Ini Bukan Soal Pelagi, Warna Warni Itu Indah

Dua bula sudah saya cuti. Bukan melupakan. Apalagi kalau kalian memvonisku pensiun dini dari media keren ini. Tidak, itu tidak benar. Saya hanya cuti. Dan saya nyatakan bahwa selama cuti saya tidak akan menuntut apapun di luar hak saya.

Ini bukan soal pelangi yang membentang menghiasi langit. Tapi, lebib kepada perpaduan beberapa warna. Yang bila warna itu tidak berpadu bersisian satu sama lain, mungkin cekungan itu tidak begitu menyita perhatian, banyak kalangan. Terlebih anak-anak yang sejak dahulu, hingga entah sampai kapan serentak menghafal lirik lagu. Yang menceritakan perpaduan warna itu.

Warnanya memang beda. Ukuran, cekung, panjang, lebar kesemuanya sangat proporsional, tidak yang satu lebih tebal atau lebar ukurannya, sementara cekungnya masih seirama, tidak satu cekung ke bawah dan satu lagi cekung ke atas. Panjang kesemua hiasan fenomenal itupun masih bisa dikatakan sama dan tidak saling memanjangkan diri. Lebar setiap warna itu pun tergolong tidak mencolok satu dengan lainnya.

Ini bukan soal pelangi. Yang kesemua warna itu seiya sekata, walaupun warna setiap mereka itu berbeda. Tapi mereka kompak dalam setia gerakan. Tidak yang satu warna muncul di barat dan sementara warna lainnya muncul di timur, mereka selalu seayun langkah dalam setiap kesempatan unjuk diri.

Warna warni itu akan melahirkan sesuatu yang sangat indah, satu warna indah, semakin indah bila beberapa warna yang tidak saling sikut bersatu padu dalam satu tujuan besar. Biarkan saja setiap warna itu mengekspresikan diri dengan caranya sendiri, selagi tujuan utama masih tetap satu.

Ini bukan soal pelagi. Tapi akankah makhluk sosial ini mampu mengambil ibrah dari beberapa warna itu, mereka berbeda dalam hal warna, tapi secara visual kita dapat melihat, betapa kompaknya mereka. Tidak satu mencoba untuk mendominasi yang lainnya. Tidak berlawan arah dalam setiap gerakan. Seirama dalam menjalankan misi.