Mimpi dan realitas
Di LDS, sekiranya kita mampu(ingat) untuk bertanya: siapakah namamu, maka ketika ia menjawabnya, itu akan menjadi semacam malapetaka bagi dia. Kita bisa menguasainya. Ketika kita bisa mewujudkan lamunan kita di dunia nyata, itu juga akan menjadi semacam petaka bagi lamunan itu; lamunan itu harus beradaptasi dengan orang-orang di dunia kita--sebenarnya orang-orang di dunia kita yang harus mampu memahaminya. Di LTS juga ada semacam polisi, ketika kita hendak kembali ke dunia nyata, polisi-polisi itu akan menangkap kita dan lalu mencuci otak kita, sehingga ketika terjaga, kita hanya bisa mengingat sedikit saja tentang mimpi kita.
Saat kita bermimpi bersentuh tubuh dengan pribumi LTS, sperma kita tidak akan tumpah di sana, tapi tumpah ke dunia kita sendiri; mereka tidak mau menerima itu. Dunia nyata seperti menghitung dari 1 sampai 10, dunia mimpi itu seperti menghitung mundur dari 100 hingga ke 1. 7 x 3 = 21(dunia nyata). 3 x 7 = 12 (LTS). Jika pada saat yang bersamaan seluruh penduduk bumi tidur dan bermimpi, maka pada saat itu tidak ada lagi realita. Tetapi ada dimensi waktu yang mencegah segala sesuatu untuk tidak terjadi secara bersamaan. Tentu ada relativitas waktu di dunia kita dengan di LTS, semacam nila mata uang; 16 ribu rupiah, di Indonesia hanya cukup untuk sebungkus rokok. 16 kroner di Sweden, bisa membeli mobil dan rumah. 5 menit di LTS bisa jadi 5 tahun. Dimanakah letak portal penghubung LTS dengan dunia nyata? Tentu kita tidak tahu. Bahkan saat kita tertidur, tiba-tiba muncul agen-agen gelap yang menyeret kita ke LTS, walau pribumi LTS enggan menerima kita. Jalur yang terlalu sering menyeretku ke LTS adalah halusinasi dalam tidur(Hinogogik), susah bernapas, tidak bisa bergerak, ingin berteriak tidak muncul suara dan melihat sesuatu yang menyeramkan menindihku.
Secara ilmiah itu diuraikan bahwa, tiba-tiba pikiran terjaga, tapi anggota tubuh lumpuh(masih tidur). Aliran listrik di otak tak mampu untuk memerintahkan anggota tubuh menuruti keinginannya. Sebenarnya saat mengalami kejadiab ini yang diperlukan adalah kenangan, jangan panik, setelah melewati tahap ini, kita bisa sedikit diterima atau memerintah orang LTS melakukan keinginan kita; ini termasuk jalur semi-legal. LTS itu semacam dunia tanpa batas, di sana buah zakar bisa tumbuh di punggung, dan jutaan lagi keterbatasan yang sulit dilakukan di dunia nyata, menjadi gampang dan lumrah di LTS. Salah seorang temanku, justru LTS baginya menjadi semacam camera CCTV. Ia sering berkelahi secara tak kasat mata dengan dukun, dukun mengirim hantu, jampi-jampi. Ia segera merasakan getarannya dan lalu melindungi dirinya dengan doa tarikat tertentu. Saat tertitidur, di dalam mimpinya ia bisa melihat perkelahiannya dengan dukun itu. Adakalanya suhu tubunya panas, rupanya ia melihat di situ bahwa dukn itu mengirim api untuk mencelakainya, dan rupanya, doa yang dibacakannya menjadi air untuk memadamkan api itu. Hantu, ular, penangkal ular dan hantu. Ia tahu semunya karena diperlihatkan dalam mimpi, maka tak mengherankan jika ada sebuah karyanya nanti yang berkisahkan tentang kemistikan. Aku sering berharap agar diperlihatkan dalam mimipi; ingin tahu siapa yang dulu memasang jampi-jampi di rumahku, tetapi selalu gagal. Pribumi LTS yang sering aku jumpai itu aneh-aneh, mulut ikan berkepala manusia. Ada salah satu ras di LTS, ia bersayab, mau bersahabat, walau enggan berbicara. Aku terlempar jauh sekali(sepertinya tiada akhir) saat terlempar itu aku melihatnya dgn jelas. Tetapi karena panik yang berlebihan, akhirnya aku terbangun.