"Pribadi Bijaksana"

Jika ada orang yang meminta kita untuk menilai seberapa pintar seseorang, kita tentu tahu harus mulai menilai dari mana. Tetapi jika kita diminta untuk menilai seberapa bijak orang itu, kualitas apa yang akan kita pertimbangkan?

Kebijaksanaan adalah kemampuan untuk membuat penilaian, dan pilihan yang tepat berdasarkan pengalaman. Jadi apa yang dibutuhkan untuk menumbuhkan kebijaksanaan?

Sumber foto

Untuk menjadi pribadi bijaksana, tidak harus menunggu tua atau pada saat menjadi pintar
Jumlah pengalaman hidup tidak ada hubungannya dengan kualitas pengalaman itu sendiri. Menurut data, antara usia 25 hingga 75, korelasi antara usia dan kebijaksanaan adalah nol, artinya usia bukanlah faktor penentu seseorang menjadi bijaksana. Kebijaksanaan muncul bukan dari pengalaman itu sendiri, melainkan dari merenungkan dengan penuh pertimbangan pelajaran yang didapat dari pengalaman. Penelitian lebih lanjut menunjukkan, perhitungan kecerdasan hanya sekitar 2% dari varians dalam kebijaksanaan. Mengembangkan kebijaksanaan adalah pilihan yang disengaja yang dapat dilakukan orang tanpa memandang usia dan kecerdasan.

Orang bijak menempatkan dirinya pada "pemikiran integratif", hal ini seperti dijelaskan oleh pakar strategi Roger Martin; pemikiran integratif— “kapasitas untuk menahan dua ide yang berseberangan secara diametral di kepala mereka” - dan merekonsiliasi mereka untuk situasi yang dihadapi. Demikian pula seperti kata filsuf Bertrand Russell, "orang bodoh dan fanatik selalu sangat yakin pada diri mereka sendiri, tetapi orang bijak selalu penuh dengan keraguan." Keraguan yang dimaksud adalah, setiap situasi selalu berada dalam pertimbangan dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan.

Seimbangkan kepentingan diri sendiri dan kebaikan bersama
Kualitas kebijaksanaan adalah kemampuan untuk melihat sesuatu melampaui keinginan pribadi. Psikolog Robert Sternberg mengatakan: "kebijaksanaan dan egosentrisme tidak kompatibel. artinya orang-orang yang telah tercapai keinginannya, namun tidak mempertimbangkan kepentingan orang lain atau bahkan dengan secara aktif menggagalkan kepentingan orang lain, tidak disebut sebagai orang bijaksana meskipun ia berusaha mengesankan diri sebagai orang bijak dalam setiap ucapannya. "

Ini tidak berarti bahwa orang bijak harus mengorbankan diri.
Dalam memberi dan menerima, seseorang yang terlalu fokus untuk membantu orang lain namun abai pada kepentingan pribadi, juga akan menimbulkan kemuzaratan. sebagai contoh; orang yang gagal mengamankan masker oksigen, sebelum membantu orang lain maka akan berakhir dengan kehabisan udara. Orang bijak menolak asumsi bahwa dunia adalah tempat menang-kalah, zero-sum. Mereka menemukan cara untuk menguntungkan orang lain, akan tetapi juga mempertimbangkan kebutuhan dan tujuan mereka sendiri.

Sumber foto

Menantang status quo
Orang bijak tidak segan-segan mempertanyakan segala sesuatu yang belum jelas dan bersikap kritis terhadap pemberlakuan aturan. Daripada menerima hal-hal sebagaimana biasanya, kebijaksanaan melibatkan diri dalam mempertanyakan apakah ada jalan yang lebih baik. Dalam Kebijaksanaan Praktis, psikolog Barry Schwartz dan ilmuwan politik Kenneth Sharpe menceritakan; Kisah seorang pria Philadelphia yang dihukum karena menodongkan pistol ke arah sopir taksi. Pedoman hukuman waktu itu mengharuskan pria tersebut dihukum sampai lima tahun penjara, tetapi fakta-fakta kasus tidak cocok: pria itu menggunakan pistol mainan, itu adalah pelanggaran pertamanya, dia baru saja kehilangan pekerjaannya, dan dia mencuri $46 untuk menghidupi keluarganya . Seorang hakim yang bijaksana memberinya hukuman yang lebih pendek dan izin untuk mendapatkan pekerjaan di luar penjara pada siang hari agar ia dapat mengurus keluarganya — dan mengharuskannya membayar $46.

Lebih bertujuan untuk memahami, daripada menilai
Secara sepihak, banyak dari kita yang bersikap seperti juri, memberikan penilaian atas tindakan orang lain sehingga kita berusaha menempatkannya ke dalam kategori baik dan buruk. Pribadi yang bijak menolak dorongan dirinya kepada sikap yang seolah-olah menjadi seperti detektif yang tujuannya untuk menjelaskan perilaku orang lain. Langkah konkrit yang dilakukan adalah dengan cara menawarkan nasihat yang lebih baik kepada orang lain.

Dikekinian, kebijaksanaan telah dipatenkan menjadi hak kelompok tertentu. Dan seakan jabatanlah yang berkuasa atas kebijaksanaan.

---

Tetesan air saja mampu melubangi batu, bagaimana mungkin guyuran nasehat tak mampu melunakkan hatiku yang beku.
Teruslah menasehatiku...!!!

---

Created by: @munawar87/Munawar IskandarFasilitator Pemberdayaan MasyarakatAnggota KSI Chapter Pidie

---

Sungguh indah, kita dipertemukan dan dipersatukan dalam komunitas yang saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.

---

Salam Kompak Komunitas Steemit Indonesia

Semoga Tali Silaturrahmi Ini Terajut Menjadi Sebuah Ikatan Persaudaraan Yang Saling Memberdayakan