Ibu dan Sebuah Fragmen tentang Hujan

in #indonesia6 years ago

image

Sumber

Beberapa penulis yang saya sukai sangat menggemari hujan. Mereka menulis hujan dengan kata-kata yang sangat sangat Indah dan mengagumkan. Saya tak tahu pasti kenapa sebagian penulis menyukai hujan. Apapun alasannya, saya juga sudah jatuh hati pada butir air yang jatuh dari langit itu.

Saya memiliki kisah sendiri saat hujan. Sebuah fragmen yang terjadi masa lalu namun masih melekat hingga hari ini. Saat itu saya masih kelas 4 SD. Lonceng tanda pulang sudah berbunyi. Saat itu saya selalu dijemput ayah ketika pulang sekolah. Tapi hari itu ayah tak datang. Hujan deras menghadangnya di jalan.

Sudah satu jam kami tak bisa pulang. Hampir semua murid dan guru masih menetap di sekolah. Hujannya memang deras betul hari itu. Tapi syukurlah tak ada petir yang saling guncang. Beberapa teman justru senang dengan hujan. Mereka, terutama yang laki-laki bermain hujan di halaman sekolah. Guru pun sudah capek melarangnya mereka tetap larut dalam rinai hujan.


image

Sumber

Beberapa saat kemudian hujan mulai reda. Guru dan beberapa teman beranjak pulang dalam gerimis. Saya dan Nisa, adik kelas saya, masih di sekolah menunggu jemputan. Tak lama berselang Nisa dijemput ayahnya. Saya tinggal sendirian sekarang. Tapi masih ada ibu kantin yang belum pulang.

Tak lama kemudian, tepatnya jam 1 siang, seorang perempuan cantik jelita terlihat datang dengan payung merah jambu menghadang hujan. Dengan wajah cemas ia terus berjalan dalam genangan air yang sudah merendam sekolah kami sampai menutupi tumit orang dewasa. Perempuan cantik itu adalah ibu.

Saat dia menggapai saya, wajahnya khawatir dan menanyakan keadaan saya. Padahal saya tak kenapa-napa, hanya saja tadi memang sempat takut tak dijemput. Ibu memeluk dan mencium pipi saya. Dan setelahnya dia menggendong saya lalu kami pulang. Fragmen itu benar-benar abadi di ingatan. Benar-benar Indah.


image

Sumber

Hari itu saya merasakan kasih sayang yang terlampau besar. Kasih sayang yang dapat mengusir dingin dan takut. Saya kira ibu tak pernah setakut itu atas keadaan saya. Mungkin karena saya memang selalu ada dalam pantauannya. Tetapi tetap, hari itu saya merasa memiliki pahlawan dalam diri ibu.

Saya memang paling dekat dengan ibu. Padahal kalau dilihat saat ini, saya dan ibu justru lebih tinggi saya. Tapi kita semua tahu, bahwa, dalam ranah apapun, ibu tetap ibu. Anak tetap anak. Ia tak bisa tertukar oleh apapun. Suatu saat ibu kita menua. Kita sudah dewasa dan mampu menjaganya. Saat itu kita tetap seorang anak. Dan ibu tetap ibu.

Atas fragmen itulah hingga saat ini saya selalu merindukan ibu saat hujan turun. Ibu adalah sebuah fragmen ketika hujan turun. Seperti halnya hujan, bagi saya, ibu selalu meneduhkan. Ia seperti basuh hujan saat tanah-tanah mulai kering kerontang. Seperti oase di tandusnya padang Sahara. Lewat hujan malam ini saya hantarkan segala doa baik untuk ibu. Saya yakin tuhan pasti mendengar... 😊

Salam,

@rinapandia109 😊

Sort:  

Nice read. I leave an upvote for this article thumbsup

Thanks bro.. 😂

Hujan mengajarkan banyak arti kehidupan,
tentang ikhlas dan ketulusan.

Salam sukses Mba @rinapandia109

Setuju mbak. Hujan memang patut, sangat patut dicontoh dan memiliki ibrah kehidupan.. Sukses juga untuk Mbak @ettydiallova cantikku.. 😊

Pada 25 Juli tengah malam, saya menulis tentang hujan. Membahas mengapa banyak orang terinspirasi dengan hujan. Semoga tulisan tersebut bisa selesai dalam dua hari ini. Btw, sudah lama tidak turun hujan di Lhokseumawe.

Kok bisa sama ya, Pak.. 😁
Jadi gak sabar nunggu tulisannya siap digarap.. 😂
Iya nih, Pak. Hujan sepertinya enggan betul turun di Lhokseumawe.. 🙄

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.11
JST 0.031
BTC 68728.62
ETH 3843.27
USDT 1.00
SBD 3.65