Hubungan Antara Teori Maslow dan Perilaku Empati di Sosial Media

Dalam teori hirerarki kebutuhan Maslow ⁽¹⁾, terdapat sebuah teori akan pemenuhan kebutuhan akan perhargaan (Esteem Needs). Didalam teori ini, ada dua kategori kebutuhan penghargaan ⁽²⁾ yaitu :

The Relation Between Maslow Theory And Empathy Behavior On Social Media

In Maslow’s hierarchy of needs ⁽¹⁾, there is a theory about fulfillment of the need for recognition or we called esteem needs. In this theory, there are two category of needs of recognition ⁽²⁾ which is :

1. Kebutuhan penghargaan yang lebih rendah.

Ini terkait dengan kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan akan pengakuan status, ketenaran, martabat, apresiasi bahkan dominasi.

1. The lower lever recognition need.

This is related with need of to give respect for other person, need of recoginition of status, popularity, dignity, appreciation even domination.

2. Kebutuhan penghargaan yang lebih tinggi.

Dalam hal ini yang dimaksud adalah kebutuhan akan pengakuan akan harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan.

2. The higher level of recognition need.
In this case which is meant of need as recognition of pride including, feeling, faith, competition, achievement, control, independently and freedom.

Akan tetapi, banyak individu yang tidak menyadari ada kebutuhan lain yang harus dipenuhi sebelum memenuhi kebutuhan akan penghargaan (Esteem Needs) yaitu kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang (Social needs)⁽³⁾, sebagai kebutuhan untuk dapat dianggap atau diterima sebagai bagian dari suatu komunitas sosial, salah satu contohnya adalah kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang dari orang tua dan keluarga.

However, many persons do not aware that there is another need which must be prioritized before try to fulfill need of recognition (esteem needs) that is the need of social belonging(3), as need to be considered and accepted as part of a social community, such as need to get love from parents and family.

Pemenuhan kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang (Social Needs) perlu didahulukan karena dengan terpenuhinya kebutuhan ini maka seseorang akan lebih tangguh dalam menghadapi setiap penolakan interaksi sosal yang terjadi, seperti contohya penolakan dalam hubungan percintaan, pergaulan dalam suatu komunitas dan tidak mudah marah ketika mendapatkan penolakan ide atau opini.

Fulfillment g the needs of social belonging needs to take precedence, because with the fulfillment of these needs, someone will be more resilient in facing any rejection of social interactions that occur, such as rejection in love relationships, relationships in a community and not easily getting angry when getting rejection of ideas or opinions.

Sudah menjadi hal yang lumrah ketika banyak sekali status dibeberapa sosial media yang memojokkan atau mendiskreditkan seseorang atau institusi. Hal ini terjadi karena banyak individu-individu yang belum mengetahui bahwa kebutuhan mereka akan rasa memiliki dan kasih sayang (social needs) masih belum terpenuhi, dan cenderung untuk hanya untuk memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan akan penghargaan diri saja (Esteem Needs). Oleh karena itu pemenuhan akan kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang (Social Needs) perlu dipenuhi terlebih dahulu.

It has become commonplace when there are so many opinions on some social media that discredit someone or an institution. This happens because many individuals do not yet know that their need for social belonging is still not fulfilled, and tends to only fulfill the esteem needs. Therefore the fulfillment of needs social belonging needs to be fulfilled first.

Jadi dapat disimpulkan bahwa salah satu penyebab hilangnya rasa empati dalam bersosial media adalah banyak fenomena yang terjadi yaitu ada ketidaksadaran untuk melakukan pemenuhan akan kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang (Social Needs) terlebih dahulu sehingga banyak sekali individu-individu pengguna platform sosial media terkesan sinis ketika membuat status dan menanggapi tanpa empaty sebuah berita atau status orang lain. Hal ini tidak luput karena banyak individu-individu yang belum terpenuhi kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang dan cenderung untuk melakukan pemenuhan “Esteem Needs”, oleh karena itu perlu kiranya dimulainya sebuah gerakan perilaku untuk menyebarkan kasih sayang dengan memulai mengubah perilaku diri kita sendiri dengan cara menjaga kesopanan , santun, lugas dan berempati dalam menbuat atau menanggapi status di platform sosial media. Semoga perilaku positif diri kita dalam bersosial media bisa menular kepada individu-individu yang lain. (hpx)

So it can be concluded that one of the causes of loss of empathy in socializing the media is a lot of phenomena that occur, namely there is an unconsciousness to fulfill the need social belonging first so that many individuals using social media platforms seem cynical when to create status and respond without empathy to a news or other people's status. This has happened because there are many individuals who have not met the need to get love and tend to fulfill the "Esteem Needs" yet, therefore it is necessary to start a behavioral movement to spread love by starting to change our own behavior by maintaining politeness, courtesy, straightforward and empathetic in making or responding to the status on social media platforms. Hopefully, our positive behavior in socializing the media can be transmitted to other individuals.(hpx)

^{(1). https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_hierarki_kebutuhan_Maslow#cite_note-Goble-5
(2). Rahmat Hidayat, Deden (2011). Zaenudin A. Naufal, ed. Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling. Ghalia Indonesia. hlm. 165–166. ISBN 978-979-450-654-7.
(3). G. Goble, Frank (1987). A. Supratiknya, ed. Mazhab Ketiga, Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Kanisius. hlm. 71}

---

_{Sponsored ( Powered by dclick )}