Pak Tua Sudahlah..

in #fiction6 years ago

20180508_234004.jpg

Tubuhnya hitam mengkilap dibawah teriknya panas mentari yang menjulang tinggi siang hari, tidak ada kata yang keluar dari mulutnya yang mungkin juga merasakan rasa haus dan dahaga, itu bisa nampak dilihat dari bibir nya kering seakan mengalami dehidrasi. Tapi pria tua dengan umur nya yang sudah melebihi diatas 55 tahun, masih tetap memaksakan diri untuk mengambil tanah kuning dan meratakan nya sepanjang halaman bangunan baru tersebut.

Dengan modal cangkul dan kayu sebagai alat meratakan tanah seadanya itu, pria tua tersebut terus melanjutkan pekerjaan nya tanpa memperdulikan orang yang lalu lalang yang memperhatikan dia. Tiba - tiba ada satu manusia yang lewat dan meeneriakkan dengan keras.

Hai Pak tua sedang apa kamu ?
apa tidak cukup dengan anak yang sudah engkau sekolahkan untuk mencukupi biaya hidupmu ?
Pinta orang tersebut dengan sedikit keras dan jelas di dengar oleh Pak Tua ini.

Tapi dia hanya diam saja dan tidak memperdulikan kata - kata orang tersebut, dan terus melanjutkan pekerjaannya. Belum selesai orang tua itu mencerna perkataan orang lewat tadi, datang orang lain yang sengaja berhenti dan menghampirinya untuk berbicara dengannya.

Hai Pak tua sedang apa kamu disana ?

Pertanyaan dari orang tersebut tidak dihiraukan nya, tapi orang tersebut terus mencoba bertanya kembali.

Sampai kapan kamu akan terus bekerja banting tulang seperti ini..Kemana anakmu yang selama ini engkau sekolahkan.. ? Kali ini nada nya semakin keras.

Pak tua yang sudah tidak sanggup mendengar ocehan manusia sekeliling nya yang hanya sok tau dan peduli tentang kehidupannya, akhirnya dia melempar ke tanah cangkul yang dipeganginya dan mengertak orang tersebut dengan nada yang lebih keras.

Tau apa kamu tentang keluarga aku.?
Urus keluarga mu yang sampai saat ini belum juga memberikan cucu untuk mu.!

Pembalasan yang sangat setimpal..pikir Pak Tua
Orang tersebut marah dan tidak menjawab apapun pertanyaan pak tua dan pergi meninggalkannya seorang diri. Orang tersebut mempunyai seorang anak pria dan telah menikah 5 tahun yang lalu tapi belum dikaruniai anak.

Pak tua yang ditinggal sendiri, juga bergegas mengambil cangkul nya dan meninggalkan pekerjaannya yang masih belum selesai sambil bergumam dalam hati nya..

Banyak manusia asyik mengurus kehidupan orang lain seolah mereka sudah hidup dengan benar.

Pak tua pun sampai ke rumah nya yang berpondasi dan berdinding kayu yang sudah lapuk itu. Dibukanya pintu runah yang hampir roboh itu, dan ditemui nya istri yang sedang memasak nasi menggunakan kayu bakar.

Sampai kapan orang - orang akan berhenti mengomentari kehidupan kita, anak kita, dan tentang segala aktivitas kita..timpanya dengan irih

Sabar, suatu saat mereka juga akan sadar atas apa yang telah mereka perbuat..jawab istri nya

Rupanya Pak tua tidak sabar lagi menghadapi segala macam perlakuan beberapa orang.

Biadab mereka semua, dan terkutuklah anak kita yang tidak bisa membalas budi baik orang tua nya, seandainya dia tahu pengorbanan kita lakukan terhadap dia selama ini, pasti dia tidak akan pernah pergi dengan wanita murahan itu..ucapan keras itu keluar dari mulutnya.

Pak tua pun bergegas pergi, istrinya yang mendengar dari tadi amarah suami nya, ikut menimpali..

Istighfar Pak,, Apapun yang terjadi, dia tetap anak kita, dan suatu saat dia akan berubah dan kembali kepada kita..sahut istrinya sambil menangis

anak bajingan itu tidak akan pernah kembali kesini, dan tidak sudi aku menerima nya dan mengakui sebagai anakku..kali ini nada Pak tua semakin keras tapi begitu lirihnya.

Pak tua pun tak kuasa menahan amarah nya, melihat dan mengenang kisah anak laki - laki nya yang banting tulang menyekolahkan nya sampai perguruan tinggi dari hasil buruh kasar, tapi anak nya rela pergi dari rumah setelah bertengkar dengannya karena menikahi wanita yang dianggap bajingan itu. Hampir 10 tahun sudah berlalu, Pak tua dan istrinya tidak pernah mendapatkan kabar apapun dari anak nya tersebut, banyak orang kampung mengetahui kejadian tersebut tapi tidak pernah merasa iba terhadap nya, karena sifat keras nya dalam menantang anak nya menikahi gadis pujaannya sampai anak nya pergi meninggalkan rumah.

Pak tua bergegas mengambil parang di dapur rumah nya, dan berlalu keluar dengan cepatnya tanpa pamit sama istri nya.

Istrinya yang melihat gelagat tidak bagua pun, mencoba untuk mencegahnya..

Untuk apa parang itu dibawa..?
Jangan berbuat macam - macam itu bahaya..
Ingat parang tersebut tidak bisa menyelesaikan masalah kita...
Timpa istrinya sambil menangis

Tapi Pak tua tersebut tetap pergi tanpa menoleh ke belakang sedikitpun melihat istrinya yang terus menangis meminta dia kembali.
Dia pun berlalu di tengah gelapnya awan sampai tidak terdengar suara istrinya yang terus menangis dan berteriak meminta dia kembali.

Best regards@rickygunawan

DQmNuF3L71zzxAyJB7Lk37yBqjBRo2uafTAudFDLzsoRV5L.gif

7ilz8miqib.jpg

DQmRWSmduoGwwLr2xihVSoQi4pNKW66gETyGuDJRtnmqV9d.jpeg

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.034
BTC 64038.60
ETH 3148.89
USDT 1.00
SBD 3.97