Mentoring Pendatang Baru (21 April 2024)

^{Suasana senja di salah satu mesjid yang dikelilingi sawah, saat hendak menunaikan sholat marib di Payanaden}

---

Pagi ini kepala sedikit berdenyut, badan sudah menunjukkan tanda melemah karena ada sel-sel yang tidak ber-regenerasi dengan baik akibat keseringan kurang tidur saat sel-sel tubuh butuh rehat. Saya sudah ready di depan rumah menunggu kak Attura dan Ahya selesai berkemas. Jam 7.10 kami bertiga berangkat, dan kak Attura yang selalu berwajah merengut dan minta di antar pertama, kakak selalu menghindar di foto karena memang dia pemalu.

Ada cerita unik tentang si kakak sampai saya memanggil nama panggilannya Attura yang saya artikan menjadi "tertutup" dan bahasa ini murni rekayasa (ciptaan) saya. Jadi dulu saat usia kandungan Attura 6 bulan dilakukan USG semua dokter mamastikan bahwa jenis kelaminnya lelaki, tapi anehnya adalah sedari janin pososi kepalanya ke atas dan membelakangi alias memeluk bundanya (menghadap tulang belakang), sedangkan dokter menilai dari kekuatan denyut jantungnya bahwa dia adalah anak laki-laki. Hingga usia kandungan sudah 9 bulan posisinya tidak berubah sama sekali dan kami semua khawatir, karena proses persalinannya tidak akan bisa normal. Istri saya yang paling khawatir dengan kondisi itu. Saya hanya bisa menghibur dan sering menelpon mengatakan bahwa si kecil ini pemalu dan sangat tertutup.

Saat itu saya sedang bertugas di wilayah terpencil dan menggunakan telepon satelit bermerk "Thuraya" (merk terkenal untuk salah satu perusahaan Satellite Phone dari Uni Emerat Arab). Thuraya sendiri tidak saya ketaui artinya, tapi kelemaan telepon satellite ini adalah tidak efektif digunakan di ruang tertutup. Dari itu saya selalu bercanda dengan teman jika telpon ini memiliki jaringan yang "pemalu". Saban hari saya mengunakan SatPhone ini untuk keminukasi dan malah sudah memanggil nama si kecil dengan Attura. Saat itu saya iseng mencari arti dalam bahasa Arab makna Attura dan padanan yang ada adalah "Atarra" yang berarti "melihat/mengerling/melirik" (mohon dikoreksi jika salah ya). Nah dari situlah namanya Atturan muncul sebagai si pemalu. Memang hingga sekarang dia lebih suka melihat dengan cara melirik/mengerling karena malu untuk melihat langsung.

Setelah kak Attura baru giliran Ahya, kalo Ahya masih bisa diajak kompromi meski dia selalu menanyakan maksud dan tujuan apabila saya melakukan sesuatu, termasuk memotretnya saat masuk pintu gerbang sekolah. Bagi mereka ini adalah hal sepele, tapi bagi saya memori ini adalah hal indah untuk dikenang suatu hari nanti.

Attura yang langsung kabur tidak ingin difoto	Ahya yang bahagia karena belum terlambat untuk piket hari ini

Selesai mengantar keduanya dan kembali kerumah, ternyata di rumah sedang heboh dengah Fatiya yang memamerkan satu poch penuh berisi karet ikat rambut warna warni. Dia ingin semua karet rambut tersebut digunakan di rembutnya, bayangin jumlahnya ratusan, mau diikat dimana??

Gaya imut jika difoto, entah dari mana Fatiya menirunya, mungkin juga dari saya sendiri

Saya mengajaknya bermain sampai tidak sadar saya tertidur, karena semalaman juga kurang tidur. Fatiya yang bosan mungkin sudah kembali aktif "membantu" bundanya di dapur.

Saya baru terbangun jam 13:00 karena di bangunkan oleh Fatiya dan kakaknya sudah pulang dari sekaloh dijemput oleh bundanya. Cuaca yang sangat panas. Kondisi hidung meler dan terus menerus bersin. Segera bersiap untuk sholat dan menikmati makan siang.

Setelah makan siang, saya melanjutkan rehat karena kondisi badan yang memang sedang tidak sehat. Saya ingat nanti jam 17;00 ada hal yang harus saya selesaikan dan rencanannya akan keluar ke Panton. Tidak berselang lama Fatiya dengan sepupunya datang membangunkan dan pastinya mengajak saya bermain, saya melihat jam sudah pukul 15:30 dan sudah bisa bersiap. Sejenak bermain dengan dua kurcaci yang heboh luar biasa. Pastinya agar mereka tidak heboh saat saya akan pamit keluar nantinya.

^{Fatiya dan Khudaija yang sedang bermain rumahh-rumahan di tenda kecil}

Selesai sholat Ashar, saya menghubungi seorang teman yang menawarkan pekerjaan sebagai kepala post penelitian di Samarkilang Bener Meriah. Saya berkemas dan menuju Panton Labu untuk menjumpai teman saya ini di salah satu warung kopi. Obrolan berjalan santai dan ternyata lokasi yang ditawarkan adalah lokasi tanpa listrik dan sinyal telpon, ini sudah pasti akan mengganggu aktifitas saya di steemit, jadinya saya menolak dengan halus sambil memberikan alasan agak susah jauh dari anak-anak jika tidak bisa berkomunikasi.

Hampir azan magrib baru kamu bubar dari warung kopi, karena sudah mepet saya memilih singgah di mesjid dan sholat berjamaah disana sebelum lanjut pulang ke rumah. Saya kembali ke rumah untuk makan malam dan mengambil laptop, karena saya akan membuka akun steemit saya dan melakukan beberapa hal di komunitas.

Sekitar jam 21, saya kembali ke warkop dan mulai sibuk dengan aktifitas akun dan membuat postingan kontes yang ada. Disebelah saya ada seorang kenalan lama dan tanpa sengaja membicarakan tentang @aldiantj. Saya menghubunginya dan mengajaknya ngopi bareng karena sudah lama tidak bertemu. Aldian bekerja sebagai photographer dan kami berdiskusi banyak hal sebelum saya ajak dia bergabung di steemit.

^{Aldian dan saya saat berbincang mengenai steemit di salah satu warkop di Panton Labu}

Tidak lama berselang saya menunjukkannya cara mendaftarkan akun steemit dan membuat postingan perkenalan atau achievement-1 nya. Saya menunjukkan cara membuat psotingan achievement yang lengkap dan menunjukkan beberapa contoh perkenalan yang bagus. Tidak terasa tanggal sudah berganti, saya memberikan beberapa arahan agar tetap aktif jika ada waktu senggang disela-sela mengedit foto. Aldian juga memiliki keahlian lain yaitu memperbaiki hand phone dan mengambil kembali data yang hilang. Setelah bincang lama kami akhirnya saling berpisah karena jam 7 pagi dia akan ke wilayah Perlak untuk pemotretan acara resepsi pernikahan.

Sekian cerita saya hari ini, terimakasih telah datang dan mendukung postingan saya

Salam

El-nailul