Sekilas Asal Mula Tradisi Bukber

ADA satu tradisi yang sudah melekat pada masyarakat Indonesia ketika memasuki bulan Ramadan, yaitu buka puasa bersama, disingkat dengan bukber (atau bubar, singkatan dari kata buka bareng).

Tradisi ini cenderung lebih meriah dan menonjol di bulan Ramadhan ketimbang tradisi dan kegiatan lainnya yang berbau syiar Ramadhan.

Akan tetapi, siapa yang tahu jika bukber itu bukanlah budaya asli Indonesia, melainkan hasil dari perpaduan dua unsur budaya ketimuran (timur tengah) dengan budaya Indonesia, yang kemudian terlembagakan pada masyarakat Indonesia, dan menguat, seiring dengan masuknya ajaran Islam.

Karakter orang timur memang lekat dengan aktivitas kumpul bersama. Konon, karena kondisi geografis dan iklim di wilayah negara ketimuran yang hangat mendorong lahirnya tradisi ngumpul bersama, dan bukber (bila tibanya Ramadhan).

(Maaf, harap bersabar, ini ujian hehee)

Dan, sebagai faktanya tradisi bukber tak hanya ada dan dilakukan oleh masyarakat Indonesia tapi. Di mana pun umat Islam berada ada tradisi ini, bukber.

Namun demikian, patut digaris bawahi juga bahwa, berkumpul bersama (dalam hal ini bukber) bukanlah merupakan tradisi kekinian yang muncul di era Islam atau di era modern, melainkan sudah ada semenjak sebelum Islam.

Hanya saja, karena salah satu anjuran dalam Islam agar selalu peduli dan hidup berdampingan baik dalam suka maupum duka dengan sesamanya. Ini memperkuat tradisi berkumpul bersama, juga tradisi bukber hingga menjadi semacam keajegan dalam keseharian masyarakat, tepatnya saat masuk bulan Ramadhan.

Bukber memang memiliki nilai positif, yang salah satunya ialah, dapat menumbuhkembangkan nilai-nilai solidaritas sosial antar sesama. Sekaligus dapat dijadikan wujud syukur kita kepada Allah dan untuk menggapai keberkahan dalam hidup. Namun sayangnya, di banyak tempat dan pada masyarakat kita, adanya bukber malah mendatangkan maksiat secara jamaah, baik itu karena menjadikan bukber sebagai panggung untuk unjuk kesuksesan materi diantara sesamanya, atau bahkan paling fatal, ditinggalkannya kewajiban beribadah kepada Allah SWT. Nyanban

---

Kamis, 06 Mei 2021 || @emsyawall