#ETNOGRAFI (SERI TEMPAT DAN ISU) : TOURISM DAN SURFING DI PANTAI LHOKNGA

Pantai dengan jarak kurang lebih 20km atauu kurang lebih menempuh waktu 30 menit dari kota Banda Aceh ini terdapat di jalan lintas Banda Aceh- Meulaboh. Pantai Lhoknga ini bersebelahan dengan pantai Lampuuk, yang memiliki ciri khas sendiri yang mana bila pantai Lampu’uk memiliki rekreasi jejeran pondok tempat makan dan banana boat-nya. Pantai Lhoknga juga memiliki ciri khas tersendiri yaitu menjadi pilihan tempat surfing internasional, kesamaan kedua pantai ini adalah tempat pilihan yang cocok untuk melihat sunset yang indah. Pasir yang bersih dan juga warna laut yang hijau hingga biru juga menjadi alasan pantai ini sangat ramai dikunjungi. Jika di pantai Lampu’uk terdapat tebing dipinggir pantai yang sangat indah, di pantai Lhoknga juga terdapat lapangan golf.

Pantai Lhoknga menjadi salah satu tempat favorite pecinta surfing di dunia internasional. Karena pantai ini memenuhi kriteria untuk surfing yang mana didukkung oleh ombak nya yang tinggi. Ada bulan tertentu untuk tourism datang melakukan aktivitas surfing.

Ketika saya bertanya pada Pak Maman salah seorang pemilik homestay di Lhoknga kapan pertama kali para tourism baik domestic maupun internasional pertama kali datang ke Lhoknga untuk surfing, ia mengatakan seingatnya saat masih kecil sekitar tahun 80an mereka datang kesini. Pak Maman sendiri penduduk pribumi di Lhoknga, menurut informasinya juga biasanya para tourism tinggal homestay kawasan Lhoknga ini hingga berbulan-bulan, namun ada juga yang hanya berminggu-minggu. Ada yang datang sendiri, bersama keluarga termasuk anak-anak mereka. Berbagai profesi yang datang untuk surfing, mulai dari yang bekerja di pemerintahan hingga non-pemerintahan. Yang paling sering berkunjung untuk surfing menurut informasi beliau dari negara benua Eropa. Selain hanya untuk menikmati bermain surfing, pernah beberapa kali salah satunya pada tahun 2016 lalu diadakan festival surfing. Pantai Lhoknga juga pernah masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) Award pada tahun 2017.

Mata uang dari para tourism yang diberikan kepada Pak Maman (termasuk mata uang Indonesia hehe)

Dengan datang nya tourism dari mancanegara juga memperkenalkan Aceh dimata dunia melalui pantai yang indah ini, selain itu juga membantu perekonomian warga sekitar dengan membangun homestay untuk para tourism.