Nasihat Untuk Yang Mau Menuju Pernikahan

in Indonesia3 years ago (edited)

Screenshot_20210523-153613_Gallery.jpg

KARENA bulan ini, Syawal, adalah bulan yang baik (sama dengan nama saya, Syawal, yang juga baik orangnya). Maka saya berkenan untuk merawikan sebuah petuah yang saya dapatkan dari seseorang, yaa kita sebut saja ia anonim, perihal fenomena di bulan baik ini.

Saya melihat di bulan baik ini, ada banyak sekali kabar baik yang masuk menghampiri saya, yang mana satu persatu dari mereka (sohib saya) berhasil melepaskan masa lajangnya dan kemudian memasuki masa-masa menuju "filusuf" yang segala teori dan prakteknya langsung ke "dunia nyata", begitu kata orang-orang.

Ya, seperti kata Pak Anonim tersebut, dunia nyata bagi seseorang itu ialah ketika ia sudah menikah, karena disitu segala sesuatu yang sebelumnya hanya sebatas teori berubah menjadi kenyataan. Di situ pula ketahanan mental, ketahanan finansial, dan lain sebagainya, benar-benar nyata ujiannya, juga nyata segala problematikanya didapatkan oleh mereka-mereka yang menikah.

Screenshot_20210523-153552_Gallery.jpg

Karena itu dalam hal menikah, masih kata Pak Anonim ini, bukanlah pekerjaan main-main, yang laiknya seorang anak laki-laki kecil maen abe (bermain debu) dengan seorang anak perempuan yang kecil dalam permainnya membangun rumah tangga. Dimana mereka mengonsepsi rumah tangga itu cuman sebatas, bu dari abee, ungkot dari batee, peng dari on kayee (Nasi dari debu, ikan dan batu dan uang dari dedaunan). Nah!

Pernikahan itu ialah pekerjaan yang rumit. Namun demikian dalam agama kita, Islam, menikah cepat itu dianjurkan. Hal ini karena melalui pernikahan, sebahagian keimanan kita terselamatkan. Beberapa dosa yang mungkin saja kita lakukan di masa lajang, melalui pernikahan, hal itu dapat dihindarkan. Tentu anjuran ini berlaku bagi orang yang sudah memiliki kesiapan, baik kesiapan mental, kesiapan finansial dan lain sebagainya (karena seperti premis diawal tadi pernikahan bukan pekerjaan maen abee).

Maka dari itu, menuju pintu dunia nyata (menikah itu) perlu adanya persiapan-persiapan. Yang terlebih penting dari semua persiapan-persiapan itu ialah adanya pasangan yang disiapkan untuk dinikahi. Nyanban.

IMG-20210523-WA0047.jpg

Bagaimana cara menyiapkan pasangan untuk dinikahi. Ada beberapa hal menurut Pak Anonim ini. Pertama, cari persamaan. Untuk diketahui wahai netizen yang budiman, semakin banyak kesamaan yang kita punya dengan pasangan, maka akan semakin dekat dan semakin tentram dalam hal kita bangun beduk rumah tangga. Ini bisa dilihat dari punya pandangan yang sama, tujuan yang sama, keyakinan yang sama, sama-sama suka olahraga, sama-sama suka seni, sama-sama suka nonton film bollywood atau hollywood, sama-sama suka cang panah dan seterusnya.

Yang kedua, cari perbedaan yang sifatnya bisa saling mengisi atau melengkapi. Contohnya ini, yang satu pendiam, yang satu cerewet, tapi mereka bisa saling melengkapi. Kenapa bisa? Karena yang pendiam suka mendengarkan, sementara yang cerewet suka didengarkan. Klop kan jadinya?

Atau misalnya, contoh lain lagi, yang satu jago musik, yang satu jago menggambar. Ini cocok. Kenapa? Karena mereka bisa saling melengkapi dan bahkan bisa kolaborasi membuat suatu karya bersama, termasuk karya yang bisa hidup dalam kisaran waktu setengah abad lebih. Nyanban Wkwkwk.

Screenshot_20210523-153516_Gallery.jpg

Lalu pertanyaannya, apakah dengan perbedaan yang ada, kita dan pasangan bisa saling melengkapi atau tidak?

Untuk menjawab pertanyaan ini, tentu jawabannya ada pada diri kita masing-masing.

Kalau perbedaannya yang ada justru menjadikan kita dengan dia terasa jauh atau malah sering bertengkar, maka lebih baik dan pikirkan baik-baik, apakah hubungan ini akan baik-baik untuk dilanjutkan atau tidak.

Karena ya memang pada kenyataannya, tidak semua perbedaan itu indah. Misal, yang satu rajin, yang satu malas, maka perbedaan ini akan membuat yanf rajin jadi capek hati dan merasa berjuang sendiri atau merasa dimanfaatkan. Tentu saja hal yang semacam ini bisa memicu konflik berkepanjangan.

Atau misalnya lagi, yang satu sabar, yang satu pemarah. Ini juga merupakan perbedaan yang menghancurkan. Kenapa demikian? karena ketika sudah memasuki hubungan jangka panjang seperti dalam pernikahan, yang sabar itu lama-lama kesabarannya akan habis dan akan 'meledak'. Kalau meledaknya ke dalam, bolehlah, paling yang jadi sakit-sakitan. Tapi kalau meledaknya ke luar, maka untuk terjadinya perang dunia ketiga dengan pasangan punya peluang yang besar. Nyanban.


Minggu, 23 Mei 2021 || @emsyawall_

Coin Marketplace

STEEM 0.27
TRX 0.11
JST 0.031
BTC 67659.31
ETH 3802.76
USDT 1.00
SBD 3.75