Dicari

in #indonesia3 years ago

wd-organ_transplant.jpg

’Dicari: Donor alat vital. 18 – 21 cm, Gol. Darah O negatif atau AB, Afrika/Arab. Lebih disukai bukan-perokok. 10 JT + biaya. Beli putus.’

"Apa-apaan ini?" Rudi melambaikan ponselnya ke muka Nikita.

“Donor ganti kelamin? Berapa banyak permintaan untuk itu?"

Nikita mengangkat bahu tanpa mengalihkan tatapannya dari ponsel miliknya. Sudah dua bulan mereka tidak mempunyai penghasilan. Pekerjaan semakin sulit didapat. Itulah sebabnya dia dan Rudi mencari iklan uji farmasi dan medis berbayar. “Karena ada supply makanya ada demand berupa iklan yang kau baca.”

"Aku tanya serius," protes Rudi. “Aku mengerti kalau ada yang mencari donor darah, ginjal, kornea atau jantung. Bahkan daun telinga. Tapi alat vital? Berapa banyak orang yang ingin mengganti alat kelaminnya? Apa mungkin karena putus dalam kecelakaan lalulintas, misalnya?"

Nikita hanya menggiti bibir sambil terus menyentuh layar ponsel, menyisir iklan yang tidak mengharuskan mereka menyatakan belum pernah terjangkit penyakit tertentu. “Aku ragu kalau iklan itu dibuat untuk korban kecelakaan.”

“Maksudmu… untuk ‘penambahan’? Tapi itu kan melanggar etika? Bagaimana mungkin iklan seperti ini dibiarkan beredar di internet? Bukankah dokternya akan ditangkap?"

Rudi membaca ulang iklan itu dan tertawa. "Ini menjelaskan mengapa mereka hanya menginginkan orang Afrika atau Arab."

“Hanya karena itu melanggar etika, bukan berarti tidak ada yang melakukannya. Aku yakin setengah dari uji farmasi yang kita jalani tidak sepenuhnya sesuai aturan, tapi siapa yang akan menghentikannya? Kita butuh uang dan orang kaya membutuhkan obat untuk berbagai penyakit termasuk flu kodok."

"Betul juga," Rudi mengangguk. Dia mengerutkan kening saat melihat iklan itu beberapa saat lagi sebelum menambahkan, “Tapi sepuluh juta? Laki-laki waras mana yang akan menyerahkan alat vitalnya demi uang sepuluh juta?"

"Ditambah biaya," Nikita mengingatkan tanpa mengangkat mukanya dari layar ponsel.

“Biaya? Biaya untuk apa? Tidak pernah bisa berkencan lagi? Bodoh betul."

"Untuk pengobatan dan perawatan setelahnya, dan operasi plastik sesudahnya."

"Itu tidak masuk akal. Tidak ada pria yang akan memotong alatnya untuk sepuluh juta, tidak peduli berapa pun ‘biaya perawatan setelah' yang diberikan." Rudi mendengus dan mulai menyentuh layar ponsel untuk mengganti halaman.

“Mereka yang dari awal tidak menginginkannya tidak akan keberatan kehilangan benda itu, Rud. Bahkan bisa jadi kesempatan bagus.”

Suara Nikita datar saja. Kemudian dia mengerutkan kening dan membaca ulang salah satu iklan yang dia tandai untuk ditindaklanjuti.

"Tunggu. Maksudmu…” Rudi menutup layar ponselnya, mengerutkan kening. “Operasi ganti kelamin atau menambah panjang ukuran? Itu jauh lebih ilegal daripada operasi plastik biasa." Wajahnya menunjukkan bahwa dia sama sekali tidak nyaman dengan gagasan itu. Terlihat dari tangannya yang menutupi wilayah retsleting celana.

“Banyak pria kaya yang menginginkan barangnya menjadi lebih panjang, atau perempuan yang merasa kodratnya sebagai laki-laki. Selama mereka bayar pajak, pemerintah akan tutup mata."

"Yah, kedengarannya masuk akal," jawab Rudi yang bingung. Keningnya makin berkerut.

“Bagaimana kau tahu begitu banyak tentang transplantasi alat vital?” dia bertanya pada Nikita, yang menjawab sambil menyeringai tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.

"Menurutmu, bagaimana caranya aku menyingkirkan punyaku?"

Cakung, 17 November 2020

image souce

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.13
JST 0.032
BTC 61185.89
ETH 2933.50
USDT 1.00
SBD 3.68