Karena perempuan tidak memiliki alat kelamin lelaki dan lelaki tidak memiliki alat kelamin perempuan
TADI saya tidak taraweh. Kami duduk di sebuah kios saat dengan lampu sengaja dimatikan, kemudian mendengarkan obrolan seputar gagal panen. Di sawah Paya Tagôt banyak sekali hama tikus yang merusak padi petani. Kendala di kebin saya adalah monyet dan tupai, saya harus berbagi rezeki dengan mahkluk Tuhan itu. Dulu ada juga dua ekor babi, tapi sudah kami racun. Dalam dua tahun ini petani mengeluh banyak hama penyakit, mulai dari tikus hingga keong. Umumnya mayotitas penduduk Bulbeurgh adalah bertani, ada juga pedagang. Karena ini adalah daerah yang agak terpencil maka di sini banyak sarjana, sehingga banyak PNS dan guru honorer juga.
Profesi minoritas adalah dukun, dan pencuri. Kalau yang ranum dan masih lajang di sini cuma tinggal 3 orang, seorang guru honorer, seorang arsitrktut dan tentu saja saya. Kemudian seorang teman saya berkata dalam tanda tanya, tanyanya agak omong kosong tetapi benar juga "kenapa lelaki menyukai perempuan dan perempuan menyukai lelaki?" Kami tidak menjawab hanya diam saja, sejenak kemudian ia menjawabnya sendiri dengan sahih "karena perempuan tidak memiliki alat kelamin lelaki dan lelaki tidak memiliki alat kelamin perempuan."
Saya katakan omong kosong karena tujuan seorang lelaki menikah bukan untuk memanjakan buah zakarnya. Saya katakan ada benarnya juga karena perempuan yang sudah menikah cenderung untuk memanjakan libido dan payudaranya. Tidak, sebenarnya bukan begitu, kita menikah untuk beribadah, menggapai berkah Allah melalui kasih sayang dan cinta suami-istri.
Istri yang baik adalah istri yang bisa menyejukkan hati saat kita pulang ke rumah. Saya belum memiliki rumah sendiri, jadi belum punya istri. Rumah yang sehat adalah rumah yang memiliki dapur yang bersih. Karena saya belum punya kedua-duanya, pada saat ini saya sedang senang melihat istri-istri orang, pinggul mereka besar-besar dan saya yakin mereka pelanggan setia tabung gas elpiji kecil. Dapur dengan tungku arang, aromanya sedap sekali. Semasa DOM dulu pundak pria dan pantat wanita di Bulbeurgh keras sekali, itulah pantat dan pundak tungku kayu bakar. Sementara pada malam hari jika berada di atas bukit Blang Beubuë, kita bisa melihat lidah api dari obor Arun LNG menjilat langit Tuhan. Itu api kapitalis, dunia ditipu dengan julukan kota Petro Dollar untuk Lhokseumawe.
TADI malam saya bermimpi berciuman dengan seorang perempuan yang mengenakan topeng. Sebelum kami berciuman, dia memborgol tangan saya, kemudian ia membuang kunci borgol ke dalam sumur yang kira-kira letaknya sekitar 7 meter dari kami. Dalam posisi tangan saya terborgol, kami berciuman, namun ia tidak menanggalkan topengnya, maka yang saya cium adalah bibir topeng.
"Aku salah buang kunci, yang aku lemparkan ke dalam sumur adalah kunci pintu rumahku, bukan kunci borgol tanganmu," kata dia.
Lantas ia megambil tali, melilitkan pada tubuhnya dan diikatkan pada pohon yang tumbuh di samping sumur, lalu terjunlah ia ke dalam sumur itu untuk mencari kunci pintu rumahnya. Pada akhirnya ia tidak pernah muncul lagi dari sumur itu dan tangan saya tetap terborgol. Padahal saai ia memborgol saya, saya pikir kami hendak melakukan olah asmara gila seperti Aomame si kacang polong dan seorang polwan dalam novel Haruki Murakami; 1Q84.
