sebuah filosofi dari Aceh
Banyak sekali pepatah aceh yang mengandung filosofi yang liar biasa, salah satunya adalah,
Meunyoe jeut tapeulaku boh labu jeut keu asoe kaya, meunyoe hanjeut tapeulaku aneuk teungku jeut keubeulaga artinya kalau bisa diolah buah labu jadi makanan lezat asoe kaya(timphan) kalau salah didikan anak ulama bisa jadi bangsat.
Makna filosofi dari kata tersebut yaitu kalau kita bisa berinovasi berfikir kritis maka dari hal yang kurang berguna bisa menjadi sesuatu yang sempurna.
Dan sebaliknya bila kita tidak bisa berinovasi maka dari sesuatu yang sempurna bisa menjadi tidak berguna.
Karenanya manfaatkan dengan baik apa yang bisa kita lakukan, tidak ada hal yang tidak penting bila kita bisa memanfaatkannya. Sebut saja ular disawah yang bisa berguna karena bisa mengurangi hama tikus, semut dirambutan yang bisa menghalau hama burung yang mau merusaknya. Bahkan anjing saja bisa berguna untuk menjaga tanaman dari hama babi hutan.
Sebuah pepatah lama yang luar biasa, hendaknya kita bisa melestarikan wasiet indatu agar tidak ditelan oleh ganasnya waktu. Agar anak cucu kita kelak bisa belajar dari kerja keras moyang kita.
Kalau bukan kita yang akan menjaganya siapa lagi, kalau bukan kita yang melakukannya siapa lagi.
Alangkah bagusnya setiap wasiet indatu bisa ditulis atau dibukukan, dengan tujuan untuk menjaga keasliannya, sekaligus sebagai pembelajaran bagi kita semua untuk bisa tegak berdiri diera milenial ini tanpa harus melupakan jati diri kita.
Berbanggalah kita Aceh Karena sangat banyak sejarah luar biasa yang diwariskan kepada kita. Meskipun sekarang kita tidak pernah diperhitungkan oleh pihak luar Aceh. Namun insya Allah dengan kerja keras suatu saat kita bisa membuktikan bahwa kita adalah mutiara yang selama ini tersembunyi dibawah samudra.
Posted from my blog with SteemPress : http://danysumatra.epizy.com/2018/09/13/sebuah-filosofi-dari-aceh/
Semakin menggetarkan postingan bang @danysumatra. Sukses trus abangku :)
Terima kasih dek @ayuramona. Kita sama-sama belajar