Birahi Lelaki Bermata Binatang

in #indonesia6 years ago (edited)

imagesource
..........

Di luar, hujan turun deras, bintik-bintiknya menempel di dinding kaca, lambat laun ia menguap, membuat pandangan ke luar mengabur, angin menampar-nampar celah jendela terbuka, yang sepertinya sudah lama macet.

Seorang pria bertopi hitam yang duduk di deretan kursi di depanku berpaling, menatap protes agar aku segera menutup jendela macet itu. Aku balas melihatnya, lewat tatapan pula kukatakan bahwa aku juga kedinginan. Jendela sialan ini macet dan aku tak suka cara kau menatapku. Akhirnya setelah sepersekian detik saling bersitatap, ia mengalihkan pandangan ke depan, mengerti pesanku.

Mobil melaju pelan, merayapi tikungan demi tikungan, merangkak naik dan turunnya tanjakan seulawah. Minibus ini sudah tua sekali, tiap kali sopir tancap gas ia akan berderit, berdecit. Jika sekali waktu L-300 ini mengalami goncangan, niscaya ia akan mengeluarkan suara seperti batuk berdahak seorang laki-laki renta.

Segenap penghuni minibus ini terperangkap dalam diam, masing-masing tenggelam dalam lamunan. Beberapa lainnya hanyut dalam lelap yang memaharaja. Sialnya, aku tak bisa tidur, baterai HP tumpas, kawan bicara tak ada. Memang ada seorang pria yang duduk bersebelahan denganku, namun semenjak dari terminal tadi, tak sekalipun ia memperlihatkan geliat keramahan meski hanya sekedar basa basi, sapaanku dibalasnya dengan sebuah senyum dingin, sedingin hujan di luar sana. Pria ini barangkali berumur tiga puluhan tahun. Memakai peci putih dengan gambar pedang hitam. Cambangnya tipis, demikian juga janggutnya. Ia mengenakan kemeja gamis putih selutut. Dalam remangnya malam, aku bisa melihat kedua bola matanya menyala. Seperti nyala bola mata Cheetah yang sedang mengintai mangsanya di kegelapan malam. Berkali-kali, secara sengaja ia mendehem. Ternyata tatapan kemarahannya ia tujukan ke bangku paling depan.

Di bangku depan, sopir sedang terlibat obrolan hangat dengan dua orang gadis, mereka membicarakan film india terbaru. Gadis yang duduk di tengah memerengkan badannya ke bahu sopir. Membisikkan sesuatu yang barangkali hanya mereka berdua yang paham. Di lain waktu, giliran sopir yang membisikkan sesuatu ke daun telinga si gadis, yang akibatnya kemudian membuat si gadis tertawa cekikikan. Kamu nakal, tandas si gadis dengan agak pelan. Aku mendongakkan kepala, agar penglihatanku dapat menjangkau dengan jelas pemandangan di depan. Si sopir memegang tangan si gadis. Dengan keyakinan penuh seluruh, ia menuntun tangan si gadis mendarat di pahanya.

Pria di sampingku, ikut mendongakkan kepalanya, dengan menggunakan mata Cheetahnya, ia melihat apa yang aku lihat. Sebelum akhirnya, pria dengan mata bernyala-nyala ini berteriak. Menggelegar. Membangunkan semua penghuni bus. Bajingan. Dasar biadab. Keparat mesum. Iblis laknatillah. Anak babi. Berani-beraninya kau berbuat mesum di sini. Turunkan aku di sini sekarang, kata pria bermata Cheetah itu. Aku tak mau naik mobil bus maksiat ini.

Si sopir dengan ketenangan yang tak terbayangkan, meminggirkan busnya, merogoh sesuatu di dalam tas si gadis, lalu menyalakan lampu dan menampakkan sebuah buku nikah. Kami sudah menikah. Ini buktinya. Dengan mata merah saga, seperti tatapan harimau yang hendak mencabik seekor rusa, si sopir menunjuk ke muka pria bermata Cheetah. Kau. Turun! Mobilku tak muat untuk orang-orang sepertimu. Mobil pun kembali melaju. Kali ini lebih kencang. Di luar hujan semakin deras.

.

Sort:  

Pak supir tidak berbuat maksiat, tp dia bisa membahayakan penumpang, hehehe..

Begitulah ketika sudah sama-sama tersulut emosi. 😂😂😂

Saya membayangkan nasib si mata cheetah, soalnya lagi hujan deras, entah ada bawa payung dia.

Setiap cara pandang menghasilkan konsekuensi. Konsekuensi si mata cheetah adalah turun. Kehujanan pula 😂😂

Hana saba le troh u rumoh, biar saya tebak! Pasti si supir dan si cewe genit yang terduga pasangan suami istri tinggal di seputaran gumpang!

Hahaha pakon jioh that keudeh u gumpang bg @altha15

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.13
JST 0.032
BTC 60918.56
ETH 2919.11
USDT 1.00
SBD 3.56