Dan Langit Pun Merekam Jejak Merah | 9

in #indonesia6 years ago

ayin2.jpg
Dari situ Mai Dar mengerti mengapa Ibunya melarang keluar Rudi jika ada yang memanggil nama temannya itu. Berarti yang dimaksud sebagai hantu adalah dua pria berbadan tegap dan berkacamata mata hitam itu.

Rudi mendengkur pelan di kamar. Setalah makan siang tadi, dia mengantuk. Tubuhnya terlentang di kasur. Tanpa baju. Hanya mengenakan celana dalam.

Setelah menengok Rudi, Dawiyah meminta Mai Dar tidur siang juga.Sedangkan Irwandar sudah berangkat mengaji ke balai pengajian Tengku Tami.

Jalanan lorong depan rumah itu tampak sepi. Tidak seperti biasanya. Satu atau dua warga lalu lalang. Sebagian menuju tambak, sebagian lagi menuju bibir pantai untuk menarik pukat.

Namun, hari ini, tak seorang pun melintas setelah kepergian dua pria tadi. Dawiyah merapikan tempat duduknya. Lalu mengambil benang dan larut dalam rajutannya.

Hanya desir angin yang menemani. Tak ada bising suara Mai Dar dan Rudi. Keduanya lelap dalam mimpinya masing-masing.

Hingga hari makin menua, hanya desir dan siulan burung terdengar pelan. Di ufuk barat, semburat merah pekat terlihat jelas dipantul dengan rinai mentari.

Sudah dua hari ini matahari kian memerah. Konon itu pertanda pertumpahan darah antarsesama. Tuhan, jauhkanlah kami dari marabahaya. Amin.

Matanya lekat menatap mentari yang pelan-pelan menuju peraduannya. Mentari itu seakan menjerit dibekap sinar merah pekat. Seakan tak ingin sinar itu mengelilinginya. Menghilangkan keindahan sinar jingga keemasannya selama ini. Dan, mentari itu pun bak menangis.

“Kak ada lihat anak Ma Rudi. Kami sedang mencarinya. Sudah keliling kampung tapi tidak kami temukan juga?” kata empat pria yang datang dari ujung jalan. Di belakang mereka terlihat Pak Keuchik.


MASRIADI.gif

Sort:  

Saya pendatang baru mas mohon vote ya

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.034
BTC 64038.60
ETH 3148.89
USDT 1.00
SBD 3.97