Bekal Sehat Untuk Anak, Kebutuhan Atau Kemauan

midiagam (70)in #indonesia • 5 years ago (edited)

Baikah sahabat Steemian, kembali lagi bersama saya, di hari yang indah ini. Nah, berbicara tentang bekal anak, sebagai seorang yang sayang dengan anak-anak, sebelumnya saya akan menanggapi dulu di tetapkannya hari makan, bekal, sarapan bareng, atau apa lah namanya. Kalau saya nggak ngefek, karena maksudnya membawa bekal itukan cuma instruksi, tetapi juga kan supaya hidup berkeluarga kembali di tingkatkan.

![image](

)

[Source]( sumsel.tribunnews.com/2017/07/29/anak-sekolah-tapi-binggung-siapkan-bekal-buat-si-kecil-yuk-coba-resep-sederhanan-nan-lezat-ini?page=all)

Seorang anak bakal kangen makanan mamanya, ya kan ? Sehingga nanti Insya Allah, kalau dia suatu hari menjadi ayah atau ibu juga bisa menurunkan kebiaasaan yang sama. Ya tapi kan nggak ngefek kalau ibunya kasih makan apa, biskuit, kan bekal yang di beli. Barangkali ada beberapa pesan yang ingin saya sampaikan di segmen ini adalah nomor satu bukan cuma makanan yang kita doyan, orang pintar itu makan apa yang kita butuhkan. Nah kebanyakan orang tua itu masih galau, masih belum paham tentang saya, anak saya apa sih. Nah saya punya 3 hal terkait pembahasan mengenai makanan sehat :

✔Nomor satu, yang di sebut makanan sehat itu nomor satu, Tuhan bikin nggak ? Ya pastinya Tuhan ciptakan sumber makanan bagi semua makhluk hidup di dunia Kalau Tuhan bikin, ntar dulu, tau-tau, tetangga yang bikin, tau dong maksudnya apa ? Tuhan bikin pasti untuk kesejahteraan manusia. Setiap makhluk di ciptakan di bumi oleh Allah, itu di berikan rejekinya masing-masing.
✔Yang kedua, kalau Tuhan bikin, DIA (Allah SWT) bikin untuk kita atau buat makhluk yang lain ? Ya, sebab ini ada masalah belakangan ini. Manusia makan kadang-kadang, ma'af makanan hewan juga di embat.
✔Nah, yang ketiga pertanyaannya orangnya orang mana ? Sedang tumbuh kembang, kuli kapal, atau presenter. Presenter duduknya manis, pakek make-up, kemana-mana pakek mobil, ya tentu kebutuhan kalori tidak terlalu banyak. Nah anak yang sedang tumbuh kembang, tentu kebutuhannya beda sama ibunya. Sama kayak kalau orang China bagi angpao, ya kan ?

Jadi sekali lagi lihat kebutuhan, tapi orang kita kan nggak, misalnya anak 7 tahun, ada bapak 45 tahun, hipertensi dan diabetes, engkongnya 70 tahun kenak kanker, kencing manis, karbohidratnya sama rata-rata. Nah problem dengan penyakit yang ada di tanah air kita, dan banyak negara belakangan ini adalah, anda tau nggak di sebut dengan makanan yang kita bilang makanan, yang menurut kita makanan. Di rak supermarket 80% dari apa yang kita sebut makanan, 100 tahun lalu nggak ada.

Source

Bisa jadi 100 tahun lalu yang penyakitnya nggak ada sekarang, jadi ada, ya kan. Jadi istilah bawa bekal dari rumah itu sebenarnya mempunyai filosofi. Sebetulya membawa kebaikan, kebaikan itu memang baik, tapi harus benar. Kalau kebaikan itu tidak benar, ini nggak baik namanya, ya kan ? Jadi yang di sebut makanan sehat itu bukan cuma sekedar tidak mengandung pengawet, mengandung pewarna, kesannya naif banget.

Yang di sebut makanan sehat, kita pedoman makan, namanya pola makan sehat dan seimbang, bukan yang lain. Yang lain itu namanya fesyen diet ya ? Sehat itu artinya semakin dekat dengan bentuk aslinya di alam. Nah analoginya gini, jadi kita lihat ayam, kalau ayam bukan mantan ayam, bukan sosis ayam. Ya opor ayam, ayam bakar bumbu rujak, ayamnya masih lengkap ketek sama kukunya, bukan yang sudah di olah dan di bentuk menjadi bentuk yang lain.

Nah makanya di WHO saja itu sekarang sudah memberikan semacam panduan-panduan yang belakangan ini saya lihat agak sedikit keras, karena melihat begitu banyak penyakit yang di tularkan seperti kanker, penyakit pembuluh darah, diabetes, yang bermula dari masa kecil. Satu panduan, salah satunya adalah, kita hentikan dari olahan.

Source

Jadi sebetulnya gini, sehat itu adalah sekali lagi, apa yang kita makan semakin dekat dengan bentuk aslinya di alam, seimbang. Seimbang artinya ada karbohidrat, ada protein, ada lemak. Saya suka sedih kalau lihat bekal anak sekolah kita isinya, karbo ! Karbo ! Karbo ! Kita lebih takut anak kita kelihatan ceking daripada tidak tumbuh tinggi. Nah, jadi kalau bapak, ibu ngontrol ke dokter anak, imunisasi, atau tumbuh kembang anak, jangan cuma tanya berat badan,

"Dok, saya pengen lihat grafik WHO dok, boleh nggak di cocokin sama tinggi anak saya"

Misalnya seperti itu ya, karena stunting adalah problem gizi terbesar di Indonesia yang menandakan adanya gangguan gizi yang sifatnya kronik, itu yang di sebabkan macam-macam. Bisa kekurangan kalori, bisa kekurangan protein, bisa kekurangan mineral dan gizi lain, banyak banget, terutama vitamin. Jadi gedein anak itu bukan sekedar tumbuh, tetapi juga kembang, gitu ya.

Jadi, sehat artinya itu seimbang, artinya setiap kali makan harus ada karbohidrat, protein, lemak. Saya nggak capek buat ngomongin, kebanyakan kita suka kejam, lihatlah bekal sekolah anak-anak, kelihatan karbonya banyak. Kalau nggak makek mie, pakek roti, kue, biskuit, pakek nasi goreng, ma'af ya. Nah, tetapi protein, astaqfirullahal'adzim, padahal kita tau yang di sebut dengan protein, setiap kali makan itu harus gede telapak tangan manusia, artinya manusia yang makan, bukan yang bikin.

Ya jadi kalau anda lihat tangan anak anda gedenya berapa, tebal dan lebarnya kalau di genggam, kalau di rapat. Maka, ini jumlah protein yang udah dia makan setiap siang dan setiap makan malam. Jadi negara ini sangat di takuti oleh bangsa lain, kalau kita punya manual anak Indonesia makan ikan 3 kali seminggu.

Demikianlah informasi mengenai bekal sehat untuk anak, moga-moga dapat bermanfa'at untuk kita semua. Sampai bertemu di postingan selanjutnya, Salam Steemian Indonesia.

~Keep Writing~