Impian itu Terwujud - Petuah & Kebersamaan

_{Dok. Pribadi | Sengaja Pak DPRK tak Saya Tampilkan dalam Foto}

---

Matahari sangat terik siang itu, kami yang baru saja pulang dari acara pesta pernikahan seorang sahabat di kecamatan Jeunib bersama Om Fit memutuskan singgah di salah satu kafe yang berada di seputaran pusata kota Bireuen, meneguk secangkir minuman dingin penghilang dahaga, lalu kami dapati seorang senior yang telah duluan berada di sana, dia adalah anggota dewan di kabupaten Bireuen, saya sedang tidak ingin menyebut namanya saya tidak ingin postingan ini dikatakan kampanye, dikarenakan masa pemilihan sudah sangat dekat.
saya juga sempat bercanda mengajak Pak DPRK bermain steemit, tapi sepertinya kesibukan mereka dalam persiapan pemilu mendatang tak lagi memiliki waktu untuk semua itu, hingga nanti pada masa aman saya akan mencoba berbicara lagi dengan beliau.

Pembicraan seputar politik yang sedang hangat pun terbahas, meski sesekali pecahnya tawa bersama mereka. Petuah demi petuah tentang politik kami dapati meski itu tidak seratus persen, ya saya harus mendengarnya karena kita adalah bagian dari politik meskipun kita tidak ingin berpolitik. "Roda zaman terus berputar, generasi pasti berganti, begitu kata mereka".

Selalu ada cara jika sang mahakuasa ingin mempertemukan seseorang, begitu terbesit dalam hati saya, lebih satu jam sudah kami menggerai tawa dalam keseriusan di atas meja ini, dari orang pelihara leumo sampai orang yang titek-titek leumoe.
Saya sendiri merasa senang bisa berada di antara mereka, terlepas dari kepentingan apa pun.

Tetiba saja saya dikejutkan dengan sosok yang menenteng tas ransel, berbaju kemeja dan berambut rapi, ternyata dia adalah seseorang yang pernah saya impikan untuk bertemu lagi dalam kesempatan dan waktu senggang, ya, mungkin ini adalah jawaban atas semua itu, mengawali dengan senyuman sembari tersenyum menyimpan ransel dan mencharger handphone dia berucap "Tak siap ini tulisan saya, menghindari tempat (kafe) ramai/riuh, ternyata di sini lebih ramai dari tempat ramai, meski orang-orang tak ramai".
Setelah memesan segelas americano, kami pun berbaur bersama, dari topik perkembangan zaman dalam tubuh perangkat desa. Di saat ada jeda saya mencoba menanyakan hal tentang steemit, saya menunggu waktu jeda untuk hal ini karena tidak semua yang berada di sini adalah steemians, sayapun mencoba mengambil ilmu dalam pertemuan dengannya, dia adalah @muhajir.juli, saya memanggilnya Bang Muhajir, meskipun sesekali terpanggil nama peanggilan zaman "Bang Pon" (tentang nama pangilan yang telah mensoh itu, panjang ceritanya, dan tak perlu saya urai di sini) selain sebagai Pemred pada salah satu media ternyata sekarang beliau sekarang menjabat sebagai wakil peutuha peut di salah satu Desa yang berada di Kecamatan Peusangan, tentu dengan CV. Kawat Publishing dalam genggamannya, begitu banyak kesibukannya. karena itulah darinya saya mencoba memperoleh jawaban dan menanyakan tentang tulisan saya yang belum teratur rapi baik dari segi bahasa maupun tanda baca. Dan petuah yang muncul itu sangat membuat saya puas, tidak banyak namun sangat bermanfaat.

_{Dok. Pribadi | Kopi yang telah mengalami penyiksaan}

---

Jam menunjukkan pukul 17.00 saya pun memohon diri duluan bersama Om Fit saya berpamitan kepada Bang Muhajir, selain memberikan kesempatan untuk beliau melanjutkan tulisannya yang masih belum tersentuh di laptop dalam ranselnya.
Tanpa terencana silaturahmi itu terbentuk, canda dan keseriusan di sana menambah wawasan saya, thanks for ilmunya buat pak DPRK dan Adun Muhajir.

---

THANKS FOR VISITING
Posted via eSteem Surfer

---