La tiera es redonda como una neranja(Bumi bulat seperti jeruk)

in #indonesia6 years ago

Tadi aku suntuk sekali ketika berada di atas dangau dan butuh hiburan.. Cukup berupa sebuah tontonan, film. Ingin sekali nonton film Avengers: Infinity War. Sepertinya ketika masih kecil dulu aku pernah masuk bioskop sekali, saat masih ada Cunda Plaza. Kira-kira saat itu kami masih SD, mungkin kelas 4 atau 5. Pada hari raya kami menumpangi sebuah labi-labi, menuju ke kota, ke Cunda Plaza. Kami menonton film pendekar yang dibintangi oleh Barry Prima, karena anak kecil hanya diperbolehkan menonton film pendekar. Di dinding aku melihat ada beberapa poster film, salah satunya poster aneh; ada gambar wanita berbaju seksi, saat itu kami tidak paham makna poster itu. Kalau tidak salah, nama yang tertera pada poster itu salah satunya adalah Eva Arnaz. Tetapi seorang satpam sudah lebih dulu mengarahkan kami ke bilik film pendekar. Itulah satu-satunya kenanganku di bisokop. Cunda Plaza itu miliknya orang Cina, dan tutup ketika terjadi kerusuhan pada bulan mei 1998.

Sekarang gedung itu hanya menjadi sarang burung hujan atau diam-diam tanpa ada yang tahu kita bisa membawa seorang PSK ke situ dan lalu mengoroyoknya ramai-ramai(ini hanya dugaanku saja tanpa menilik terlebih dahulu). Oleh orang tua, kami diberi tahu bahwa Cunda Plaza hanya buka saat hari raya saja, kami percaya. Maka ketika hari raya tiba, kami selalu ke sana, dan kemudian ke laut(Ujông Blang). Lalu ketika video pita masuk kampung, film yang paling populer adalah Bruce Lee, tapi penduduk yang menonton film itu menyebutnya seabagi Musle; pada kotak kaset ada sinopsis dengan tulisan bahasa Inggris yang tidak mereka pahami, ada satu kata dalam sinopsis itu yang paling mengena, yakni Muscle(otot), lantas mereka membacanya Musle.

Selepas salat jumat kemarin, aku kembali berada di ladang. Tampaknya langit ingin mencurahkan hujan, namun ia enggan; sesungguhnya tiada keragu-raguan pada malaikat Mikail. Saat SD dalam pelajaran agama, guru mengajarkan bahwa yang menurunkan hujan adalah Mikail, saat belajar IPA, prosesnya turun hujan berbeda, IPA tidak mengenal malaikat. Singkat kata, geografi, bencana, rahmat dan musibah cukup aku pahami dengan sebuah kata sederhana, yakni malaikat.

Tapi ada satu hal yang sulit aku percaya sejak SD hingga sekarang, yaitu bahwa bumi itu bulat. Terlebih-lebih saat aku kuliah dan mengenal seorang kakak senior, sebut saja namanya Bunga. Semuanya yang mengenalnya setuju menghadiahkan 3 kata untuknya; energetic young lady. Sebenarnya hal yang paling menonjol darinya adalah dadanya. Saat Bunga berlarian kecil menuju kantin, kami semua yang di kantin terperangah. Bergetar-getar, radiasinya tinggi sekali; aku tidak percaya bahwa bumi itu bulat. Pada suatu siang ketika aku melewati perpustakaan Unsyiah dengan motorku untuk pulang, aku menjumpainya di bawah pohon angsana. Aku ragu-ragu ingin menawarkan tumpangan untuknya, mungkin saja dia sedang menunggu seseorang. Aku juga canggung jika harus memboncenginya, aku tidak pernah memboncengi perempuan.

"kakak, mau pulang?" Aku bertanya, tanpa menjawab Bunga segera duduk mengangkang di belakang. Kami memasuki lorong yang sempit dengan banyak polisi tidur. Setiap melintasi polisi tidur aku semakin tak percaya bahwa bumi itu bulat, tapi berkenan dengan kata Gabriel Garcia Marquez: la tierra redonda una como neranja(bumi bulat seperti jeruk), maka aku percaya saja bahwa bumi itu bulat. Aku teringat di halaman rumahku saat itu ada dua batang pohon jeruk bali, tetapi yang sekarang berada di belakangku saat it bukanlah jeruk bali, melainkan jeruk batak. Pada polisi tidur terakhi aku malah berpapasan dengan dua orang senior 2004; mereka dijuluki senior terdampar Tsunami, salah satu dari mereka bekerja di American Red Cross dan dia memiliki sebuah kamera cannon; ia mengabadikan kami dengan kameranya. Celakanya saat melintasi polisi tidur terakhir itu, wajahku agak sedikit konyol.

Pada malam hari selepas magrib di asrama, aku membuka FB; aku mendapati foto yang diabadikan tadi, aku ditandai. Tetapi fotonya sudah diedit: aku duduk di atas tangki motor dengan wajah konyol, dan Bunga duduk di atas palang belakang motor. Diedit selayaknya poster film yang berjudul: ketika tangki bertasbih, hingga ketua prodi ikut berkomentar. Lastas, keesokan sore harinya aku bertemu dengan salah satu senior lainnya, ia angkatan 2003; dijuluki senior Darurat Militer. Ia meminta jaketku yang sedang aku pakai; jaket yang kemarin aku kenakan saat memboncengi Bunga. Rupanya senior DM ini adalah pengagum Bunga, setelah membayarkan minuman kami, ia menggantikan jaketku seharga 100 ribu, jaket Chelsea FC.

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.034
BTC 63900.40
ETH 3140.82
USDT 1.00
SBD 3.98