Pilkada Paloh Dama

Pemilihan Kepala Daerah di Desa Paloh Dama (5/4/2018) berjalan tidak sesuai harapan. Banyak warga yang merasa tidak puas dengan hasil yang diumumkan oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) Paloh Dama, akibatnya adu mulut dan kericuhan kian memanas karena warga menduga ada kecurangan yang terjadi di dalam Pilkada periode 2018-2023 tersebut.

Pada tahun 2018, untuk keempat kalinya Paloh Dama mengadakan pemilihan terhadap Kepala Daerah. Kandidat yang mencalonkan diri yaitu Muhammad Zahri (33), Hanafiah (40), dan Abdul Murad (56). Sejak awal pemaparan visi dan misi, warga mulai menghembuskan kabar tidak sedap, sehingga banyak sekali warga yang lebih memilih untuk tidak berpartisipasi dalam pilkada itu.

“Banyak sekali warga yang tidak datang ke TPS pada hari pemilihan, padahal kami sudah menyebarkan undangan kepada seluruh penduduk desa”, ujar Abu Bakar selaku ketua PPS. Pemilih yang tercatat pada pilkada hari itu hanya berkisar antara 200 suara saja. Sedangkan jumlah penduduk Desa Paloh Dama hampir mencapai 400 jiwa dengan tidak termasuk anak berumur dibawah 17 tahun.

Hasil akhir Pilkada 2018 ialah Muhammad Zahri memperoleh 70 suara, Hanafiah memperoleh 30 suara, dan Abdul Murad menjadi pemenang pilkada dengan memperoleh 112 suara. Meskipun perhitungan suara dilakukan di depan umum dan bersifat terbuka, tetap saja masyarakat menganggap bahwa ada kekeliruan yang telah terjadi. “Abdul Murad sudah pernah menjabat sebagai Kepala Daerah di tahun 2008-2013, kami sudah tau kinerjanya seperti apa, sehingga kami ingin yang memimpin kali ini adalah orang baru, kami juga heran, bagaimana bisa banyak suara diperoleh olehnya !”, ungkap salah seorang warga dengan rasa kecewa.

Meskipun kericuhan terjadi diantara warga, Ibrahim (45) mengatakan bahwa tidak diadakan pengulangan pemungutan suara untuk Pilkada yang sudah berlangsung. “Saya rasa, PPS telah bekerja sesuai dengan sumpahnya, jadi tidak perlu diulang lagi”, tegas Kepala Daerah di akhir masa jabatannya itu. Dengan keputusan yang demikian, meskipun harus menelan rasa kecewa, sedikit demi sedikit warga mulai menerima keputusan Pilkada tersebut dan bersiap-siap menyambut kepala daerah yang baru.