Cerita dari Negeri Dongeng

in #indonesia5 years ago (edited)

Suatu ketika, Amr bin Ash sang Gubernur didatangi oleh anak Khalifah Umar bin Khattab, Abdurrahman. Ia meminta sang Gubernur menghukumnya karena ia tak sengaja meminum minuman yang memabukkan. Mari kita lihat keanehannya: Abdurrahman menyangka bahwa minuman itu tidak memabukkan lalu diminumnya. Tak ada saksai, kecuali temannya yang juga datang bersamanya meminta hukuman. Ditambah lagi, ia adalah anak Khalifah yang sedang berkuasa. Mengapa ia harus repot-repot meminta hukuman?

Saat itu, hukuman meminum minuman keras adalah digundul dan dicambuk 100 kali di depan umum. Amr bin Ash yang tak mau menghukum anak Khalifah yang juga adalah atasannya mengusir Abdurrahman. Namun Abdurrahman kembali datang dan meminta dihukum, kalau tidak ia akan melaporkan Amr bin Ash kepada ayahnya. Amr bin Ash akhirnya menghukum Abdurrahman dan temannya di pekarangan rumah Gubernur, tidak di hadapan publik seperti peraturan yang berlaku.

Entah bagaimana caranya, ternyata berita itu pun sampai kepada Umar bin Khattab. Ia menyurati Amr bin Ash dan mengancam akan memecatnya dengan tidak hormat karena ia berani memberikan hukuman yang tidak sesuai dengan peraturan pada anaknya. Kemudian Umar memerintahkan Amr bin Ash mengirim Abdurrahman dalam pakaian "orang terhukum" kepada Umar, padahal saat itu Abdurrahman masih sakit karena hukuman cambuk yang pertama. Umar pun menghukum anaknya kembali di depan orang banyak sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Cerita di atas bukan khayalan Abu Nawas. Ia benar-benar terjadi walaupun mungkin sulit bagi kita yang tidak pernah hidup bersama Rasulullah untuk bisa memahaminya. Bukankah selalu dipertontonkan bagaimana seorang yang tak layak bisa menjabat ini dan itu hanya karena berhubungan darah dengan si ini atau si itu. Bukankah juga seorang yang jelas-jelas salah bisa keluar dari jeratan hukum hanya karena anak si ini atau si itu? Kan tak mungkin ada ayah seperti Umar atau anak seperti Abdurrahman yang walaupun memegang kekuasaan tetap taat pada konstitusi yang berlaku. Tak ada yang dianak-emaskan, tak ada yang dianak-tirikan. Semua sama di hadapan hukum.

Umar bukan lulusan ilmu hukum, bahkan tak pernah masuk universitas mana pun di dunia. Ia hanya dididik oleh kekasih Penguasa Jagat dalam sebuah lembaga pendidikan bernama kehidupan. Memang sejatinya ilmu yang paling sulit kau mengerti dan praktekkan adalah ilmu kehidupan itu. Tak peduli berapa gelar akademismu, dari universitas mana kau berasal, kalau kau tak mengerti kehidupan, maka tetap saja kau akan jadi manusia yang serba dangkal, minim kebijaksanaan. Maka tak perlu berlepotan mulutmu menyebut kata hukum dan sejuta konsep dan konstruk lainnya. Buat apa membicarakan keadilan tapi hatimu menuntut dunia dan isinya? Pahami saja kehidupan, biarkan hati nurani jadi penuntun jalan dan adillah bahkan terhadap mereka yang tak menyukaimu. Suatu saat jika Tuhan berbaik hati memberimu pemahan tentang itu semua, maka cerita Abdurrahman takkan tampak seperti kisang dongeng lagi bagimu. Ia nyata, senyata-nyatanya.

Coin Marketplace

STEEM 0.27
TRX 0.13
JST 0.032
BTC 62737.73
ETH 2925.66
USDT 1.00
SBD 3.50