Membaca karakter lewat irama lagu

Lagu adalah penyejuk hati bagi pendengarnya, irama sebuah lagu yang mendayu-dayu bisa mengaduk-aduk emosi, bahkan lagu juga bisa membangkitkan semangat orang yang mendengarnya.

Di Indonesia yang terdiri dari banyak suku, dan masing suku mempunyai lagu ciri khas daerahnya. Dibalik sebuah lagu terbersit karakter daerah yang terwakilkan lewat irama lagu yang dinyanyikan, karena sebuah lagu tercipta lewat pengembaraan jiwa sang pencipta lagu tersebut, dan jiwa si pencipta lagu sangat dipengaruhi oleh keadaan disekitar si pencipta lagu berada.

Orang Batak walau berkarakter keras tapi lagunya sebagian besar berirama sendu dan sedih, begitu juga orang Minang lagunya seperti rintihan hati, mungkin faktor geografis yang berbukit-bukit sehingga irama lagu mereka mendayu-dayu seperti jalan lereng bukit yang berliku dan berkelok.

Berbeda dengan orang Batak dan Minang, lagu orang Maluku sangat energik dan penuh semangat, mereka yang hidup dipinggir pantai mempunyai karakter cenderung kasar sehingga lagu yang tercipta menggambarkan kondisi jiwa penduduk daerah tersebut.

Irama lagu orang Papua terdengar menghentak-hentak seperti derap langkah pemburu di hutan, mungkin karena kebiasaan orang Papua yang senang berburu sehingga irama lagunya lebih hidup. Sedang orang Sunda lebih menyukai irama jaipongan, hal ini mungkin karena orang Sunda mempunyai pinggul seperti gitar, sehingga mereka memerlukan musik yang berlekuk untuk bisa menggoyang pinggulnya yang aduhai.

Irama lagu orang Jawa lebih sayup dan melengking, hal ini tidak terlepas dari kebiasaan orang Jawa yang sering minum teh daun yang tidak disaring, sehingga bibir mereka tipis yang menyebabkan suara mereka melengking.

Sedang lagu orang Aceh sedikit sulit mendeteksi kedalam katagori mana, karena sedikit lagu Aceh yang orisinil, kadang lagu berirama lembut tapi diiringi musik yang keras, sehingga terlihat seperti 'memperkosa' irama sebuah lagu, namun karena orang Aceh kebanyakan suka dengan lagu India yang penuh drama, mungkin ini juga menggambarkan watak orang Aceh yang sulit dideteksi.