The Road Home, Sebuah Perjalanan Menuju Pulang

in #indonesia3 years ago (edited)

image.png
Sumber

Sudah lama film A Road Home masuk dalam daftar tontonan saya. Namun, seperti banyak film lainnya yang masuk dalam daftar tontonan, mereka benar-benar hanya masuk dalam daftar saja tanpa saya sempat/belum menontonnya. Film ini masuk dalam daftar tontonan saya semata-mata karena nama Zhang Zi Yi, tapi setelah itu saya lupa untuk menontonnya.

Beberapa waktu lalu, nama Zhang Zi Yi terlihat lagi oleh saya di sebuah web, lalu saya ingat film debut aktris ini. Saya tidak menunda lagi untuk segera menontonnya.

Sebenarnya, saya sudah membaca sinopsis film ini secara lengkap di Wikipedia, tetapi itu tidak menyurutkan saya untuk menontonnya. Saya pikir, berdasarkan pembacaan saya pada sinopsisnya, ini pastilah film sedih, tetapi saya tidak mendapatkan feel-nya dari hanya membaca sinopsisnya saja. Kadang, saya pikir saya ini aneh, kok mau-maunya menonton film yang saya sudah tahu akan berakhir bagaimana. Hahaha. Benar saja, perasaan saya menjadi emosional saat menonton film ini. Saya selalu menyukai cerita-cerita tentang cinta pertama dan jalan terjal untuk memperjuangkannya.

image.png
Sumber

Mengambil latar masa revolusi budaya di Tiongkok, film ini bercerita tentang pertemuan seorang perempuan dan laki-laki, Zhao Di dan Luo Changyu, di sebuah desa pedalaman. Diceritakan, pada masa itu, perempuan desa tidak bisa dengan bebas bergaul atau melakukan aktivitas bersama sekelompok pria, tidak bisa mengekspresikan rasa cintanya secara bebas kepada lawan jenis. Namun, sepertinya Zhao Di tidak seperti perempuan desa lainnya. Dia tidak mau menikah dengan cara dijodohkan. Ketika seorang guru muda dari kota, Luo Changyu, ditugaskan ke desa mereka, Zhao Di langsung jatuh cinta pada pandangan pertama kepada guru tersebut. Yang menyedihkan, awalnya, jatuh cinta pada pandangan pertama ini hanya berasal dari pihak Zhao Di saja. Ketika semua masyarakat desa menyambut dengan gegap-gempita kedatangan sang guru, Luo Changyu sama sekali tidak melihat Zhao Di dalam kerumuman masyarakat yang menyambutnya. Guru baru, karena berasal dari kota dan dia berpendidikan pula, menjadi seperti seorang dewa di desa mereka. Dia dielu-elukan dan dibangga-banggakan. Untuk kebutuhan makan sehari-harinya, misalnya, sang guru tidak perlu repot-repot memikirkannya karena penduduk desa telah membuat giliran untuk setiap rumah untuk memasakkan makanan untuknya.

image.png
Sumber

Zhao Di digambarkan sebagai gadis desa pemalu yang tidak malu-malu menunjukkan rasa sukanya secara bebas. Setiap hari, pekerjaannya hanya menguntit Luo Changyu: di sekolah saat Luo Changyu sedang mengajar anak-anak desa, di jalanan, atau di mana saja. Tentu saja mereka akhirnya bertemu dan akhirnya saling menyukai. Namun, mereka hidup di masa-masa pergolakan politik yang sedang memanas di seluruh negeri. Kisah cinta mereka menjadi sulit. Digambarkan bahwa hanya Zhao Di yang menjalani kesulitn-kesulitan itu. Tidak digambarkan bagaimana Luo Changyu juga menjalani kesulitan-kesulitan tersebut. Luo Changyu hanya tokoh yang mampir sebentar dalam beberapa menit film ini. Tokoh Luo Changyu ibarat tokoh figuran yang tidak terlalu penting dalam sebuah film. Namun, film ini adalah justru tentang Luo Changyu. Film ini adalah sebuah perjalanan menuju pulang ke rumah keabadian.

Film ini dibuka dengan mengemukan sebuah permasalahan tentang bagaimana membawa pulang mayat Luo Changyu, dari rumah sakit di kota ke desa mereka yang berada di kaki gunung. Menariknya, bagian kisah masa lalu Zhao Di dan Luo Changyu digambarkan dengan layar berwarna sementara gambaran masa kini ketika Zhao Di menjadi tua justru digambarkan dengan layar hitam putih. Perbedaan ini ingin menunjukkan bahwa meskipun hanya mengambil setengah bagian cerita, pusat cerita film ada pada masa muda Zhao Di dan Luo Changyu. Masa muda, masa-masa pertama kali jatuh cinta, identik dengan masa-masa yang penuh warna, sementara masa tua adalah masa-masa menunggu kematian tiba.

image.png
Sumber

Meskipun berlatar pergolakan politik pada masa revolusi budaya Tiongkok, film ini sama sekali tidak menyinggung tentang pergolakan-pergolakan pada masa itu. Di sebuah adegan ketika Luo Changyu muncul untuk terakhir kalinya dalam film karena mendapat panggilan untuk kembali ke kota, terdapat desas-desus di antara warga bahwa Luo Changyu sedang dalam masalah politik. Selebihnya, penonton dibuat menebak-menebak sendiri, apa yang terjadi pada Luo Changyu? Begitulah seharusnya sebuah film, tidak perlu menyuguhkan hal yang terang benderang.

image.png
Sumber

Perpindahan dari latar hitam putih ke latar berwarna dan kembali lagi ke latar hitam putih hingga akhir film, menjadi kekuatan film ini, selain kenyataan akting Zhang Zi Yi yang sudah terlihat memukau meskipun ini film debutnya. Tidak mengherankan jika hanya dalam setahun saja dia langsung mendapat perhatian internasional lewat film yang masuk dalam nominasi Oscar tahun 2001, Crouching Tiger, Hidden Dragon.

Bukan film terbaik, tapi saya cukup menyukainya.

Sort:  

Film jadul kali, ya?

Yes, haha. Film tahun 1999. Trus setting ceritanya lebih jadul lagi, era PKI dulu. wkwkk

Tar aku cariklah, nonton langsung hehe

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.13
JST 0.032
BTC 61060.27
ETH 2927.58
USDT 1.00
SBD 3.55