KENAPA AKU BODOH

(gambar di meseum tsunami, saling membantu)

Aku tak mengerti dengan diriku sendiri, selama ini selalu belajar dan belajar hingga ke perguruan tinggi tapi kenapa aku tak sepandai mereka? Aku merasa kalah dan tertinggal dalam berbagai ilmu pengetahuan. Kenapa aku susah mendapatkan ilmu seperti orang lain dapatkan, aku merasa iri dengan kepandaian orang lain karena aku juga ingin seperti mereka. aku ingin memiliki wawasan tinggi mengejar ilmu ke seluruh penjuru dunia tapi kenapa aku tak bisa. Kenapa dengan aku ini? Apakah aku memang tak memiliki bakat itu atau memang aku tak ditakdirkan menjadi orang pandai?

Saat berkumpul dengan orang-orang hebat yang berada dikampung yang sudah memiliki wawasan dan ilmu yang sangat banyak aku sedikit canggung duduk bersama mereka apalagi kalau dalam pembahasan mereka yang aku terlihat linglung tak tahu menyahut apa, kadang terkesima dengan apa yang mereka katakan, belum lagi bahasa inggris yang mereka bicara bagaikan air mengalir sedangkan aku bahasa indonesia saja masih kayak kambing naik batu

bagaimana aku bisa pandai seperti mereka, punya wawasan tinggi dan punya pengetahuan yang mendalam dan bisa mengajarkan kepada orang lain yang aku miliki. Dalam keseharian aku selalu berjumpa dengan para pemuda hebat nan berbakat yang diluar jangkauan aku sendiri, kadang aku merenungi diri sendiri kenapa aku bisa begini? Aku mahasiswa namun wawasan tidak ada kalah dengan anak desa walau tidak kulaih namun memiliki wawasan dan ilmu pengetahuan yang bisa diajarkan untuk orang lain.

(aku yang hanya bisa habiskan uang orang tua)

Mesti tingkat mahasiswa seperti aku ini sudah memiliki suatu bakat yang hebat karena sudah ditantang oleh masa depan yang sebentar lagi mengancam apalagi zaman sekarang yang tak pernah bisa di ajak kompromi, siapa cepat dia dapat, siapa hebat dia yang menang, dan siapa pandai dia yang akan bahagia.

Tidak lama lagi aku mengakhir dunia pendidikan apa aku akan memiliki gelar atau akan tertunduk malu melihat kesuksesan kawan-kawan dengan baju toga dengan senyuman bahagia dengan rasa bangga dengan membahagiakan orang tua. Namun aku bisa apa? Terlihat bodoh dan bodo.

aku sering bertemu dengan banyak kawan seperjuangan mereka pada sukses dan hebat mendapat pengakuan dari orang-orang bahwasan dia memang sang juara.

(Lihat kawan satu ini mirip sekali seperti jurnalis)

Kini aku tak tahu harus aku perbuat lagi hari demi hari aku mengalami suatu kemunduran dalam pertempuran yang tak memiliki hasil yang berbeda dengan yang lain yang selalu memiliki hasil kinerja yang luar biasa dan mendapatkan apresiasi dari siapa saja. Apakah aku harus menyerah dan pasrah akan takdir? Namun bila itu terjadi mungkin lebih bodoh dan sangat bodoh karena di luar sana masih banyak yang ingin kuliah dan mendapatkan ilmu. Mungkin walaupun aku bodoh tak boleh menyerah dan terus berusaha insya allah pasti ada jalan menuju kesuksesan.

Allah maha tahu dan maha mendengar keluh kesah hamba, pasti setiap hamba yang yang taat akan diberikan jalan yang baik untuk menuju kesuksesan dan ada cara lain dituntun menuju sebuah kebahagia...