Hidup sederhana, sopan dan jujur

Orang Aceh jaman dahulu mengajarkan kepada anak cucunya untuk hidup sederhana, sopan santun dan jujur dalam hidup bermasyarakat, banyak sekali kata-kata berbentuk pantun yang masih di lestarikan masyarakat sebagai filosofi dalam kehidupan.

Berikut beberapa pantun yang menjadi filosofi masyarakat aceh sampai sekarang :

1. Mengajarkan tentang kesederhanaan
   " tajak beulaku linggang, tapinggang beulaku ija, tangui beulaku tuboh, tapajoh beulaku atra ". pantun ini sering diucapkan orang tua kita sebagai nasehat, agar dalam pergaulan bermasyarakat hendaknya kita bisa hidup sederhana.

1. Mengajarkan tentang kesopanan
   " jak ube lot tapak, duek ube lot punggong " filosofi ini sangat berguna bagi kita dalam pergaulan bermasyarakat. Makna pantun tersebut sangat erat kaitannya dengan kehidupan, karena ini menyangkut dengan perilaku dan tata krama untuk saling hidup menghargai dan menghormati.

1. Mengajarkan tentang prilaku jujur
   " meunyo pijet taboh bak sapai, ka teunte gatai tateume rasa, meunyo sulet taboh keu pangkai, ka teunte kanjai tadjoek keu laba "
   Nasehat ini ditujukan buat orang-orang yang suka berbohong, karena perilaku ini sangat merugikan orang lain dan diri sendiri. Ibarat kata pepatah " sepandai-pandai tupai melompat, sesekali kan jatuh juga, sepandai-pandai menyimpan bangkai, lama-lama kan tercium juga".