18 Jam di “Kota Steemit”-nya Aceh, Bireueun (Bilingual)

in #indonesia6 years ago (edited)

image
Rabu, 4 Juli 2018
Sahabat steemian yang Insha Allah selalu berbahagia

Pada 4 Juli 2018 saya menginjakan kaki di Kota Bireueun. Bagi saya kota ini adalah kota steemit-nya di Aceh. Mengapa, karena kota ini dalam pandangan saya kota yang paling banyak steemian di Aceh, makanya layak disebut kota Steemit-nya Aceh.

Semoga kleim ini tidak berlebihan, disamping banyaknya steemian asal kota ini, di daerah ini juga banyak steemian yang sangat aktif dengan komunitas steemit Indonesia (KSI Chapter Bireueun) serta tempat berkumpulnya steemian andal, sebut saja seperti @bahagia-arbi, dokter @razack-pulo, dokter @dokter-purnama, @dodybireuen dan sejumlah nama lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Dan sudah pasti juga tidak saya kenal secara fisik nama-nama yang saya sebutkan di atas tadi. Namun mereka saya kenal lewat akun blog mereka di steemit dan karya-karya mereka yang selalu mendapat tren positif dalam setiap postingan.

Pukul 21.30 wib.
Malam itu, setelah menempuh perjalanan dari Banda Aceh sekitar lima jam perjalan, saya bersama sejumlah teman menginjakan kaki di Kota Bireuen. Kami tak langsung ke penginapan, melainkan langsung meluncur ke Matang Glumpang Dua (MGD).

Tak lain dan tak bukan, guna mencari makan malam dan sudah pasti makan malamnya merupakan Sate Matang yang memang namanya sudah terkenal luas di nusantara bahkan dunia. Rasanya, tak ada yang tak kenal dengan sate yang menambalkan nama daerah di belakangnya.

Menikmati menu istimewa di salah satu sudut kota MGD ini, rasanya satu “kewajiban” bila mengninjakan kaki ke Kota Bireueun. Hampir setiap sudut kota sate ini tersebar, bahkan kini bukan saja di Aceh, sejumlah kota besar seperti Medan, Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, bahkan Pontianak dan Banjarmasin ada orang yang menjual Sate Matang ini.

Pukul 22.00 wib
Kami bergerak dari Kota MGD menuju kembali ke pusat Kota Bieureun. Sasarannya adalah hotel atau penginapan di daerah tersebut. Kami memilih, salah satu hotel yang sangat dekat dengan pusat kota atau hanya sekitar 200 meter dari pendopo bupati Bieureun.

Setelah ‘chek in’ dan mendapat kamar di lantai dua, kami bukan malah tidur, namun bergegas mencari angin segar sambil menikmati suasana malam. Sayang, Handphone saya kehabisan batre, jadi tak sempat mengabadikan suasana malam di kota Steemit ini di malam hari.

Yang pasti hampir disetiap warung kopi (warkop), cafee terisi dan disesaki para anak muda dan merekapun larut dengan gadget atau smartphone di tangan mereka. Saya yakin, dari sekian banyak itu, mereka adalah steemian, namun sayangnya, saya tak mengenal mereka.

Pukul 24.00 wib
Setelah puas menikmati suasana malam kota Bireueun, kamipun pulang kembali ke hotel dengan berjalan kaki, sambil sesekali menghembuskan asap dari bibir.

Kamis, 5 Juli 2018
Pukul 08.00 wib
Setelah sejumlah kawan-kawan melanjutkan aktivitas ke-dinas-an mereka, saya memilih untuk menikmati kopi pagi di Kota Bireuneun. Sasarannya salah satu warkop di pojok jalan yang posisinya persis di depan Pendopo Bupati Bireueun.
image

Dengan secangkir kopi susu espresso dan kepulan asap tetap menami ku menikmati suasana pagi kota yang berjuluk “Kota Juang” tersebut. Kembali, saya berjumpa dengan anak-anak muda dan saya yakin ada diantara mereka para steemian.

0812690XXX saya mencoba menghubungi teman seprofesi, namun HP-nya tak aktif, beberapa menit kemudian mencoba menghubunginya namun tetap juga suara wanita lembut dari seberang mengatakan “nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan, coba hubungi beberapa saat lagi”.

Ah.. sudahlah, bathin ku berkata. Dan kembali melanjutkan kopi susu espresso hingga titik tetes terakhir.

