Siapa Ibnu Miskawaih - Mini Review #23

in #indonesia6 years ago (edited)

Salam sahabat steemians

Semoga selalu dalam keadaan sihah wal 'afiyah !!!

9nddgo9nvg.jpg

Menganai siapa Ibnu Miskawaih menjadi penting untuk saya jelaskan mengingat beberapa postingan saya ke depan akan menggali tentang pemikiran Ibnu Miskawaih, begitu juga dengan postingan sebelumnya tentang "Kebaikan adalah Jalan Tengah (Nazar Ausath)"

Baiklah, nama lengkap Ibnu Miskawaih adalah Ahmad Ibn Muhammad Ibnu Ya’qub Ibn Miskawaih dikenal dengan gelar Ibnu Miskawaih. Ia juga dijuluki dengan Abu Khazim dan Abu Ali. Dijuluki Abu Khazim (Sang Penyimpan) karena ia menyimpan buku-buku rahasia milik khalifah al-Malik ‘Adhud ad-Daulah bin Buwaihi yang berkuasa dari tahun 367 M- 372 H. Sedangkan julukan Abu Ali, diambil dari nama sahabat Ali bin Abi Thalib, yang mana kaum syi’ah memandangnya sebagai yang berhak menggantikan Nabi Muhammad Saw. Untuk memimpin umat Islam sepeninggalnya. Tidaklah salah bila ada orang kemudian mengatakan bahwa Miskawaih adalah tergolong penganut aliran Syi’ah. Ibnu Miskawaih lahir di Kota Ray (sekarang Teheran) masuk wilayah Iran pada tahun 320 H/ 932 M dan meninggal di Asfahan pada 421 H / 1030 M.

Perihal Kemajusiannya

Perihal Ibnu Maskawaih menganut agama Majusi sebelum Islam memang banyak dipersoalkan. Seperti Jurji Zaidan yang berpendapat bahwa ia adalah Majusi lalu memeluk Islam. Sedangkan Yaqut dan Pengarang kitab Dairah al-Ma’arif al-Islamiyah kurang setuju dengan pendapat tersebut. Menurut mereka, neneknyalah yang Majusi, kemudian memeluk Islam. Artinya Ibnu Miskawaih sendiri lahir dalam keluarga Islam, sebagaimana terlihat jekas dari nama ayahnya yaitu Muhammad

Ia adalah seorang filsuf Muslim, meskipun terdapat perdebatan perihal kemajusiannya. Ia yang memusatkan perhatiannya pada bidang akhlak. Meskipun sebenarnya ia juga seorang sejarawan, dokter, ilmuan, dan sastrawan. Pengetahuannya tentang kebudayaan Romawi, Persia, dan India sangat luas, begitu juga tentang filsafat Yunani.

Perihal Ke-Syi'ah-annya

Dijelaskan oleh Sirajuddin Zar, bahwa Ibnu Miskawaih beraliran syi’ah. Indikasi ini didasarkan selain pada namanya gelarnya Abu Ali seperti penjelasan di atas, juga didasarkan pada lama usianya yang dihabiskan untuk mengabdi kepada sultan dan wazir-wazir syi’ah dalam masa pemerintahan Bani Buwaihi

Pendidikannya

q7k5v3b2ck.jpg source: pixabay

Tidak banyak yang mengetahui dengan pasti riwayat pendidikan Ibnu Miskawaih. Ia sendiri tidak menulis autobiografinya, dan para penulis riwayatnya pun tidak memberikan informasi yang jelas mengenai latar belakang pendidikannya. Namun, dugaan kuat bahwa Ibnu Miskwaih juga tidak banyak berbeda dengan anak-anak sezamannya pada saat mudanya. Ahmad Amin memberikan gambaran pendidikan anak pada zaman Abbasiyah bahwa pada umumya anak-anak bermula dengan belajar membaca, menulis, mempelajari al-Qur’an, dasar-dasar bahasa Arab (nahwu) dan ‘arudh (ilmu membaca dan membuat syair). Berbagai mata pelajaran tersebut biasanya diberikan di kuttab-kuttab. Setelah, mempelajari ilmu-ilmu dasar tersebut, anak-anak diberikan pelajaran fiqih, hadis, sejarah dan matematika

