Kalau kau punya keinginan, jangan sampai kau dimabuk bayang-bayang. Mudah menemukan kata-kata seindah itu pada buku cerita lama yang ditulis para sastrawan angkatan pujangga lama, baru bahkan angkatan balai poestaka😊. Aku membacanya pada beberaa buku koleksi yang kubeli di lapak-lapak penjual buku bekas dan bajakan.

jiaahh... beli buku bajakan pulak😂!

Apa mau dikata? Bayang-bayang sepanjang badan😊 mendapatkan sesuatu itu ya harus sesuai dengan keadaan dan kemampuannya.

Aku membaca salah satu buku kesukaanku yang selalu memberi banyak inspirasi untuk mengekplorasi semesta, budaya, kemanusiaan dan adat lama negeri ini.

ooh kau cik, bukannya baca Alquran, malah baca peribahasa 😂

Tidak sekali dua orang kawan pernah bilang padaku untuk mulai serius menulis, karena cakapku macam orang yang banyak menulis, membaca dan sering ke luar negeri 😀 padahal passport-ku yang sudah 6 tahun tak kuperbarui itu cuma pernah sekali dapat cap imigrasi 😊 aku ke Dili, Timor Leste tahun 2008😅 itu pun dibiayai orang.

Tapi, aku tidak punya cita-cita atau keinginan jadi penulis. Karena itu, aku tidak mau belajar serius tentang "Cara menulis buku best seller" 😆 aku tidak pun mau serta dalam kompetisi menulis bagi pemula, meskipun pernah 10 tahun aku hidup dari membaca apa yang kutulis ulang dari bahan-bahan bacaan saat sedang siaran dulu😊. Aku menulis puisi berbuku-buku hanya untuk berakhir di tangan kawan-kawanku yang menyukainya😊. Ya itu dia, bayang-bayangku sepanjang badan.

Bungkuk sejengkal tidak terkedang😂

Itu artinya perihal orang bodoh yang tidak mau mendengar nasihat orang. Tidak kurang-kurang pula kawanku yang angkat tabgan lempar handuk dalam hal mendukung dan membantu supaya aku mau menulis dengan serius. Tapi.. aku ini bukanlah

tidak tahu dibungkuk tidur 😄

Yaitu hal seseorang yang tidak tahu kekurangan dirinya😊. Aku paham lebih kurangku dibandingkan orang lain di dunia ini. Menulis bukan kelebihanku😅 jadi aku tidak akan pernah memaksa diri untuk menjadi penulis yang baik dan terkenal. Cukup sekedar aku bisa mengeluarkan isi pikirku saja. Satu, dua orang menikmatinya, sudah cukup.

Apa itu berarti pula aku mengabaikan potensi diriku? Kupikir tidak juga☺ aki masih terus menulis pun. Menulis bukan perkara bakat, tetapi perkara minat dan upaya yang mau kita kerahkan. Aku terlalu banyak membaca, sulit bagiku untuk menemukan karakterku dalam menulis. Sebab itu, aku memutuskan untuk santai saja😆 menulis saja sudah.

Menulis sesuatu yang bisa kupertanggungjawabkan kemudian. Heeyy..kita juga akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang kita baca 😁.. jadi, lari dari tanggung jawab itu mustahil!

Aku teringat lagu ini😊

sebenarnya aku suka satu lagu lagi tentang wanita yahudi yang tidak mau mendengar pembicaraan apapun tentang Rasulullah SAW, tapi ternyata sedang berbicara dengan orang yang dibencinya itu, yang menolongnya membawa beban. Tapi lagu yang ini cukup menohok juga😊 sudah berbuat apa hari ini?

Hufftt... aku bisa saja menghapus dan batal posting tulisan ini. Tapi aku menemukan sesuatu dalam proses ini😊 aku mungkin harus lebih serius dalam memilih materi tulisanku untuk dibaca khalayak.

sampaikanlah walau satu ayat

Aku masih ingat itu dengan baik, berlaku bukan hanya pada ayat, tetapi pada setiap perbuatan baik. Tapi ilmuku tidak ada sebutir debu pun😢, jadi ada baiknya aku tetap berlaku "bayang-bayang sepanjang badan saja" 😀

kau tak perlu meniru gaya orang untuk terkenal, tak perlu telanjang di depan kamera untuk diakui orang, kau berbuat sesuai mampumu saja.