dan iapun menghilang bersama gelombang tsunami sesampainya dirumah di kuala allahummafirlahu..

Setiba aku didepan dayah budi aku menyaksikan semua santri guru berkumpul di jalan menhindari runtuhnya bangunan, tiba tiba kami menyaksikan di arah barat seperti air terjun diantara celah dua gunung itu air itu berhamburan semua kami berlarian entah kemana tampa arah...

Aku berlari kearah dapur firasatku jika banjir raya setidaknya aku sudah makan, setiba aku di dapur aceh barat aku menyaksikan air sungai kering ikan ikan seperti tak berdaya melompat lompat di atas tanah basah tampa air mata ku terpana ya allah apa yang terjadi bingung takut gundah gelisah lengkap sudah

Sedang dalam kebimbangan terheran heran aku perhatikan kebun pohon kelapan dan pohon lain di arah ujong muloh terlihat lewat hamparan sungai tumbang seoerti ada yang menyapu, suara gemuruh makin dekat dan akan hanya mampu berlari hingga sampai gang koperasi dengan piring nasi di tangan berhamburan ku lepaskan melangkahi anak tangga dengan segala daya dan kekuatan agar sangat cepat berlari naik, begitu aku sampai lantai 3 semuanya sudah tersapu bersih bagai rumah rumah pasir bagunan dayah budi hancur ilang tampa berbekas kecuali hanya bilik gang koperasi tempat aku selamat, itu pun hancur lantai satu dan dua namun tidak runtuh dan kabilah aceh besar yang tersisa yang lain lenyab sekiletika seiring gelombang menyapu...

Aku mencoba menembus atap di lantai 3 dengan beberapa kawan yang ada di situ saat itu lah aku menyaksikan perkampungan sekitarnya telah ilang tanda tanda dari atas lantai 3 itu aku saksikan hanya hamparan air yang sanagat luar dan deras berputar, saat itu kulihat lambaian minta tolong orang orang yang di seret kelautan oleh gelombang, kami tak berdaya hanya air mata dan doa yang tersia seakan kehidupan telah berakhir karena sangat sedikit makhluk hidup yang terlihat

7hari 7malam kerja ngurus manyat hunggat tangan ilang rasa

Setelah air turun beberapa saat kemudian kami bersama teman teman turun pandangan mengerikan sudah menjadi tatapan kosong kami, yang terlihat manyat manyat dan bankai hewan serta puing dan kapa tumpukan tsunami langkah aku bergerak pelan dengan sisa tenaga yang ada menuju miss budi karena aku meluhat ada aba asnawi dan abon amir di atas atap saya makin semangat saat makin jelas disana masih ada tanda tanda kehidupan

Sesampai saya du miss saya lihat teungku mustafa husen dengan badan penuh lumpur mata merah penuh dengan air mata, lon sedih, adek lon jamilah lheh bak jaro lon dan ka gewo bak allah ungkapnya ( saya sedih adik saya jamilah lepas ditangan tidak mampu diselamatkan dan sudah pulang ketahmatullah)

Aku berkekas naik lantai 2 aula miss namun pandangan hampir jatuh hantung ku ratusan orang sedang naza'a ada yang sudah meninggal ada yang organnya tidak utuh banyak bagian tubuh yang terpisah, para santri wati yang berkumpul disana ternyata air jauh lebih tinggi dari kantai dua itu, sepertinya lantai dua yang tebuat dari kayu itu menghantam ke plaflon yang terote dari kayu sehingga mereka sama sekali tak berdaya hampir semua santri wati yang dalam aula itu meninggal kecuali yang terlempar keluar

Minggu pertama kami santri yang selamat berkumpul di mesjid sabang dan mengurusi jezah jenazah angkut kumpul sebagian dimandikan untuk di kebumikan di pemakaman massa, ratusan mayat kami angkut angkat hingga banyak tangan kami hilang rasa itu efek bersentuhan langsung dengan manyat tanpa sarung tangan

Pulang jalan kaki 6 hari 5 malam

Saat itu aku masih santri minta izin sama aba pimpinan dan guru kami untuk kami pulang bersma mustafa husen sudirman orangan lambalek,

(Bersambung)

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 64386.10
ETH 3142.17
USDT 1.00
SBD 3.98