[FIKSI] Cinta Dalam Do'a

in #fiction5 years ago (edited)

image


Source

Diam-diam aku mulai memperhatikan setiap gerak gerik sang ustadz, bukan karena curiga ia melakukan sesuatu, tetapi tuntutan hati yang selalu ingin memperhatikannya. Ustadz Iqbal, begitulah ia di sapa di tempat kami mengajar anak- anak ilmu agama di Mesjid Poe Teumeureuhom, Samalanga, Bireuen. Ia guru bagi santriwan tingkat SMP, dan kelasnya di bawah. sedangkan aku mengajar santriwati tingkat kelas 4-6 SD. Kelasku di atas, itulah yang membuat aku leluasa mengintai langkahnya.

Sudah enam bulan kami bekerja di tempat yang sama, namun belum pernah kami berbicara atau ngobrol, saat pas bertatap muka kami saling senyum sebagai tegur sapa.
Suaranya sangat merdu, itu aku tau karena dia sering jadi muadzin saat shalat ashar. Selain itu wajahnya juga manis, yang paling aku sukai kumis tipis dan brewoknya yang rapi menambah ketampanan wajahnya. Dia juga seorang lulusan pesantren ternama, yaitu dari MUDI Mesra Samalanga.


image

Source

Tak ada hal penting yang harus membuat aku bertanya kepadanya, padahal sangat ingin aku lakukan, aku hanya mampu berdo'a semoga Allah membuka jalan untukku bisa dekat dengannya.
Saat ia mengajar sungguh aku menyukai caranya itu, bahkan anak-anak banyak yang menyukainya ia juga lemah lembut dan santun, tutur bahasanya.

Jam di tanganku menunjukkan waktu hampir jam 2 siang, aku harus bergegas cepat-cepat meninggalkan gedung, karena jadwal ngajar TPA sebentar lagi. Udara sangat panas di siang itu, terasa malas untuk keluar gedung, namun wajah si tampan muncul di ingatanku, mampu menyejukkan suhu panas yang cerah.
Saat aku parkirkan sepeda motorku, tiba- tiba sebuah sepeda motorpun masuk dan ikut di parkirkan, tepat di sebelah kereta ku.

"Assalamualaikum ustazah"

Suara belum pernah menyapaku sebelumnya, walau aku tau siapa pemiliknya.

"Waalaikumsalam ustadz" jawabku singkat, dengan senyum penuh kemenangan, senang bahkan ingin sekali aku berteriak sambil loncat-loncat, mengapa tidak itu yang aku harapkan selama ini di sapa dengan salam saja aku kegirangan.

Langsung dari kampus ya ustazah ? Tanyanya lagi sambil membuka helm di kepalanya.
Uya ustadz hari ini keluar kelas terlalu siang jadi gak sempat pulang kerumah.
Apa karena saya terlihat kusut ya ? padahal biasa juga dari kampus langsung ke Mesjid untuk ngajar bisik batinku pada diri sendiri.

Owh... ustazah wanita yang hebat dong !

Tambah ustadz iqbal yang masih senyum kecil kepadaku.

" Hahh" aku tersentak dan kaget. Maksud ustadz ?

Tanyaku penasaran.

Iya, ustazah itu hebat pulang kuliah langsung ngajar lagi, padahal belum istirahat kan ?

Kapan ustazah belajar dan kapan pula mau nyelesain tugas kampus.

Jawabnya menjelaskan kekagetanku.

Ustazah-ustazah ! Suara santriwati menghentikan percakapan kami, langsung saja kami menoleh ke sumber suara, dan beranjak meninggalkan tempat parkir menuju kelas masing-masing. Percakapan yang singkat namun, berarti lebih dimataku, apakah diam-diam dia juga mengagumiku ? Setelah hari itu pertanyaan demi pertanyaan kian muncul menghantui jejakku, padahal kami tidak pernah lagi berkomunikasi seperti sebelumnya. Mungkin karena tidak pernah ada kesempatan yang kebetulan.

Anak-anak ada yang melihat buku ustazah ? Tanyaku kepada santriwatiku, sudah dua hari buku itu hilang entah dimana, seingatku pernah ku bawa ke TPA saat menyelesaikan tugasku.

"Tidak ustazah, jawab anak-anak serentak.

Buku apa ustazah ? Buku tulis, atau buku gambar ?

Tanya Zahra, santriwatiku, ia masih duduk di kelas 4 SD.

Semua anak-anak tertawa setelah Zahra bertanya kepadaku. sst st sssst....., jangan berisik cegahku meminta mereka diam.


image
Source

Bingung dan kesal, bingung tidak tau aku letakkan dimana buku itu, juga kesal kenapa aku sangat ceroboh, walau itu hanya sebuah buku catatan, namun sangat penting untuk tugasku. Semua definisi, dan catatan penting aku tuliskan di buku itu. Perasaan menyesal menyelimutiku, setelah anak-anak sepi meninggalkan kelas, aku juga merapikan barang-barangku dengan maksud ingin bergegas pulang kerumah.

Tok! tok ! "Assalamualaikum"

Terdengar suara ketukan pintu di iringi salam

Aku langsung menoleh dan beranjak bangun dari dudukku, karena yang datang adalah ustadz Jamal. ia pimpinan TPA , tempat ku mengajar.

Wa'aalaikumsalam silahkan masuk ustadz

Maksud kedatanganku menemui ustazah cuma ingin bertanya, dan menyampaikan pesan seseorang, jelas ustadz Jamal kepadaku. Silahkan ustadz, jangan sungkan, tapi apa yang ingin ustadz tanyakan ? Sesaat aku bingung terlihat dari raut wajahku. Begini ustazah, ada seseorang yang ingin mengkhitbah ustazah, namun dia menyuruh saya agar bertanya terlebih dahulu, apakah ustazah sudah ada yang mengkhitbah sebelumnya ? Kalau belum, apakah ustazah mau dengan dia ? Ribuan pertanyaan muncul di kepalaku, belum selesai satu pertanyaan, pertanyaan lain kembali menunggu jawabanku.
Belum ada ustadz, jawabku singkat.

Tapi siapa orangnya ? Tanyaku lagi, setelah sempat diam beberapa saat.

Dia orangnya baik, lemah lembut, pintar dan tampan pula, yang lebih penting ustazah sudah mengenalnya, jawaban ustadz Jamal sungguh membuat teka teki bagiku.
Siapa ustadz ? Tanyaku lagi di tengah tengah kebingunganku.

Bersambung....

Note: Tulisan original

~Keep Writing~

image

Salam Sahabat Inspiratif

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 64400.33
ETH 3140.71
USDT 1.00
SBD 3.93