Pukul 10.10 wib
“Bang, kita ketemu di pendopo ya. Kami meluncur ke sana,” ujar suara yang sangat saya kenal dari seberang telepon selularnya. “Baik.. saya memang lagi di depan pendopo ni,” ujar ku singkat dan mengakhiri percakapan.

Di pendopo bupati ini, saya mengikuti ageda khusus pertemuan antara Kakanwil Kemenag Aceh dengan Bupati Birereun dan Forkompimda setempat, membahas polemik pembangunan masjid yang terjadi di Salamalanga.

Pukul 11.30 wib
Perut mulai tak bisa diajak kompromi, dan bibirpun rasanya ingin menikmari sebatang … sambil mengepulkan asapnya. Di tengah rapat yang masih berlangsung, sayapun meninggalkan ruang oproom pendopo.

Sasarannya salah satu cafee dan pas betul di cafee itu ada jual soto, yang merupakan masakan kesukaan saya. Setelah memesa soto dan sanger, HP yang sedari tadi nganggur tak tersentuh, kembali ku buka dan salah satunya melihat ada apa di steemit. (kesannya maniak gitu ya) Hehehehe..

Pukul 12.15
Kembali ke pendopo dan tenyata acara belum juga selesai. Akhirnya saya putuskan untuk mengelilingi pendodo dan mengabdikannya dan HP – apa saja yang saya dapatkan, tunggu aja di tulisan berikutnya – mulai dari halaman pendopo, ruang dalam dan sisi lainnya.

Pukul 13.00 wib
Pertemuan para orang-orang penting itu berakhir dengan dilanjutkan dengan makan siang bersama. Lagi-lagi, menu yang saya jumpai Sate Matang. Meskipun sudah makan soto tadi, selera makan saya bangkit lagi.. Hahahaha.

Pukul 13.35 wib
Kami kembali ke hotel untuk shalat dzuhur dan persiapan kembali ke Banda Aceh.

Pukul 14.00 wib
Kami meninggalkan hotel untuk kembali ke Banda Aceh. Namun, ternyata pas di simpang empat pendopo mobil yang membawa kami berbelok ke kiri dan berhenti di sebuah cafee WD namanya. Lagi-lagi untuk menikmati secangkir kopi.
image

Tapi, kali ini saya memilih jus mangga dalam gelas panjang. Mungkin ini gelas terpanjang yang pernah saya nikmati berbagai jenis jus.

Pukul 14.30
Akhirnya, kamipun meninggalkan “kota juang” Bireureun, kotanya steemit di Aceh. Rasa yang menggaljal saat meninggalkan kota ini, saya tak bertemu dengan satu steemian pun, dan ini karena saya belum mengenal mereka.

Moga suatu hari, jika ada waktu berkesempatan mengunjungi kota ini lagi, moga bisa bertemu dengan steemian hebat dari kota ini. Dan pastinya, tunggu tulisan lanjutan dari perjalan 18 jam di kota steemit-nya Aceh ini. Salam.

Lamsayeuen, 6 Juli 2018
@catataniranda
image

image

image

18 Hours at "City Steemit" Aceh, Bireueun

Wednesday, July 4, 2018
Insha Allah's steemian friend is always happy
On July 4, 2018 I spent my legs in Bireueun City. For me this city is his steemit city in Aceh. Why, because the city is in my view the most steemian city in Aceh, so it is worth mentioning the city of Steemit of Aceh.

Hopefully this kleim is not excessive, besides the many steemies of this city, in this area also a lot of steemian is very active with community steemit Indonesia (KSI Chapter Bireueun) and a steemian gathering place reliably, call it like @bahagia-arbi, doctor @razack-pulo , doctor @ dokter-purnama, @dodybireuen and a number of other names that I can not mention one by one.

And certainly I do not know physically the names I mentioned above. But they I know through their blog account in steemit and their works that always get a positive trend in every post.

At 21.30 pm
That night, after traveling from Banda Aceh about five hours' journey, I was with some friends in Bireuen City. We did not go directly to the lodge, but immediately drove to Matang Glumpang Dua (MGD).

No other and no, in order to find dinner and certainly dinner is Sate Matang which is already famous name widely in the archipelago and even the world. It seems, no one is not familiar with the sate that menambalkan name of the area behind him.

