Mayor Jenderal Tgk Amir Husin Al-Mujahid Melawan Kaum Feodal (I)

in #history6 years ago

image

Steemians !

Malam ini saya kembali mengisahkan tentang Mayor Jenderal Tgk Amir Husin Al-Mujahid Tokoh Revolusioner Kemerdekaan RI di Aceh Melawan Kaum Feodal. Berikut ini kisahnya.

Pernyataan Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang di prakrasai oleh Presiden Soekarno dan Mohd Hatta tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta paska kekalahan Jepang dalam peperangan melawan sekutu, memberikan pengaruh pada suasana politik di daerah Aceh, telah muncul kekhawatiran di kalangan rakyat bahwa akan kembali Belanda melakukan penjajahan, timbul orientasi politik dari kelompok elite di Aceh dalam memberikan penafsiran terhadap proklamasi Kemerdekaan.

Beberapa kelompok elite yang berperan dan mempunyai orientasi politik tertentu itu pertama adalah golongan Ulee Balang yang secara turun temurun mendapatkan jabatan dalam pemerintahan lokal di Aceh (Zelf Bastuur). Secara garis besar Ulee Balang di golongkan ke dalam suatu kelompok, tetapi mereka memiliki status yang berbeda-beda. Perbedaan status ini berkaitan dengan usia, silsilah dari Sultan Aceh dan orientasi politik dalam tata Feodal misalnya luar daerah kekuasaan masing-masing jumlah penduduk dan sebagainya.

Kelompok kedua adalah golongan elite ulama secara tradisional merupakan pimpinan spiritual dalam masyarakat Aceh, dalam kelompok ini juga ditemukan rakyat biasa dan sebagian dari golongan Ulee Balang kelompok elite ulama ini ada yang beda kualitas pemahaman dalam agama, ada ulama modernis dan ada ulama ortodok. Diantara kelompok elite ulama ini ulama modernis yang mempunyai organisasi yang teratur yaitu Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA).

Kolompok elite ketiga adalah para pemuda yang dapat dibagi atas dua golongan yaitu pemuda yang mendapat pendidikan militer Jepang dan pemuda yang mendapatkan pendidikan dari sekolah keagamaan modernis, golongan pemuda yang pertama ini umumnya membentuk angkatan bersenjata di Aceh, seperti Api sedangkan golongan pemuda golongan kedua membentuk badan-badan kelaskaran "mereka yang tergabung dalam badan tertentu mempunyai kepentingan politik tertentu, tetapi para elitenya mempunyai hubungan tradisional dengan organisasi Pemuda PUSA".

Golongan elite yang keempat adalah kelompok elite minoritas, mereka ini terdiri dari para Cendikiawan ataupun pemimpin yang berasal dari luar daerah Aceh. Jumlah mereka tidak banyak namun perannya sangat besar selama revolusi kemerdekaan Republik Indonesia di Aceh.

Akibat terbentuknya beberapa kelompok elite di Aceh pada waktu awal kemerdekaan, maka masing-masing kelompok elite tersebut mempunyai kepentingan yang berbeda-beda menjurus saling mencurigai satu kelompok dengan kelompok lain nya, terutama atas kelompok elite Ulee Balang (Bangsawan) dengan kelompok elite ulama. Kelompok Ulee Balang mulai menyusun kekuatan mereka terdiri dari raja-raja dan familinya orang yang setia kepada raja yang sebelumnya telah mendapatkan kenikmatan dalam kehidupannya. Begitu juga dari kelompok elite ulama yang didukung oleh para pemuda dan sebagian besar rakyat yang tidak puas terhadap raja yang tidak adil dan bertindak kejam ketika berkuasa mereka telah membentuk sebuah organisasi yang bernama Persatuan Ulama Pemuda Aceh (PUSA).

Kelompok Ulee Balang merasa kedudukannya sudah mulai terancam harus bertindak untuk melakukan sesuatu, seorang Ulee Balang Mukim Keumangan Beureunun bernama Teungku Umar Keumangan pada tanggal 22 oktober 1945 mengambil prakrasa mengadakan rapat umum yang dihadiri oleh para Ulee Balang untuk bersatu mempererat solidaritas agar melawan penghianat yang anti Belanda, selanjutnya beliu mengatakan "Kalau antek-antek PUSA para penjilat itu kini mengubah diri mereka menjadi pengikut Sukarno, dan menyapa kita dengan salam" Merdeka" mereka sangat menjijikkan itu".

Dalam rapat umum tersebut tidak menghasilkan suatu keputusan, sehingga perlu mengadakan rapat kembali di Lueng Putu Pidie dengan agenda menentukan cara bagaimana Ulee Balang kembali berkuasa. Pada rapat di Lung Putu para peserta berhasil mengambil sikap Revolusioner yang membentuk markas Ulee Balang dan dibentuk Barisan Ketentaraan yang diberi nama Barisan Penjaga Keamanan (BPK) yang bermarkas di Lamno, Pidie dan ditunjuk M. Daud Cumbok yang pada saat itu berumur 40 tahun sebagai pemimpin nya, beliu mempunyai pengaruh dan disegani oleh sebagian Ulee Balang Mukim Cumbok Lamlo....

Bersambung.....

By:@iskandarishak

image

Sort:  

Sejarah yang terlupakan terimakasih telah mngingatkat kembali

Posted using Partiko Android

Terima kasih brother @aiyub99. Salam steemit

Upvoted.

DISCLAIMER: Your post is upvoted based on curation algorithm configured to find good articles e.g. stories, arts, photography, health, etc. This is to reward you (authors) for sharing good content using the Steem platform especially newbies.
If you're a dolphin or whales, and wish not to be included in future selection, please let me know so I can exclude your account. And if you find the upvoted post is inappropriate, FLAG if you must. This will help a better selection of post.

Keep steeming good content.
@Yehey

Posted using https://Steeming.com condenser site.

Congratulations @iskandarishak! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of comments

Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Support SteemitBoard's project! Vote for its witness and get one more award!

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.034
BTC 64038.60
ETH 3148.89
USDT 1.00
SBD 3.97