Perbincangan Sufi di Kalangan Steemian

in #indonesia6 years ago (edited)

IMG_20180302_221235[1].jpg

Malam kian larut di Pango. Sejumlah Steemian Aceh masih tak beranjak dari meja kopinya. Gelas-gelas minuman mereka pun sebagian sudah tandas.

Ada banyak perbincangan yang belum tuntas pada malam itu. Mulai dari perbincangan yang ringan sampai yang serius. Semua cerita mengalir dalam keakraban. Sesekali tawa meledak, memecah keheningan.

Saya duduk di meja paling ujung. Terjebak dalam perbincangan yang random ini. Lalu, bersama Nazar, Haya dan Rio, kami menemukan perbincanganya sendiri yaitu keterkaitan Steemit dengan nilai-nilai kesufian.

“Di dunia ini ada banyak sumur harta, kita hanya perlu timba untuk mengambilnya. Dan Steemit adalah salah satu timba itu,” Haya membuka cerita.

Kami coba mengamini prolog Haya tersebut. Fakta tersebut memang tidak terbantahkan. Sebab sudah banyak orang yang mendulang "kebahagiaan" melalui Steemit. Tapi kalimat Haya tersebut, bukan bertujuan untuk mengajak orang menjadi materialis dengan Steemit.

Maksud jih, Steemit nyoe lah ikhtiar tanyoe,” simpulnya dalam bahasa Aceh.

IMG_20180302_221241_HHT.jpg

Adapun asbabun nujul kalimat ini, Haya temukan saat ia memperbincangkan fenomena Steemit dalam pandangan Islam. Sebuah perbincangan yang lokasinya hanya beberapa puluh meter saja dari meja kopi kami.

Menemukan Diri Secara Utuh di Steemit

Lain Haya lain pula Nazar. Setelah sekian lama bergabung di Steemit, Vokalis Apache ini menemukan dirinya secara utuh. Di Steemit, Nazar bebas berkepresi. Ia punya ruang yang luas untuk menyampaikan gagasannya.

“Saya punya tempat pelampiasan, tidak seperti bernyanyi yang harus patuh pada arahan manager,” ungkapnya.

Kepuasan batin inilah yang Nazar temukan dalam Steemit. Maka baginya, meraih nilai upvote adalah bab lain. Ia tidak terlalu ambil pusing pada urusan itu.

IMG_20180302_225615[1].jpg

Nazar percaya, jika kita mampu meramu konten yang menarik maka penilaian tersebut akan datang dengan sendirinya. Itu hukum alam yang tak terbantahkan.

“Tak ada satu pun kejadian di dunia ini yang tak terkait. Kita hanya perlu terus berbuat, hingga sampai di pintu yang Tuhan buka,” ucap pelantun Mona ini.

Apa yang dikatakan oleh Nazar memang ada benarnya juga. Saya pernah melihat sebuah akun Steemit yang posting-annya menjadi tranding. Padahal sebelumnya nilai vote nya rendah. Setiap posting-annya nyaris hanya bernilai 0,1. Tiba-tiba saja satu posting-annya yang hanya memuat beberapa baris kalimat, melejit nilainya.

Bukti yang sama juga menghampiri Rio, saat "posting"-nnya dikunjungi oleh Blocktrades. Rio meng-upload tulisaanya selepas Magrib. Lalu selepas Isya ia terkejut saat nilai votenya juga melejit.

Mungkin itulah yang dimaksud oleh Nazar, Pintu Tuhan telah terbuka baginya.

Maka benarlah apa yang dikatakan Nazar, di sinilah konsistensi kita di Steemit diuji. Sejauh mana kita mampu bertahan di saat posting-an kita hanya mendapatkan nilai vote yang minim.

“Kita lihat, kalau harga Crypto turun sampai 30 ribu, apakah masih ada orang yang posting di Steemit?” tantangnya.

Cerita konsistensi ini kemudian Nazar kaitkan dengan orang Aceh, khususnya bagi pelaku seni, yang enggan manghadirkan ide-ide yang segar.

IMG_20180302_223825_HHT.jpg

Sederhananya, Nazar mengungkapkan keresahannya dengan masa depan musik dan literasi di Aceh. Plagiasi yang telah menjadi tradiasi dalam bekarya. Sebagai penggiat seni ia merasa kondisi ini sudah sangat kacau.

Ironisnya, kerusakan ini justru dilakukan oleh para sosok senior yang semestinya menjadi teladan.

“Mereka terlalu nyaman bermain di sana,” ucapnya.

Vokalis Apache 13 ini menilai, Steemit bisa menjadi solusi untuk masa depan literasi Aceh. Sebab di Steemit palgiasi adalah barang yang haram. Aturan tersebut tentu sudah dipahami dengan baik oleh kalangan Steemian.

Maka secara tak langsung, kehendak untuk mencuri karya orang itu bisa direm. Mereka akan tersadar, kalau cara kotor seperti itu hanyalah perbuatan sia-sia di Steemit.

Malam itu, cerita-cerita kesufian terus mengalir. Setiap perbincangan selalu bermuara pada nilai-nilai ketauhidan.
Dari ujung meja, saya menikmati semua cerita itu, sekaligus merenungi setiap makna kesufian yang kami perbincangkan.

Sort:  

Indah nian pertemuan yang penuh makna....

Banyak inspirasilah pokonya bang :D

Asik kali kayaknya malam tu

Makin malam makin "serius" Mir haha

Aku yakin tulisan ini belum selesai, baru pembukaan, bakal ada tulisan yang mengalir lanjutan dari cerita malam itu. Soalnya tokoh @riodejaksiuroe belum berbicara dalam tulisan ini hingga atok @rismanrachman.. Hahaha
A good post..

haha apalagi ayat-ayat Atok @rismanrachman belum kita garap :D

isshhhh namaku nggak disebutnya...padahal aku banyak kali bicara malam ituuu... gitu kali Ibnu

Hahah sorry Han, Next time lah ya

Kapan kumpul lagi, saya ikut. Kaubagikan kawan2 soal ayat tajol muluk, bila dal bertemu mim. @gulistan tahu itu.

Ah mantap kali itu Bang, biar makin terang pikiran anak-anak muda ini :D

Nyaaan @abahharuna... Hehe 😁😁

Meunanlah Kak :D

setiap pertemuan selalu saja ada manfaat yang bisa dipetik, dan inilah yang membuat Steemit juga semakin berkembang dan komunitas KSI semakin merasa nyaman berada bersama di dalamnya.

Benar kak, pertemuan seperti ini juga membuat pikiran kita terbuka. Kita mendapatkan prespektif baru terhadap suatu persoàlàn :D

Tak 'kan lari upvote dikejar...
Titip salam untuk jama'ah Steemians Koetaradja, Bro...

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 69386.82
ETH 3714.50
USDT 1.00
SBD 3.85