Enjoying a special menu in one corner of this MGD city, it feels an "obligation" when mengninjakan foot to the City Bireueun. Almost every corner of this satay city spread, even now not only in Aceh, a number of big cities such as Medan, Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, even Pontianak and Banjarmasin there are people who sell Sate Matang this.

At 22.00 wib
We moved from MGD City to return to the center of Bieureun City. The target is a hotel or lodging in the area. We chose, one of the hotels very close to the city center or just about 200 meters from the Bieureun Regent Hall.

After 'chek in' and got a room on the second floor, we did not even sleep, but rushed to find a fresh breeze while enjoying the atmosphere of the night. Unfortunately, my mobile ran out of batre, so did not have time to capture the night atmosphere in this city Steemit at night.

That must be almost every coffee shop (warkop), cafee filled and crowded with young people and they also dissolve with gadgets or smartphones in their hands. I'm sure, of the many, they are steemians, but unfortunately, I do not know them.

At 24.00 wib
After enjoying the night atmosphere of Bireueun city, we also go back to the hotel on foot, occasionally exhaling the smoke from the lips.

Thursday, July 5, 2018
At 08.00 wib
After a number of comrades continued their service activities, I chose to enjoy my morning coffee at Bireuneun Town. The goal is one of the warkop in the corner of the street whose position is right in front of the Hall of Bireueun Regent.

With a cup of espresso milk coffee and a puff of smoke keep me enjoying the morning atmosphere of the city nicknamed "City Juang" is. Again, I meet young people and I am sure there are among them the steemians.
image

0812690XXX I tried to contact a friend, but his HP was off, a few minutes later tried to contact him but still a soft woman voice from across said "the number you are on is not active or out of reach, please try again in a moment".

Ah .. never mind, my heart says. And again continue the espresso milk coffee until the last drop point.

At 10:10 pm
"Bang, we met in the marquee. We're hurtling over there, "says a voice I know from across the phone. "Well .. I am again in front of this pendopo," I said shortly and ended the conversation.

In this regent's hall, I followed a special ageda meeting between Kemenwil Kemenag Aceh with the Birereun Regent and the local Forkompimda, discussing the polemic of mosque construction that took place in Salamalanga.

At 11.30 pm
Stomach began to not be compromised, and the lips seemed to want to enjoy a ... as he puffed smoke. In the middle of an ongoing meeting, I also left the hall oproom hall.

The target is one of the cafee and right fit in the cafee it's selling soto, which is my favorite dish. After memoto soto and sanger, HP who had been unemployed, open me back and one of them see what's in steemit. (the impression maniac so ya) Hehehehe ..

At 12:15
Back to the pendopo and tenyata event not yet finished. Finally I decided to surround pendodo and devote it and HP - whatever I get, wait aja in the next article - starting from page pendopo, space in and other side.

At 13.00 wib
The meeting of the important people ended with a lunch together. Again, the menu I encountered Sate Matang. Despite having eaten the soup, my appetite rose again .. Hahahaha.

At 13:35 pm
We returned to the hotel for dzuhur prayer and preparation back to Banda Aceh.

At 14.00 wib
We left the hotel to return to Banda Aceh. However, it fits in the intersection of four pendopo car that took us turned left and stopped at a cafee WD his name. Again to enjoy a cup of coffee.

But, this time I chose mango juice in a long glass. Perhaps this is the longest glass I've ever enjoyed different types of juices.
image

At 14.30
Finally, we left Bireureun's "fighting city", the city is steemit in Aceh. The feeling that rumbles when leaving this city, I do not see a single steemian, and this is because I do not know them yet.

One day, if you have the opportunity to visit this city again, hope to meet the great steemian of this city. And of course, wait for the follow-up of the 18 hour trip in this steemit city of Aceh. Regards.

Lamsayeuen, July 6, 2018
@catataniranda
giphy dunia.gif

Sort:  

mantap sangaat brader, salam buat juice kuning, hahaha

Hahahaha nampaknya yang kuning pulang kampung malam ini

berrharap memang begitu kejadian, agar analisis "ecek-ecek" saya terbukti seperti di postingan ini;
https://steemit.com/football/@munaa/fakta-menarik-dari-membaca-bagan-piala-dunia-1c84e36047393est
hahaha

sudah ter monitor dengan baik bagannya

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 62559.43
ETH 3092.10
USDT 1.00
SBD 3.86