The Diary Game, 9 April 2024: Berbuka Bersama Keluarga di Ramadhan Terakhir

Ramadhan terakhir, kami berbuka puasa bersama keluarga besar di Kota Langsa. Seru dan ramai.

Dari kampung halaman di Matang Glumpang Dua, saya, istri dan anak-anak menuju Kota Langsa, usai tarawih terakhir Ramadhan 1445 H.

Matang adalah kampung halaman saya, sementara Langsa adalah kampung istri. Keberadaan di Matang dan Langsa untuk mudik lebaran Idulfitri, selama ini kami tinggal di Banda Aceh.

Lalu lintas di jalan nasional Banda Aceh-Medan padat oleh hilir mudik kendaraan roda dua dan empat. Pusat-pusat pertokoan ramai saat kami melintas, menempuh jalan sepanjang 225 dari Matang Glumpang Dua ke Langsa.

9 April 2024 pukul 03.00 WIB, kami tiba di rumah keluarga besar di Langsa, telah berkumpul anak-anak, menantu dan cucu dari mami, panggilan untuk untuk mertua saya.

"Kita makan sahur terus, biar bisa istirahat terus," kata istri saya. Kami sepakat dan selanjutnya menyantap makanan yang tersedia di atas meja.

Sesudahnya, kami ke kamar dan merebahkan badan. Saya tak bisa tertidur hingga Subuh. Baru setelah salat, saya terlelap dan dibangunkan istri jelang Zuhur.

Setelahnya, tak banyak aktivitas saya lakukan hanya mengecek email dan memantau media sosial yang dipenuhi ucapan selamat Idulfitri 1445 H.

Mami, istri, dan keluarga perempuan sedang menyiapkan makanan berbuka, sementara anak-anak bermain game, yang lebih kecil berlarian ke sana ke mari.

Mami telah enam tahun menjanda setelah ayah istri meninggal. Mereka punya enam anak, semuanya telah berumah tangga. Cucunya ada 12 orang, semuanya berkumpul.

Tepat pukul 18.44 WIB, sirene tanda berbuka berbunyi. Kami telah duduk di lantai belakang rumah di atas tikar plastik menghadap ke makanan dan minuman. Lalu menyantap dengan nikmat dalam suasana ceria.

Ada banyak menu makanan, dari daging rendang hingga ikan sambal. Sementara minuman, selain air putih ada es timun dan sirup dingin. Semuanya hampir tak tersisa.

Setelahnya, masing-masing melaksanakan salat Magrib. Suara takbir tanda masuknya hari raya Idulfitri berkumandang dari masjid. Anak-anak bermain di luar rumah, membakar mercon dan kembang api. Riuh dan ramai. []