[2021:123] BETTERLIFE THE DIARY GAME SEASON 3 – SENIN 28 JUNI 2021 : THE INEVITABLE MONDAY

in arTeem3 years ago

Senin, 28 Juni 2021.

Pagi ini hadir dengan sedikit kegaduhan. Beberapa menit sebelum alaram berbunyi, sebuah dentuman keras membangunkanku. Dalam keadaan masih berusaha mengumpulkan kesadaranku, pikiranku secara naluriah mencoba mereka-reka kira-kira suara keras apa tadi itu. Salah satu hal yang paling mungkin adalah suara pecahnya ban truk dari jalan. Kamar tidurku memang cukup dengan dengan jalan kecamatan yang menghubungkan antara Tangerang dan Rangkasbitung, sebuah jalan yang selalu ramai, khususnya dengan truk-truk berbagai jenis dan ukuran yang mengangkut berbagai jenis barang.

Masih dengan perasaan sedikit kantuk aku mencari telepon genggamku dan melihat bahwa saat itu pukul lima lewat dua puluh delapan menit. Aku mengutuk sedikit. Ban mobil itu benar-benar brengsek, harus meledak tujuh belas menit sebelum alaram berbunyi. Itu sangat tanggung sekali bagiku untuk melanjutkan tidur, dan terlalu cepat pula untuk bangun. Tapi aku harap tidak ada hal buruk terjadi di jalan sana. Aku menajamkan telinga mencoba mencari suara-suara aneh dari arah jalan tetapi telingaku hanya menangkap bebunyian yang biasa saja: suara khas kendaraan yang lewat.

Tentu saja aku tidak lagi melanjutkan tidur. Aku berbaring di ranjang dan melakukan ritual pagi itu. Kadang aku bertanya-tanya juga, sampai kapan aku akan memainkan permainan daring ini. Tapi pertanyaan itu mungkin tidak akan menemukan jawabannya dalam waktu dekat ini.

Sesampai di kantor pada pukul setengah sembilan, aku menghubungi temanku yang selama seminggu ini sudah tidak masuk kerja karena sakit. Dia mengabarkan bahwa hari ini dia akan kembali masuk kerja. Oke. Jadi kekhawatiran terburukku dan juga rekan-rekan kerja lain serta pemimpin kami mungkin sekali melenceng dan itu tentu saja kabar baik.

Kawanku itu tiba di kantor menjelang pukul sepuluh pagi. Dengan keadaan yang terlihat masih lemas dan wajah yang pucat. Kupikir seharusnya dia beristirahat saja beberapa hari lagi sampai keadaan fisiknya benar-benar fit untuk kembali bekerja. Beberapa malam sebelumnya dia telah mengunjungi dokter dan didiagnosa dengan stadium awal penyakit dalam yang sebenarnya tidak terlalu perlu dirisaukan dengan menjaga pola hidup teratur. Kupikir setiap orang akan menghadapi isyarat seperti ini pada suatu waktu tertentu dalam hidupnya.

Mendung tak berarti tidak akan hujan.

Pagi ini langit lumayan biru dengan awan abu-abu tebal yang seakan menjanjikan hujan pada tengah hari. Dan benar saja, sedikit lewat jam tiga belas, hujan turun dengan lebatnya disertai rangkaian petir yang hebat. Dan jika sudah begini, maka bisa diharapkan bahwa aliran listrik akan terputus. Kami harus hidup tanpa aliran listrik selama sekitar dua jam. Lumayan mengganggu karena pada hari ini, hampir tidak ada pekerjaan yang bisa kita selesaikan tanpa adanya listrik. Tanpa listrik, kita seakan tidak berdaya, mungkin dari situlah kenapa mereka menyebut listrik dengan “power”, dan tanpa listrik kita akan menjadi “powerless”. Hah!

Aliran listrik mulai normal kembali pada pukul enam belas lebih empat puluh menit. Dan tentu saja kami sudah melakukan persiapan untuk menghentikan pekerjaan pada hari ini. Menyelesaikan apa yang bisa dituntaskan dalam sisa waktu yang ada.

Seorang temanku meminta aku menemaninya mencari sebuah gitar. Dia memang jago bermain alat musik ini. Aku pernah menikmati permainannya beberapa kali sebelum ini. Aku tidak menolak. Aku sendiri mengagumi orang-orang dengan talenta musik yang bagus, dan gitar adalah alat musik yang paling mudah ditemukan di dalam mayarakat kita secara umum. Aku tidak memiliki kemampuan yang bisa dibilang lumayan dalam hal memetik gitar. Pernah aku begitu bergairah mempelajarinya sampai pada suatu titik aku menyadari bahwa aku tidak diciptakan untuk gitar dan gitar tidak diciptakan untuk aku. Dan mungkin hubungan aku dengan musik adalah sebatas bahwa aku adalah pendengar yang baik bagi jenis-jenis musik tertentu. Begitu saja.

Dan inilah dia.

Ketika sampai di sana, waktu sudah mendekati pukul delapan belas. Aku berdecak melihat beragam alat musik ada di toko tersebut. Dan didominasi oleh gitar akustik dari berbagai jenis dan tingkatan harga. Yang paling murah dilabel empat ratus ribu rupiah dan yang paling mahal mencapai dua juta rupiah. Ada juga gitar elektrik dari berbagai jenis, merek, dan tingkatan harga. Setelah melihat-lihat dan berbicara dengan penjaga toko tersebut, kawanku menyebutkan bahwa dia masih harus menabung untuk mendapatkan gitar yang diinginkannya.

Sekian diary-ku untuk hari Senin 28 Juni 2021.

My Intoductory Post | Artikel Perkenalan Saya.

Terimakasih Telah Singgah. STEEM ON!


Thanks for stopping by.

Sort:  

kadang2 kupikir harga gitar naik gara2 Alip ba ta😁

😀 Amat sangat mungkin, @cicisaja. Tunggu hingga Hamzah Ya datang, bisa to the moon harga gitar. 😀 Bisa-bisa juga Wassalaamu kalau salah urus.

yeahh... my heart will go on pokoknya lah

Oh itu ya Bang alif? 😀 Aku dengar namanya aja tapi ga pernah lihat aksinya. 😀

ini udah versi editan, versi aslinya...keren lagi

Untunglah aku belum tekan tombol "play"-nya .. :D

yg asli diposting sekitar 2 atau setahun lalu, kolaborasi dgn igor petrovskynya kerenn👍
hahahaha..aku ternyata alipers😁

oke, aliper pun oke lah ... banyak sekali orang berbakat di luar sana,,, mereka berjasa menghibur kita sekalian ........ iya oke.

@cicisaja bisa bermain gitar?

ngancurin bisa😂 aku penonton dan pendengar

oh kalau bang alip memetik gitar, kita bisa memukulnya ke tembok. maksudku, gitarnya, bukan bang alip-nya. :D

Postingan ini telah dihargai oleh akun kurasi @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.

Selalu ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info terbaru.

@ernaerningsih.

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.11
JST 0.030
BTC 68500.64
ETH 3751.22
USDT 1.00
SBD 3.65