Memahami Modus Penipuan "Surat Keterangan Tidak Mampu"
Masalah kembali menyelimuti "sistem demokrasi" Indonesia. Kepala Desa beserta Sekretarisnya yang notabennya dipilih warga setempat kembali mencoreng "azas kejujuran". Bagaimana tidak, kebijakan mereka dalam mudahnya mengeluarkan surat keterangan tidak mampu seolah menambah beban Pemerintahan dari sudut baru, Pendidikan.
Belakangan ini, muncul fenomena dimana banyak kalangan masyarakat berbondong-bondong membuat "Surat Keterangan Tidak Mampu" yang sangat mudah didapatkan. Alasannya sederhana. Mereka ingin anaknya dapat diterima dalam jalur "khusus" sesuai kuota tertentu tanpa melalui persaingan dengan calon siswa lain untuk masuk di dekolah negeri favorit daerah masing-masing.
Surat keterangan tidak mampu juga dapat dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat sebagai bekal mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa beasiswa dan atau bantuan langsung tunai serta bantuan lainnya.
Jadi, kali ini kita akan membahas permasalahan ini dari 3 sisi, orang tua siswa, kades dan sekretaris, dan sekolahnya.
●Orang tua siswa
Source
Sebaiknya orang tua siswa tidak mulai mengajarkan kepada anak bagaimana cara menipu para pendidik. Jujur saja lah! Bisa saja ada kong kalikong antara mereka dengan kades setempat untuk mengeluarkan surat tersebut. Tapi ketahuilah, masih banyak di luar sana orang yang lebih membutuhkan uluran tangan daripada kita. Perlu disadari bahwa penipuan terhadap surat keterangan tidak mampu bisa mendapat hukum pidana.
●Kades dan sekretaris
Source
Sebaiknya pemimpin di masyarakat membimbing penjurusan hal negatif menjadi benar. Tidak mentoleransi kecurangan sedikit pun untuk mendukung pemerintah menegakkan kejujuran di masyarakat. Ada baiknya mereka mulai memilih dengan benar siapa yang pantas mendapatkan surat keterangan tidak mampu tersebut tanpa terpengaruh uang rokok yang diiming-imingi oleh yang punya kepentingan.
●Sekolah
Sebaiknya memeriksa kembali kebenaran tentang kondisi perekonomian keluarga calon siswa. Caranya bisa dengan meng-interview orang tua dan mendatangi rumahnya. Jadi, tidak ada lihak yang merasa dirugikan.
Kita tidak bisa memungkiri segala bentuk kecurangan yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, kita butuh kerja sama untuk membantu dunia pendidikan dalam meluruskan hal yang salah di kalangan masyarakat menjadi hal yang benar.
Salam pendidik.
Referensi:
1