Kapan pertikaian "dunia maya" itu tuntas?

in #indonesia5 years ago

image

Sejak akses internet menjadi mudah, ada banyak hal yang ikut berubah. Termasuk polarisasi soal kampanye politik. Banyak tim sukses atau kandidat mengambil kesempatan ini, alasannya tidak lain, media sosial lebih simpel dan tidak mengeluarkan biaya besar untuk promosi sang kandidat.

Karena kampanye semacam ini begitu mudah, membuat kampanye dengan metode klasik, dengan kalborasi penyanyi dangdut atau pelawak dan pembagian-pembagian kaos dilapangan luas. Kampanye jenis ini semakin lama semakin akan sulit ditemukan.

Namun hal itu ternyata berefek tidak hanya sekedar seperti efek dari kampanye dunia nyata. Hiruk pikuk kampanye lewat dunia Maya justru membludak dan meledak tanpa kendali. Informasi informasi tersebut justru menyulut api di 'tanah' dunia Maya akibat kepenting-kepentingan politik yang sebagian malah menganggap di rugikan karena informasi ini.

Mirisnya, tak sedikit narasi-narasi tersebut disampaikan dalam bentuk yang tak baik dan tidak memperlihatkan etika keindonesiaan dan kesantunan yang berciri orang-orang yang mencintai perdamaian. Narasi itu tidak sedikit yang mengandung cacing maki, tanpa peduli itu ber etika atau tidak. Bahkan narasi tersebut terkadang dianggap benar oleh mereka sendiri.

'Dawa-dawi' tersebut tidak hanya terjadi satu pihak saja, bahkan kedua belah pihak lazim mempertahankan argumen mereka dengan tidak melihat efek yang ditimbulkannya kepada orang lain. Tidak cukup sampai disitu, tak jarang bahkan untuk memperkuat asumsi tersebut terkadang ada beberapa isu hoax yang dibuat.

Dalam konteks tersebut, tidak ada pihak yang menengahi atas pertikaian dunia Maya yang terjadi tanpa dasar kuat tersebut. Bahkan pihak sebelah bangga ketika, pihak yang lawan tersudutkan. Itu seperti kepuasan usai mengalahkan lawan dimedan perang.

Fanatisme buta terkadang membuat orang mengiyakan apa yang seharusnya tidak perlu dibenarkan. Bahkan tak jarang saudara sendiri dianggap pengkhianat hanya karena beda asumsi dan kepentingan politik. Hingga merambah dalam tatanan sosial masyarakat, hingga enggan menyepakati sekalipun keduanya bertemu secara berhadapan.

Mungkin ini yang perlu diperhatikan oleh semua kita saat ini. Apalagi ini adalah tahun politik. Sudah cukup tumpah darah, saling lapor melapor dan sebagainya. Sehingga siapapun yang mengambil posisi pucuk, kita tetap Indonesia yang damai, tidak ada yang risih dan sebagainya.

image

Sort:  

Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/8eHupPq

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 62934.09
ETH 3118.65
USDT 1.00
SBD 3.85