Review Buku Acehnologi Volume 3 Bab 24 ( JEJAK BUDAYA ACEH)

in #indonesia6 years ago

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, pada kesempatan ini saya akan mengulas buku ACEHNOLOGI volume 3 pada bab ke - 24 yang berjudul Jejak Budaya Aceh.

Banyak orang Aceh yang mengatakan, bahwa kata Aceh itu berasal dari huruf pertama di negara lain, a itu di sebut arab, c itu di sebut cina, e itu di sebut eropa dan h itu di sebut hindia, negara2 tersebut memang pernah menjamah Aceh, contohnya saja bisa kita lihat sampai sekarang, yaitu di Aceh sendiri masih ada agama kristen, agama kong hucu, dan agama hindu, akan tetapi agama islamlah yang paling mendominasi, dari semua agama tersebut, karena dominasi dari agama islam inilah sehingga kebudayaan Aceh menjadi arabisasi. Sungguh sangat sulit membedakan antara budaya yang kita lakukan sehari hari dengan agama yang kita percayai karena sudah bercampur baur antar keduanya. Ada yang menyebutkan bahwasanya budaya adalah suatu kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat secara berulangkali, sehingga menjadi suatu kebiasaan dalam masyarakat tersebut.

Pada intinya yang paling penting dalam memahami arti dari budaya itu sendiri adalah kita harus mengetahui bahwasanya bagaimana masyarakat itu memandang budaya mereka sendiri. Budaya merupakan suatu hasil pemikiran manusia yang di aplikasikan ataupun di praktekkan di dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Kehidupan orang Aceh sangat sedikit di teliti, yang di teliti hanyalah adat istiadat dan kehidupan beragama mereka yang sesuai dengan ajaran islam. Jadi setiap kali di lakukan suatu penelitian Aceh selalu dikaitkan dengan ajaran islam, dan ini juga sama halnya dengan penelitian mengenai bangsa melayu, pasti tidak lepas dari ajaran islam. Sejarah tata laksana pemerintahan Aceh pada zaman kerajaan diantaranya ada, peringkat teratas atau peringkat yang paling tinggi kedudukannya adalah raja atau sultan kemudian di bawahnya ada Ule balang, lalu di bawah ule balang ada mukim dalam arti beberapa kampung, di bawahnya lagi ada sago yang terdiri dari beberapa federasi kampung. Itu adalah data yang di teliti oleh para sarjana.

Pada dasarnya kehidupan rakyat Aceh sama saja dengan rakyat daerah lainnya, hanya saja mengenai peraturan rakyat Aceh di warnai oleh agama islam. Dalam urusan hukum, ulama lah yang sangat berperan penting dalam menetapkan suatu hukuman, ulama terdahulu di simbolkan dengan syiahkuala, beliau adalah seorang ulama yang sangat mahsyur pada era kerajaan islam. Pada intinya ulama sangat berpengaruh dalam kerajaan Islam Aceh, dan ulama juga bisa mempengaruhi pemikiran sultan dan rakyat Aceh pada saat itu.

Ada istilah Po Teumeureuhom yang bermakna bahwa Raja atau sultan yang memiliki kekuasaan penuh. Akan tetapi kelompok agama yang memegang kendali suatu kerajaan. Ada juga istilah reusam bak bentara yang mempunyai makna cara berpikir dan cara kemajuan masyarakat, reusam mempunyai arti gaya hidup masyarakat Aceh.

Untuk persoalan upacara yang bersifat kerakyatan ada simbol budaya dikenal dengan istilah qanun bak putroe phang. Di Aceh sendiri banyak ritual yang diadakan diantaranya ada keunduri blang yang biasa dilakukan pada saat sebelum turun ke sawah, ada juga keunduri laot di lakukan pada saat masyarakat di daerah pesisir ketika hendak melaut. Ada juga tradisi suluk atau bertapa yang di lakukan di sekitaran kuburan para ulama.

Dalam hal ini budaya hanyalah sebagai bagian dari sistem berpikir masih belum berisi simbol dan juga sebagai teks. Pada intinya kita tidak mencari keaslian dalam sebuah budaya, akan tetapi bentuk dari sistem berpikir terhadap suatu budaya, dan apabila budaya Aceh rusak, maka akar dari permasalahannya dari sistem berpikir tersebut.
Baik sahabat sekalian hanya ini yang dapat saya paparkan dalam tulisan saya kali ini.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 69824.27
ETH 3761.57
USDT 1.00
SBD 3.81