The Diary Game, Better Life|| 13 Desember 2020
Salam untuk sahabat steemians di manapun anda berada saat ini. Semoga selalu sehat dan dapat beraktifitas dengan lancar.
🧭Pagi
Pagi ini saya dibangunkan lebih awal, sebelum subuh karena rencana kemarin yang sempat dipending karena hujan deras yang masih terus mengguyur terutama di lokasi saya berada. Akhirnya hari ini baru bisa realisasikan. Kami sekeluarga rencananya akan berkeliling Danau Laut Tawar dan singgah di Bintang untuk makan siangnya.
Setelah selesai mempersiapkan dan memeriksa kembali semua bekal yang mau dibawa, saya memasak air panas untuk campuran dalam air mandi saya pagi ini. Soalnya dinginnya sampai ke tulang. Selesai mandi, saya pun sholat subuh duluan karena kamar mandi satu, jadi harus antri.
Di luar hujan masih turun juga walaupun tidak begitu deras. Saya sebenarnya bingung bagaimana kalau hujannya tidak berhenti apa masih dilanjutkan jalan-jalannya? Sepertinya kedua bibi saya itu tenang-tenang saja, jadi saya juga tidak bicara banyak. Pergi boleh tapi kalau tidak juga tidak jadi masalah buat saya karena saya juga orangnya rumahan, betah saja di rumah yang penting bisa browsing dan nulis di blog dan di facebook saya, amanlah. Inikah ibu-ibu zaman milenial? hehe.. Who Cares.
Setelah semua selesai benah-benah dan dandan seadanya, kami pun sarapan bersama. Ada kopi Arabica dan juga teh manis panas untuk pakcik yang sudah berhenti ngopi. Tapi baru saja suapan pertama tiba-riba suara handphone pun berdering, rupanya dari sepupu saya, katanya sudah bisa siap-siap karena mereka sudah ngirim mobil untuk menjemput kami. Akhirnya kami makan agak sedikit terburu-buru karena ada beberapa barang yang belum diterlihat untuk dibawa termasuk tikar dan cangkir plastik.
Tidak lama suara klekson mobil berbunyi di halaman. Pasti yang jemput sudah sampai. Lalu barang-barang yang akan dibawa oleh pak sopir mulai dimasukkan
dan disusun teratur dalam bagasi mobil.
Kebetulan pakcik tidak ikut karena mau mengecek kopi yang baru di panen jadi kami pamit sama pakcik. Beliau sedang berbicara dengan teman bisnisnya yang kebetulan adalah mantan siswanya juga. Dulunya pakcik adalah kepala sekolah di Sekolah MAN Negeri 1 Takengon sekarang sudah pensiun dan tinggal di rumah kebunnya, menghabiskan masa tuanya di sini.
🧭Siang
Sepanjang jalan saya benar-benar menikmati hujan dari balik kaca mobil. Titik-titik hujan yang jatuh kelihatan indah seperti kristal yang bening. Sesaat ada kenangan yang singgah, mungkin karena hujan dan genangan kenangan itu seperti rasa pahit pada kopi yang tidak bisa dipisahkan hehe.
Tiba-tiba mobil berhenti, rupanya kami sudah tiba di rumah sepupu saya. Tidak hanya keluarga sepupu saya saja yang ikut, ada juga temannya yang biasa menjaga anaknya serta keluarga temannya. Sedikit sempit karena ada beberapa bekal yang tidak muat di bagasi, tapi ya tidak masalah biar ramai. Toh tadi sepanjang jalan juga tidak terlihat siapa-siapa, mungkin kali ini hanya kami saja yang berani keluar rumah apalagi dalam kondisi hujan dan longsor di beberapa badan jalan. Setelah semua ada di dalam mobil, kami berangkat. Saya berdoa semoga perjalan ini lancar dan tidak terjadi sesuatu yang membahayakan keselamatan kami semua. Mengingat hujan yang turun terus menerus.
Semua pemandagan di luar kaca mobil tidak terlihat, hanya ada hujan dan kabut. Bukit dan gunung yang kami lewati juga tidak terlihat. Jadi panorama alam kurang indah dan saya tidak bisa mengambil photo dukumentasi karena gunung-gunung diselimuti kabut tebal.
Akhirnya setelah sampai di bintang, kami menyewa bungalow untuk tempat beristirahat, makan, dan untuk photo dokumentasi. Suasannya dominan hijau, karena ada di antara pohon-pohon kopi, reruputan yang tertata dan taman bunga.
Photo Taman Bungalow dengan Rerumputan yang Hijau. 13/13/2020
🧭Sore
🧭Malam
Menjelang maghrib kami baru sampai di rumah bibi. Kami langsung sholat maghrib. Sambil menunggu isya saya memperlihatkan photo hasil jepret-jepret di lokasi. Tidak terlalu bagus mungkin karena hari mendung.
Tidak lama kemudian masuk waktu Isya, saya sholat dan seperti biasa langsung masuk ke dalam selimut tebal.. dinginnya terasa walaupun sudah lengkap dengan baret anti dingin, tapi masih juga terasa. Kenapa malam selalu lebih dingin... saya membatin sambil berusaha memejamkan mata. Semua rangkaian doa yang di ajarkan oleh almarhum bapak saya baca dan hadiah Al-fathah saya kirim untuk keduanya.
Demikian laporan catatan diary saya hari ini, sampai jumpa di The Diary Game berikutnya.
Paksu mana paksu? Tolong hangatkan. 🤣🤣🤭🤭🤭
🤣🤣🤣 ada aja 🥰🙏🏻
Kompor mana kompor🔥🔥🔥🔥
Aisshhhhhhh..... Dek @nazarul nih. Yang empuk lah. Iya nggak bu @dianaakmal? 🤣🤣🤭🤭
Raneuh sabe nyan, Pat taneuk Cok yang empuk 😤😤
🤭🤭🤭🤣🤣🤣🤣
Hihihi kacian 🥰🙏🏻
Perjalanan yang sangat menyenangkan dengan pemandangan nan mempesona ya bu @dianaakmal
Alhamdulillah, tapi jantungan karena cuaca tidak mendukung hehe
Postingan ini telah dihargai oleh akun kurasi @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.
Selalu ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info terbaru.
Terima kasih
Buk gimana mau nikmati hujan di balik kaca, kan gak basah😁
Nikmatinya pakai feel, hanya bs di rasa oleh hati saja. Kalau basah mandi hujan namanya itu udh dulu wkt kanak² sekarang nikmati hujan ala orang dewasa dong bek lagi aneuk mit sabee hehe
Tali gak apa buk mandi ujan aja sekali-kali . Eh buk kata-katanya saya ambil ya untuk konsep lagu. Nikmat hujan dengan feel. Ntar kalau udah di aransemen di kirim 😁🎸
Jago mengaransemen lagu ternyata, baik ditunggu kiriman lagunya 👍
Dikit-dikit buk hehe