Sakit, berulang-ulang ini bukan permainan dan candaan sayang

Minggu malam saat orang-orang bahagia, aku harus meneteskan butiran-butiran mutiara yang tak semestinya aku keluarkan. Air bening yang jarang menetes tersebut dan harga lebih mahal dari emas dan perak harus jatuh kebumi, aku keluar dengan rasa yang sangat kekecewaan yang mendalam, perih sekali yang aku rasa, rasa-rasanya ini pertama kali aku mengalami nasib seperti ini. Aku banyak diam setelah perkataan mereka dan meninggalkan lokasi untuk melepaskan air yang tak sanggup aku bendung lagi. Apa salah ku? Aku terus bertanya dan bertanya, aku mengikuti semua peraturan yang mereka buat. Apa salah ku ya tuhan? Sakit hatiku, perih hatiku, andai ada tempat aku pasti mengadu, pasti akan ku lepas rasa yang membuat aku menderita.

Ku usap mata dan ku berjalan mencari ruko tempat orang berjualan dari satu ruko ke ruko lain namun karena hampir tengah malam jadi aku tak menemukan apa yang aku cari. Aku tak banyak bicara dan pulang kerumah tanpa basa-basi lagi pada siapapun. Hatiku hancur berkeping-keping masih terdengar jelas suara-suara itu menyengat hatiku yang merobek-robek hatiku hancur, lebih sakit dari sengatan lebah.

Aku diam untuk menahan kemarahan yang sudah memuncak yang ingin mengamuk-mengamuk dan membungkam orang-orang itu. aku pun pura-pura sibuk dengan gatget seakan lagi chattingan dengan pacar padahal aku jomblo sejak tahun lalu. Ternyata diam itu membuat aku lebih kuat sehingga aku tak memperlihat emosi ku didepan mereka, biarkan aku sendiri yang menanggung sakit ini, jujur aku sangat kecewa dengan orang..

Harapan aku kedepan semoga caranya tak membuat yang lain terluka, kita bukan individu tapi kelompok jadi jangan jadikan perkara serius sebagai permainan dan candaan mu

Posted using Partiko Android