Mukim di Aceh Perjuangkan Hutan Adat Melalui Perhutanan Sosial

in #forest6 years ago

Diskusi bersama dengan para imum mukim di Aceh Utara. Kehadiran saya tadi atas undangan salah satu lembaga lingkungan di Aceh Utara. Saya sangat merasakan kebahagian. Karena saya berada dalam satu sesi diskusi yang sangat inivatif dan diskusi ini juga di hadiri oleh salah satu penguru Walhi Aceh dan juga dari AGC bireuen. Pertemuan yang membahas soal perhutanan sosial adalah pertemuan yang sangat maju, itu menurut pendapat saya secara pribadi. Tentunya akan ada pertanyaan kenapa saya katakan pertemuan maju.

image

Saya melihat ada satu kemajuan berpikir dan bertindak pada level pemangkut adat. Kemajuan akan mengingat masa depan, kemajuan akan sebuah investasi jangka panjang. Hutan bagi pemangku adat adalah satu hal yang sudah melekat pada kehidupan mereka. Adat Aceh mengenal struktur pemerintah Mukim yang terbagi sangat jelas. Dan ketika negara terbentuk maka struktur-struktur tersebut menjadi hikang di telan bumi.

image

Pawang uteun yang secara pososinya adalah struktur adat di bawah imum mukim, secara serta merta menjadi hilang. Saat saya besar saja, saya tidak pernah mendengar lagi pawang uteun, peutua seuneubok dan lain-lain. Sehingga negara dengan serta mengambil mengambil alih fungsi dan kewajiban memjaga hutan dan menentukan semua kebijakan yabg dulu ada pada level imum mukim bersama dengan pawang uteun.

image

Maka saat pawang uteun tidak ada lagi, hutan yang dulu ada penentuan mana yng bisa di garap dan daerah hutan mana saja yang tidak bisa di garap. Dan efeknya adalah terjadinya laju degradasi tutupan hutan di Aceh. Ratusan hektare hutan di aloh fungsikan menjadi lahan produksi kelapa sawit. Dan apa dampaknya? Devit air sunhai berkurang dan daerah tangkapan air juga berkurang.

image

Maka saat pertemuan tadi adalah hal maju yang sedang kita gagas bersama yaitu mengembalikan hutan adat melalui skema perhutanan sosial. Dan hutam adat yang akan kita ajukan bersama dengan perangkat mukim yang ada di Aceh Utara uteun njan keuh beukai keu aneuk cuco, takoh kaye dan ta peu hanco uteun maka aneuk cuci akan binasa

Sort:  

Yang ikut seminar mmang bukan perambah hutan. Perambah hutan ngga ikut seminar. Peserta swminar dan perambah hutan punya kehidiupan berbeda. Ya mau gimana lagi, semua pingin hidup. 😀

Hahaha .. dan kita akan hambat yang merambah hutan ...

Soemoga itu menjadi suntikan penambaah semangat dan tenaga bagi pihak-pihak terkait seumpama jajaran Polhut. Memang tidak cukup hnya seminar dan nongkrong-nongkrong yang hasilnya cuma selembar kertas a4 berisi rekmendasi rekomendasi, ibarat -kata @rayfa- "promo-steem ngga cukup hanya dengan modal selembar kertas berlogo Steem dan Steemit."

Terimakasih.

Beda dia .. ini pemangku kebijakan yang akan di eksekusi ke lapangan

Ah. Benarkah? 😀

Saya ngga tahu. Makanya saya tanya. Haha. Tapi kebenarannya kan tidak ditentukanoleh sebrapa ngotot bag steem77 meyakinkan saya atau swberapa ngotot saya untuk meragukannya. Waktu yang akan menjawab. 😀

Makanya saya juga gak bisa menjawabnya ... kita hanya berusaha .. sama dengan apapun yang terus kita lakukan .. hanya berusaha dan bertindak .. hasilnya akan kita lihat di akhir ... makanya jangan ngotot2 kali ... karwna di paksakan tetap di akhir kita dapatkan .. di awal adalah proses ... begitu kira-kira .. yabg dapat saya jawab ... semoga semua kita mendukung apa yang sedanf di inisiasi oleh para mukim .. dan semoga hutan adat bukan hanya cerita masa lalu .. tapi hutan adat dan hutan lindung .. adalah harapan masa depan anak cucu ..

Pajan nyan? Lon hana dipakat ago?

Barou .. di lido graha hotel .. menindak lanjutin hasil rekomendasi tim review izin hgu ..

Ohh ya.. sang na Pak Muhadi nyo?

Na .. khusus tayu wo dari malaysia ... utk menjadi pembicara khusus .. @muhadi

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.12
JST 0.032
BTC 63659.40
ETH 3075.69
USDT 1.00
SBD 4.01