Review Buku Acehnologi Volume 3 Bab 26 (MAKNA DAN PERAN BAHASA ACEH)

in #indonesia6 years ago

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, pada kesempatan ini saya akan mengulas buku ACEHNOLOGI volume 3 pada bab ke - 26 yang berjudul Makna dan Peran Bahasa Aceh.

Pada Bab ini lebih banyak membahas mengenai peranan dan penggunaan bahasa Aceh dalam kehidupan masyarakat Aceh. Bahasa Aceh memang sudah banyak di kaji oleh para sarjana akan tetapi bahasa Aceh belum menjadi subjek mata pelajaran atau mata kuliah yang diajarkan, tidak banyak para sastrawan yang ingin mempelajari atau mendalami bahasa Aceh, beda halnya dengan bahasa lain seperti, sastra melayu, sastra jawa, sastra sunda.

Seperti yang kita semua ketahui sekarang ini orang- orang yang tinggal di daerah perkotaan ataupun yang tinggal di sekitaran kota banda Aceh, kebanyakan dari mereka tidak bisa berbahasa Aceh. Ini semua terjadi karena sekolah di perkotaan menggunakan bahasa Negara kita yaitu bahasa Indonesia, dan hal ini yang pernah dialami sendiri oleh penulis buku Acehnologi, siapa lagi kalau bukan pak kamaruzzaman.

Saya akan menceritakan sedikit sejarah tentang kehidupan pak kamaruzzaman di masa kecil hingga sekarang (beliau dewasa), tentunya cerita ini saya peroleh dari buku Acehnologi, kenapa saya menulis sejarah beliau dalam tulisan saya kali ini? Karena sejarah beliau sudah cukup mewakili apa yang akan kita bahas pada bab ini, beliau menceritakan bahwa pada tahun 1980-an beliau mulai di besarkan di sebuah desa Gunci yang pada tahun 80-an desa tersebut sangatlah terisolir, bahkan semua sarana dan prasarana sangat minim, tidak ada listrik, tidak ada tv, tidak ada handphone, bahkan berjalanpun masih menggunakan jembatan gantung (tutoe ayoen).

Cara berkomunikasi pada zaman itu kebanyakan menggunakan bahasa tubuh, dengan cara blie mata (membelalak mata) sudah cukup mengerti bahwasanya isyarat tersebut tidak boleh dilakukan, dengan cara tersebut anak di daerah ini, menjadi paham kalau sedang di marahi. Bahasa tubuh merupakan hal terpenting dalam tradisi masyarakat Aceh.
Ketika pak Kamaruzzaman bersekolah, di situlah mulai mengenal bahasa Indonesia, meskipun dengan kawan-kawan masih menggunakan bahasa Aceh, adapun bahasa Aceh yang di gunakan mempraktikkan bahasa dari orang yang lebih tua, seperti 'kah','key','okma','letma','papma', namun bahasa tersebut merupakan bahasa kotor, pak kamaruzzaman teringat ketika membaca bahasa Indonesia yaitu ini budi, ini wati, ini ibu budi dan ini ibu wati, dan juga menghafal pantun yang bernuansa desa misalkan seperti pada hari minggu kuturut ayah ke kota... Kemudian ada istilah yang di sebut dengan orang teunong, maksudnya yaitu masyarakat masih menggunakan bahasa Aceh tulen yang masih sangat kental dengan huruf ‘t’. Pada tahun 1993 pak Kamaruzzaman pindah ke Banda Aceh belajar di MAPK(Madrasah Aliyah Program Khusus) di situ beliau mendengar bahasa logat Aceh rayeuk, ketika pak kamaruzzaman rindu bahasa sendiri mulailah mencari sesama orang yang sekampung dengannya. Pada tahun 1996 pak Kamaruzzaman pindah ke Yogyakarta ketika tiba di sana mulai menggunakan bahasa indonesia, akan tetapi tetap di kenal sebagai orang Aceh di kenal dengan logat ‘t’, mereka menganggap hanya dua daerah yang memiliki keunikan dalam mengucapkan huruf t yaitu Aceh dan Bali.

Demikianlah perjalanan beliau tentang Aceh dan bahasa Aceh dari sini bisa di petik hikmah penggunaan bahasa Aceh memang penuh dengan liku-liku sebab dari SD hingga perguruan tinggi tidak menjadikan bahasa Aceh penting dalam dunia pendidikan, bahasa Aceh juga bukan merupakan bahasa resmi di lingkungan dengan pemerintahan.

Di tarik sebuah kesimpulan bahasa Aceh berada pada situasi yang sangat mengkhawatirkan, bukan tidak mungkin beberapa tahun kedepan di daerah perkotaan khususnya bahasa Aceh tidak di gunakan lagi bahasa Aceh, dalam kata lain mulai punah di negeri sendiri. Bisa jadi ini semua diakibatkan karena bahasa Aceh tidak digunakan sebagai bahasa pengantar dan sedikit sekali karya yang dihasilkan dalam bahasa Aceh. Sehingga bahasa Aceh lebih dikenal dengan bahasa rakyat daripada bahasa resmi, sehingga kemudian bahasa Aceh tidak memberi dampak yang cukup besar bagi orang Aceh sendiri.

Baik sahabat sekalian hanya itu yang dapat saya kaji pada bab ini semoga bermanfaat.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 69995.16
ETH 3735.97
USDT 1.00
SBD 3.74