Tentang CR7 dan Keluarga Sebagai Obat

Saya tidak tahu bagaimana pikiran seorang Cristiano Ronaldo saat ini. Setelah dirundung masalah pemerkosaan terhadap seorang perempuan berusia 34 tahun, belakangan muncul kabar lain lagi yang menyebut calon mertuanya ternyata gembong narkoba yang cukup sangar di daratan Eropa.

Saya kira saat ini adalah saat-saat paling menyebalkan untuk pemain berjuluk CR7 itu. Memang, ia masih cukup sering mencetak gol untuk klub barunya, Juventus. Tetapi Ronaldo tak bisa menyembunyikan bahwa ia sedang tak baik-baik saja. Terutama perihal psikologis.

---

Sumber

Beberapa media terus memantau kabar miring tentang Ronaldo. Hal tersebut tentu menjadi makanan empuk awak media. Adapun bagi Ronaldo, itu adalah pukulan telak dan paling menyudutkan dirinya. Saat ini hampir semua orang melihat kapten Portugal itu dengan tatapan buruk. Bahkan beberapa sponsornya terancam memutuskan kontrak dengan ayah angkat Martunis ini.

Dalam situasi seperti inilah keluarga menjadi obat pelipur lara. Saat dunia dan segala kebangsatannya memojokkan kita, menghantam kita dengan kejam, mempermalukan kita, hanya keluarga yang tetap mendukung kita dengan tulus. Keluarga adalah obat dari segala obat. Ronaldo butuh keluarga saat ini.

---

Sama halnya dengan Ronaldo, kita semua juga akan merasakan hal yang sama jika berada pada posisi serupa bintang Portugal itu. Barangkali, saat ini kita masih baik-baik saja dengan dunia dan segala tetek bengeknya. Tetapi tidak menutup kemungkinan kalau suatu saat dunia akan meninju kita dengan sangarnya dan kita akan remuk. Kita jatuh.

Kalau sudah begitu semua terasa sakit. Tak ada makanan yang enak. Tak ada baju baru yang menarik mata. Bahkan bagi laki-laki, semua perempuan tak lebih cantik dari Mimi Peri kalau sudah berada di posisi segawat itu. Keluargalah tempat untuk pulang. Satu-satunya obat penenang adalah keluarga. Saya sangat percaya hal itu.

---

Oleh sebab itulah, perbanyak bersyukur karena kamu masih memiliki keluarga lengkap dan menyayangimu dengan tulus. Jaga baik-baik relasimu dengan semua anggota keluarga. Karena ketika kamu berada di titik terhancur dalam kehidupan ini, hanya keluarga yang tetap memberimu pelukan hangat dan doa yang sangat tulus.

Saya kira cukuplah ini postingan saya malam ini. Kalau terlalu panjang takutnya ada air yang tumpah dari mata saya. Karena bukan lebay, setiap berbicara tentang keluarga, saya otomatis menjadi laki-laki cengeng penyuluh air mata. Jangan tanya kenapa karena saya belum menemukan jawabannya. Begitulah, duhai. Semoga bermanfaat. Salam literasi.

---