Bukan Kebun Binatang Pastinya

Gambar Ilustrasi. Sumber gambar : lifestyle.okezone.com

KRS (Kartu Rencana Studi) adalah lembaran yang harus ku isi di hari itu bukan hanya aku, tapi setiap mahasiswa/i di Akper. Lembaran KRS berisi daftar mata kuliah yang harus di ikuti di semester ini dan lembaran itu harus di tanda tangani oleh pembantu direktur bidang akademik, dosen pembimbing dan juga aku.

Setelah semua usai, aku menuju ke parkiran. Menyapa si motor sang sahabat sejati dengan memutar kunci, sepertinya dia sehat-sehat saja. Bagaimana aku bisa tahu kabarnya? Dengarlah baik-baik, suara mesinnya masih seperti biasa, halus dan lembut.

Aku mengenakan helm yang di beri oleh tukang dealer, namun semua logo merek dagangnya telah ku copot. Dan di belakang helm, aku menempel stiker toko distro. Bukan apa-apa sih, biar nampak beda aja.

Kejadian sial terjadi kemarin, aku menyetem gitar menggunakan alat bantu berupa software. Namanya juga aplikasi lah ya, tidak selamanya programnya bisa berjalan lancar. 

Aku terus memutar-mutar tuas di ujung gitar dengan tujuan menemukan nada yang pas. Apalah daya, senar nomor 1 tiba-tiba putus. Beruntung, senarnya tidak mengenai mataku. 

Aku mondar mandir di keramaian kota sambil melirik-lirik toko musik di sisi jalan. Cukup susah rupanya mencari senar gitar disini, di fotocopy pun aku tidak menemukan senar yang sedang kucari, ups lebih tepatnya mereka para pedagang foto copy disini tidak menjual senar gitar.

Motor ku pacu dengan kecepatan rendah. Mata terus melirik-lirik, namun tiba-tiba dari semak belukar muncul seekor Babi. Saya terkejut dan spontan mengatakan "Eee, buyyy" (Buy = Babi) ukurannya besar, sepertinya itu adalah babi hutan. Beruntung dia tidak lari kejalan namun berlarian santai menuju ke bukit-bukit. 

Di kampungku, Babi sangatlah di buru untuk di bunuh. Karena si Babi ini memakan manusia, otomatis kedatangannya sangat meresahkan warga. Pernah di suatu hari, para pemuda di kampungku lagi asik-asiknya bermain bola kaki. Memang lapangan bolanya dekat dengan area perbukitan. Tiba-tiba seekor babi berlari masuk kedalam lapangan dan menuju pada seorang pemain, semua orang kocar kacir berlari terberit-berit menyelamatkan diri masing-masing.

Beruntung, di hari itu tidak ada korban jiwa.

Pertanyaan demi pertanyaan mulai keluar dari otakku. Kenapa bisa disitu ada Babi? 

Pada akhirnya, aku tetap berasumsi bahwa jalan yang kulintasi bukanlah area kebun binatang. 

Bagaimana dengan senar gitarnya? Aku berhasil menemukan penjual senar. Namun, yang di berikan bukanlah senar akustik melainkan senar elektrik. Tapi itu bukanlah sebuah masalah besar, selama di akustik senar itu berfungsi sebagai senar no 1, kenapa enggak?