Karir akademisnya diawali dengan menimba ilmu bidang sastra di Baghdad. Setelah menjelajahi banyak bidang ilmu pengetahuan, filsafat, akhirnya Ibnu Miskawaih memusatkan perhatiannya pada bidang sejarah dan akhlak. Ibnu Miskawaih belajar sejarah, terutama Tarikh at-Tabari (sejarah yang ditulis oleh at-Tabari) pada Abu Bakar Ahmad bin Kamil al-Qadi pada tahun 350 H/960 M (Usia Ibnu Miskawaih 30 Tahun). Sementara bidang filsafat ia mempelajarinya dari Ibnu al-Khammar, yaitu seorang mufassir kenamaan dan seorang pensyarah karangan-karangan Aristoteles. Ibnu Miskawaih mengkaji ilmu kimia dari Abu al-Thayyib al-Razi, seorang ahli kimia, dan Ia juga sangat senang mengkaji aspek psikologis dan sosiologis.

Dalam beberapa hal, terdapat persamaan dengan filsuf sebelumnya seperti al-Farabi dan al-Kindi, karena mereka sama-sama mendasarkan pada filsafat Yunani, terutama ajaran Plato, Aristoteles dan Neoplotinus. Selain itu Ibnu Miskawaih juga banyak bergaul dengan ilmuwan semasanya seperti, Abu Hayyan al-Tauhidi, Yahya Ibnu A’di dan Ibnu Sina. Ia juga dikenal sebagai sejarawan besar yang kemasyhurannya melebihi pendahulunya, al-Thabari.



image

y3mn0iwc5x.jpg

Mini Review ini adalah ulasan kecil dari hasil bacaan dan pengalaman . Kiranya akan menjadi amal dan dapat memotivasi diri saya sendiri.
Semoga juga, Mini Review ini dapat mengunggah INSPIRASI, dan dari INSPIRASI kiranya dapat menguatkan sebuah MOMENTUM. Selanjutnya biarkan Tinta Emas yang akan mencatat perjalanan hidup kita. :)

image

Semoga bermanfaat:

follow me in this link


image

Mengapa harus melakukan postingan melalui platform steem?

Pada dasarnya, kita melakukan kegiatan yang sama seperti yang kita lakukan di Facebook, Twitter, Instagram dll!!!
Satu-satunya perbedaan? Untuk kali ini, Kita bisa mendapatkan penghasilan sampingan yang menarik!!!

Silahkah sign-up untuk mendapatkan akun Steemit gratis.

Download eSteem-App, Jika Anda belum Punya

Enjoy eSteem for:

Desktop eSteem Surfer 1.0.2Google Play - Android - v1.6.0AppStore - iOS (iPhone, iPad) - v1.5.1
Get eSteem on Google PlayGet eSteem on Google PlayGet eSteem on AppStore

image

Sort:  

Teman baik, bagaimana kabarmu? Saya mengharapkan Anda baik-baik saja. Namun saya mizan dari Bangladesh, isinya baik-baik saja. Jika Anda memilih saya di pos saya. Saya akan memberikan Anda jumlah posting yang sama. Jika Anda setuju tolong tanggapi dengan cepat. Dan beri tahu saya berapa banyak pos yang akan Anda pilih. Ikuti saya juga.

tolong sederhanakan lagi maksud komentar Anda? saya tidak paham

apa?what u say

Saya baru sekali ini mendengar cerita tentang Ibnu Miskawaih ini. Maka kali ini saya jadi reader yg tidak bisa memberikan tanggapan apa-apa. Saya yakin sekali masih banyak orang-orang hebat lainnya yang cerita perjalanan hidupnya dapat memberi kita pembelajaran yang baik.

Sungguh ulasan yang sangat bermanfaat.

Salam.

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 63381.65
ETH 3169.65
USDT 1.00
SBD 3.85