Kamu sering nonton bioskop? Rupanya film yang kamu tonton, BUKAN film.

Perkembangan film diseluruh dunia sudah menjadi bisnis yang besar bagi pembuatnya. Terutama film bioskop. Tidak sembarang film bisa diputar disana karena harus melewati proses kurasi (penilaian) yang ketat. Para tim kurasi bioskop biasanya mengkurasikan film-film tersebut sebelum diputar. Apakah mendatangkan keuntungan bagi mereka atau tidak.

Film-film yang diputar di bioskop biasanya tidak terlalu memperhatikan bagaimana kandungan seni visual dalam film, tetapi mereka lebih melihat kepada keuntungan yang di peroleh. Berbeda dengan festival film, walaupun masih termasuk dalam film bisnis tapi festival lebih bersifat visual artistik. Dengan kata lain, film untuk festival bisa diputar di seluruh bioskop akan tetapi film bioskop tidak bisa semuanya diputarkan pada festival.

Sekarang ini, orang-orang berfikir bahwa film bioskop, itulah film. Bahkan mereka mengganggap enteng film-film yang dibuat khusus untuk festival. Padahal kalau dilihat dari segi proses, film yang dibuat untuk bioskop bisa diproduksi dengan waktu sangat cepat. Tapi, kalau film yang dibuat untuk festival, membutuhkan waktu lama karena sangat mengedepankan unsur artistiknya.

Film festival, bisa kita ibaratkan seperti Fashion Show sedangkan film bioskop seperti fashion atau baju yang dijual di pasaran. Bayangkan bagaimana banyak baju yang dijual dipasaran? Begitulah banyaknya film bioskop. Berbeda dengan film yang dibuat khusus untuk festival, dimana film ini dibuat betul-betul sangat memperhatikan unsur artistik didalamnya.

Jadi luasnya model film itu mengharuskan terlibatnya berbagai cabang ilmu. Bagaimana model film festival? yang melahirkan banyak kritis atasnya dan riset lanjutan serta bahasan secara akademis.

Jangan lupa nonton film special screening di Aceh Film Festival tanggal 8-10 Desember 2017 di Taman Budaya Banda Aceh