TeHaWe

TeHaWe bukan sebuah kosa kata atau kata baru dalam kamus bahasa Indonesia, melainkan sebuah singkatan (TeHaWe). Apa itu TeHaWe, itulah tiga hal yang dapat membuat seseorang hancur, baik secara ekonomi, karir, maupun politik.

Berawal dari Te, kemudian orang tersebut akan mendapat Ha, karena sebuah godaan maka dia juga akan mendapatkan We. Maka secara perlahan, dia atau mereka itu akan "selesai" nasibnya di segala bidang.

Meskipun masalah ini telah banyak diuraikan dalam berbagai bentuk ulasan cerita, baik cerita fiksi yang di sinetron kan maupun sebuah kisah nyata yang kerap menjadi pandangan kita sehari-hari.

Ketiga huruf itu saling merugikan atau ada pihak yang dirugikan dalam mendapatkan setiap tahapan kata. Untuk mendapatkan Te terkadang menghalalkan segala cara, terjadi suap atau money politik dalam dunia politik. Begitu pula halnya untuk mendapatkan Ha, segala cara juga digunakan, termasuk cara-cara sebagai jalan mulus menuju neraka. Cara haram misalnya, menipu, korupsi, atau kegiatan ilegal yang dapat dilakukan atas pengaruh Te. Kemudian dia mendapatkan We, ada We lain yang dikorbankan, dikhianati, kecewa, atau ditinggalkan begitu saja demi mendapatkan We yang mulus.

TeHaWe setidaknya menjadi istilah baru bagian dari faktor runtuhnya seseorang.

Semua orang menginginkan dan bahkan menjadi cita-cita hidup untuk mendapatkan Te dan Ha, sedangkan W merupakan konsekuensi bagi mereka yang berburu nafsu.

Tidak sedikit pengusaha, politisi, birokrat, harus berhadapan dengan hukum akibat TeHaWe itu. Bukan fenomena baru, tapi sudah menjadi kebiasaan bagi mereka. Jadi jangan heran, seseorang melakukan tindak pidananya korupsi akibat TeHaWe itu. Pengaruh We tentu lebih dominan dalam mencari dalang penyebab utama mereka masuk penjara atau setidaknya harus berurusan dengan lembaga Anti rasuah.

Tentu adalah Tahta atau jabatan, Ha adalah Harta atau kekayaan, dan We adalah Wanita atau perempuan. Tidak hal inilah yang membuat seseorang akan runtuh dalam segala bidang karena mengedepankan nafsunya.