Bimbang menanggung rindu

Ia menyebut minuman itu—yang komposisinya terdiri dari es batu, agar-agar dan krim susu sebagai esmenen ten. Sebab selepas setiap kali meminumnya, saat tidur kemudian ia seringkali bermimpi erotis. Di selatan ada kedai baju yang menjual busana-busana muslimah. Alam bawah sadarnya menerjemahkan dengan kreatif busana-busana yang dikenakan oleh oleh patung-patung wanita cantik yang berhijab itu menjadi mimpi erotis. Sejatinya walau mereka cantik, tetap saja mereka adalah patung yang berhijab namun tidak mengenakan beha—boleh jadi mereka mengenakan jilbab karena kepala mereka botak.

Ia bergegas pulang setelah melihat jam dinding di kedai minum itu menunjukan pukul setengah sebelas malam, setibanya di rumah, di dalam kamarnya, ia berbicara kepada dirinya sendiri di depan cermin.

“Hati wanita itu bagaikan daun pintu, jika kuncinya hilang bukalah jendelanya, agar cahaya bulan dan matahari, masuk menerangi isi hatinya. Hanya 1 dari 10 pria yang memiliki kunci asli. 9 nya lagi adalah juru duplikat kunci. Ya, sudah, jagalah kuncimu agar tidak berkarat, saya mau tidur dulu,”

Refleksinya di dalam cermin yang kurang jernih itu , ia tetaplah seorang pria lajang ranum kidal. Kemudian ia dan dirinya yang kidal itu tidur di dalam ruang, waktu dan dimensinya masing-masing. Seandainya di saat bersamaan semua orang di bumi tidur dan lalu bermimpi maka tidak ada lagi logika atau realita dalam hidup ini. Oleh karena itu dikatakan bahwa hidup ini cuma ilusi, main-main atau canda gurau. Manusia itu selalu tertidur, ketika ia mati, sesungguhnya ia baru bangun. Masalahnya adalah jika saat tertidur(hidup) tidak mengenal diri sendiri dan Tuhannya, bagaimana ketika ia sudah mati(terbangun)? Mereka akhirnya terpejam setelah lelah berdebat dengan kelabat pemikiran mereka masing-masing dan biasanya mereka akan bertemu lagi ketika ia menyisir rambut di depan cermin.

Keesokan paginya setelah mengalami mimpi erotis yang aneh, ia kembali teringat dengan perempuan yang sangat ia sukainya itu. Selanjutnya, pagi itu karena tak mampu menahan rindu—bimbang menanggung rindu, ia mengambil lembing dan menusuk-nusuk pohon pisang. Ia memikirkan tentang dualitas duniawi, senang-sedih, panas-dingin, tinggi-rendah, nikmat-sengsara, untuk memahami rahasia penciptaan melalui seksualitas.

Pamannya berketus "kamu ini mengapa harus jatuh hati hati kepada perempuan yang pernah diseruduk oleh babi!" Mendengarkan perkataan pamannya itu, ia murka, lantas ia mencabut lembingnya yang tertancap pada pohon pisang dan kemudian mengejar pamannya. Pamannya menyelamatkan diri, lari ke dalam sawah menuju polsek setempat. Setelah kejadian itu mereka tidak pernah saling menyapa beberapa bulan hingga akhirnya pada suatu hari ketika pamannya sedang menatah getah ada seekor babi yang mengamuk, sehingga untuk menyalamatkan diri ia harus memanjat pohon. Mendengar kabar bahwa pamannya memanjat pohon karena ada seekor babi yang mengamuk, maka ia segera mengambil lembing dan membawa anjing-anjingnya untuk menyelamatkan pamannya. Akhirnya hubungan mereka kembali akur, mereka didamaikan oleh seekor babi.