Oxfam Akan Menguji Coba Blockchain untuk Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Kamboja

in #indonesia6 years ago

Oxfam Akan Menguji Coba Blockchain untuk Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Kamboja

Oxfam International sedang membuat proyek pertanian berbasis blockchain yang bertujuan untuk memastikan bahwa petani padi mendapatkan harga yang adil untuk produk mereka.Dengan 50 petani padi organik yang sudah terdaftar, Blockchain untuk Mata Pencaharian dari proyek Rice Organik Kamboja, juga dijuluki Blocrice, Oxfam bermaksud memperkenalkan program ini di seluruh negeri.

Saat ini, teknologi blockchain sedang diuji coba di provinsi Preah Vihear di Kamboja utara.Menurut situs web Oxfam, akan ada “kontrak pertanian antara koperasi petani dan eksportir, pembuat kerupuk beras dan pembeli lainnya.Kontrak menetapkan harga pembelian utama, volume perdagangan, metode transportasi dan kondisi lainnya.”

Oxfam memperkirakan bahwa 60% dari angkatan kerja Kamboja bekerja di industri pertanian, menjelaskan bahwa banyak petani berpenghasilan rendah dan beberapa buruh tidak memiliki kontrak yang sesuai dengan klien mereka.Selain itu, kurangnya pengetahuan tentang harga pasar dan pinjaman berbunga tinggi membuat produsen mengalami tekanan besar untuk menjual produk dan menghapus utang.

Ini bukan situasi yang fantastis untuk industri pertanian di Kamboja.Yang mengatakan, selama beberapa dekade terakhir, ekspor beras telah meningkat secara signifikan.Sejak 2013, ekspor beras Kamboja telah meningkat sebesar 32,5%;ini menurut World’s Top Exports (WTEx), yang juga melaporkan Kamboja sebagai eksportir beras terbesar kesembilan pada tahun 2017 dan 2018, menjual senilai USD 331,1 juta.

50 petani yang merupakan bagian dari percontohan mendaftarkan profil mereka serta mengunggah data utama seperti hasil yang diharapkan dan area penanaman padi.Proyek ini berlangsung hingga Maret 2019 selama musim hujan, yang merupakan musim utama untuk panen dan menjual beras.

Proyek ini akan menargetkan penjualan beras ke pasar Eropa yang hampir setengah dari ekspor beras Kamboja.Berkat pengecualian tarif preferensial dari Uni Eropa, ekspor beras Kamboja sangat diuntungkan dan akan mendapatkan harga yang layak untuk para petani di Kamboja.

Kamu sudah pernah dengar tentang Bitcoin kan?Atau jangan-jangan malahan sudah mengoleksinya sekeping dua keping.Ternyata teknologi di balik Bitcoin atau yang dikenal dengan istilah blockchain bisa juga merambah dunia pertanian, lho.Teknologi blockchain yang biasanya digunakan untuk crypto currencyini dipakai untuk membantu para petani mendapatkan harga yang adil untuk hasil panen mereka.

Dilansir dari Nikkei Asian Review, Selasa (4/9), organisasi nirlaba Oxfam mengenalkan teknologi blockchain yang diberi nama Blockchain for Livelihoods from Organic Cambodian Rice atau Blocricekepada para petani di provinsi Preah Vihear di wilayah Kamboja utara.Petani padi di Kamboja memanfaatkan teknologi ini untuk memastikan harga hasil panen mereka dibayar sesuai.

Para petani bisa mengetahui harga padi di pasaran sehingga tidak tergantung harga yang dipatok oleh para tengkulak.Blocrice juga dimaksudkan untuk mempromosikan kontrak kerjasama di bidang pertanian antara koperasi petani, eksportir, pemerintah dan konsumen.Kontrak kerjasama tersebut menetapkan harga pembelian utama, volume perdagangan, metode transportasi dan aturan kerjasama lainnya.

Inisiatif Blocrice sendiri berawal ketika melihat fakta bahwa hampir 60% petani termasuk para buruh tani di Kamboja terjerat para tengkulak, terutama para petani yang memiliki penghasilan rendah.Para tengkulak memberikan pinjaman berbunga tinggi kepada para petani, sehingga mau tidak mau mereka terpaksa menjual hasil panen kepada para tengkulak dengan harga rendah untuk melunasi utang.

Namun, dengan Blocrice, para petani mempunyai posisi tawar yang kuat karena koperasi pertanian akan menjadi pihak ketiga dalam kontrak dan mengawasi setiap transaksi.Harga beras akan didasarkan pada harga pasar, dan biaya transportasi akan ditanggung oleh pembeli.“Dengan terdaftar di Blocrice, para petani memiliki platform untuk memberdayakan diri mereka sendiri,” jelas Solinn Lim, direktur Oxfam di Kamboja.

Petani yang mengikuti program tersebut akan didigitalkan dan didaftarkan di platform blockchain.Catatan perdagangan hasil panen mereka termasuk pembayaran, laba, uang keluar dan masuk akan tersimpan.Pembayaran kepada petani akan dilakukan melalui rekening bank sehingga tercatat dan dapat dilacak.

Proyek percontohan dimulai dengan mengajak 50 petani padi organik di provinsi Preah Vihear.50 petani yang tergabung dalam proyek percontohan telah mendaftarkan profil dan data pertanian mereka seperti area penanaman dan hasil yang diharapkan ke dalam sistem Blocrice berbasis web.Proyek ini akan berlangsung hingga Maret 2019 untuk menghadapi musim panen beras di negara tersebut.

Jika proyek percontohan tersebut berhasil, Oxfam bertekad akan menyebarluaskan Blocrice ke seluruh wilayah negeri yang dijuluki Hell on Earth ini.Oxfam juga akan memperluas cakupan inisiatif tersebut ke jenis hasil pertanian lain seperti singkong, kacang mete, jagung dan lada.

“Kami berharap bisa membawa traceability, transparansi, literasi keuangan dan praktek-praktek terbaik untuk pertanian di Kamboja,” ujar Kann Kunthy, managing director eksportir beras asal Phnom Penh, AmruRice, yang juga tergabung dalam proyek Blocrice.

Kann menambahkan bahwa inisiatif tersebut akan mempromosikan perdagangan yang adil, dapat meningkatkan citra beras Kamboja dan membantu memperluas ekspor terutama ke pasar Barat.Pengecer asing akan dapat mengakses sistem Blocrice untuk melacak dari mana beras berasal dan memantau apakah mitra dagang mereka memperlakukan petani lokal dengan adil.

Ekspor beras Kamboja telah meningkat selama dua dekade terakhir.Dari 8,9 juta ton beras yang dipanen pada 2017, 600.000 ton dikirim ke luar negeri, dengan hampir setengahnya masuk ke kawasan Uni Eropa.Selain itu, Cina juga menjadi tujuan utama ekspor beras Kamboja dimana kuota impor beras dari Kamboja ke Cina telah meningkat menjadi 500.000 ton per tahun.

Kira-kira bisa diterapkan di Indonesia, gak, ya?
By @muhammad-akhil

Sort:  

Congratulations @muhammad-akhil! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :

You received more than 10 upvotes. Your next target is to reach 50 upvotes.

Click here to view your Board of Honor
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Do not miss the last post from @steemitboard:

SteemFest3 and SteemitBoard - Meet the Steemians Contest

Support SteemitBoard's project! Vote for its witness and get one more award!

Coin Marketplace

STEEM 0.27
TRX 0.13
JST 0.032
BTC 62441.36
ETH 2940.53
USDT 1.00
SBD 3.59